Dua pejabat senior Turki menjadi sasaran AS, dan tindakan ini menjadi preseden bagi AS dalam sekutu NATO.
Bloomberg News mengungkapkan bahwa AS telah memformulasikan daftar sanksi, dan selain anggota kabinet Erdogan, daftar itu juga termasuk menantu Erdogan, dan Menteri Keuangan dan Bendahara Turki saat ini, Berat Albayrak, serta putra bungsu Erdogan, Bilal Erdogan.
Edieis Kardsh, Kepala Pusat Ekonomi dan Politik Universitas Istinye, Turki mengatakan: Sanksi ini tidak hanya tentang kasus Brunson, tapi tentang hubungan buruk AS dan Turki.
Sebenarnya, karena mereka telah terpengaruh oleh situasi Timur Tengah dan perubahan dalam politik domestik Turki, antara Turki dan AS terus terdapat ketidak setujuan, dan kedua negara telah mengalami konflik yang tidak dapat didamaikan, antara lain masalah gerakan Gulen, dan isu-isu lainnya. Karenanya, hubungan AS-Turki menjadi semakin renggang, jadi tidak mengherankan krisis diplomatik bisa pecah kapan saja.
Analis percaya bahwa perselisihan tentang apakah pastor AS Brunson harus dibebaskan adalah masalah sampingan dari krisis hubungan AS-Turki. Bukan pokok masalah.
Jadi persilihan apa yang membuat AS dan Turki tidak dapat didamaikan? Mengapa AS memutuskan untuk memberikan sanksi pada Turki saat ini?
Pada 15 Juli, di Istanbul, Turki, banyak warga melambaikan bendera nasional Turki saat mereka memperingati ulang tahun kedua kudeta yang gagal. Presiden Turki Erdogan berjalan ke panggung dan berbicara kepada kerumunan pendukungnya.
Erdogan dalam pidatonya mengatakan: Kami akan terus berjuang dalam batas-batas hukum sampai pengkhianat terakhir dari Organisasi Teror Gulenist (FETO) dieksekusi.
Pemerintah Turki selalu percaya bahwa tokoh agama Fethullah Gulen, yang tinggal di AS, adalah dalang di balik kudeta yang gagal, dan telah menuntut Gulen diekstradisi ke Turki, tetapi sealau ditolak AS.
Beberapa pihak di Turki bahkan percaya bahwa AS diam-diam mendukung kudeta 2016. Pada saat yang sama, banyak warga Amerika ditahan di Turki. Selain dari pendeta Brunson, ada juga ilmuwan dari NASA, wartawan, dan pekerja kedutaan dan konsulat.