Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Latar Belakang dan Logika Trump Melakukan Perang Dagang

31 Juli 2018   19:37 Diperbarui: 31 Juli 2018   19:59 7172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut para analis ini terjadi berkat diarahkan pada tarif yang meningkat baru-baru ini oleh pemerintah Trump yang ditujukan kepada berbagai mitra dagang, hal itu telah menjadi latar belakang yang mendorong terjadinya ini.

Juga, apa yang dilakukan pemerintahan Trump saat ini adalah mengganggu tantanan perdagangan internasional yang asli, yang mengatakan bahwa perjanjian perdagangan bebas yang sudah ditandatangani dengan mitranya tidak lagi berlaku dan harus ditandatangani kembali, sehingga tidak peduli apakah itu UE atau Jepang , mereka berdua akan merasa bahwa AS adalah mitra yang sangat tidak dapat diandalkan dan tidak dapat dipercaya.

Jika pasar AS tidak dapat diandalkan, maka mereka harus merumuskan aliansi perdagangan bebas yang lebih solid untuk menghindari pukulan dari kebijakan AS.

Setelah Jepang dan UE menandatangani EPA pada 17 Juli, outlet media AS menjadi was-was terhadapnya. "Trading Past America" adalah judul editorial yang diterbitkan dalam "The Wall Street Journal," yang mengatakan bahwa Trump menyebut Uni Eropa adalah "musuh" perdagangan minggu lalu, dan dengan Uni Eropa dan Jepang menandatangani perjanjian yang akan "menyebabkan perusahaan-perusahaan AS jadi dingin."

Hal ini jelas karena dua sekutu tradisional AS, Jepang, dan UE telah menciptakan lebih banyak pertahanan pasif bukan oposisi agresif. Kenyataannya, mereka berharap bahwa "bos" dapat mengubah pikirannya. Tapi masalahnya adalah bahwa "bos" telah memutuskan untuk melanjutkan kebijakan "Amerika Frist."

Dengan adanya masalah ini, banyak yang bertanya-tanya akankah timbul kesimpulan yang berbeda?

Selain bekerja dan berkoordinasi bersama, UE telah mengambil beberapa tindakan penanggulangan terhadap AS.

Pada 22 Juni UE mengumumkan serangkaian peningkatan tarif atas produk-produk AS, termasuk sepeda motor, senilai 2,8 miliar euro akan ditetapkan sebagai tanggapan atas perang dagang yang dimulai oleh AS. Jadi sebenarnya semuanya masih jauh dari selesai.

Pada 20 Juli, Komisi Eropa mengumumkan bahwa 'Google' akan didenda 4,34 miliar euro untuk menghukumnya karena menggunakan sistem operasi Android untuk meningkatkan monopoli pada mesin pencari, peta, dan layanan lainnya di pasar Eropa, dan denda ini memecahkan rekor global untuk denda anti-trust terbesar selama ini.

Pada 21 Juli, otoritas peraturan anti-monopoli Uni Eropa memperkuat tuduhan mereka terhadap Qualcomm, produsen chipset terkemuka dunia, yang akan menghadapi denda hingga 10% dari penjualan globalnya.

Dikatakan bahwa pendapatan penjualan Qualcomm pada tahun 2017 adalah 23 miliar USD, dan jika tuduhan ini ditemukan benar, denda bisa mencapai 2,3 miliar USD.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun