Trump, dan pemerintah AS saat ini telah mengatakan bahwa selama mereka membangun jaringan pipa North Stream 2 dan meningkatkan hubungan energi dengan Rusia, lalu bagaimana mereka akan membedakan antara perbedaan mereka dalam masalah keamanan dengan Rusia, ada kemungkinan itu akan saling berkonfrontasi satu hari nanti. Karena satu sisi, mereka sangat bergantung pada Rusia untuk energi, tetapi di sisi lain, mereka masih memandang mereka sebagai musuh. Pada kenyataannya, hal itu tidak boleh terjadi.
Saat ini, hubungan AS-Rusia sangat rumit dan kompleks, dan AS dan Eropa terlihat harmonis tetapi sebenarnya berselisih, sementara "kemitraan yang merepotkan" antara Eropa dan Rusia bahkan menjadi lebih merepotkan lagi.
Jadi apa alasan untuk mengubah hubungan trilateral AS-Rusia-Eropa?
Tengah hari pada 12 Juli, waktu setempat, Presiden AS Donald Trump mengadakan konferensi pers ad hoc di markas NATO di Brussels. Ketika wartawan bertanya kepadanya, bagaimana dia melihat Putin dan Rusia yang dipimpinnya, ini tanggapan Trump: "Putin bukan musuh Amerika. Seseorang ada yang bertanya: 'Apakah dia musuh?' Dia bukan musuhku. Apakah dia teman? Tidak, aku tidak cukup mengenalnya. Tapi beberapa kali aku bertemu dengannya, kami sudah sangat baik, kalian bisa melihatnya."
Selain itu, menurut laporan 15 Juli dari situs web Jerman "Der Spiegel" Trump mengatakan selama wawancara dengan CBS-AS bahwa Uni Eropa adalah lawan AS, dan bahkan lebih akurat lagi "musuh" AS, kemudian dianggap alasan untuk kebijakan perdagangan Uni Eropa, "Dapatkah Trump benar-benar membedakan antara teman dan musuh?", Beberapa politisi Amerika dan Eropa tidak bisa tidak jadi bertanya.
Jean-Claude Juncker, Presiden Komisi Eropa jadi bertanya: "Dengan teman seperti itu, siapa yang butuh musuh?"
Untuk negara-negara Eropa, sesuatu yang sulit mereka terima adalah bahwa hal semacam ini seharusnya tidak boleh terjadi di antara sekutu, dan sekutu tidak boleh berselisih, tetapi dalam kenyataannya, ini justru terjadi.
Pada saat yang sama, kita juga telah melihat bahwa dari sebelum pemilu hingga setelah terpilih, Trump telah secara terus-menerus membuat sikap ramah terhadap Presiden Putin. Di satu sisi, dia telah berselisih dengan sekutu-sekutunya, dan di sisi lain, dia telah bersikap ramah terhadap musuh hipotetis jangka panjang AS, jadi ini telah memunculkan isu lain tentang kebijakan Trump terhadap sekutunya dengan apa yang disebut "musuh", hingga saat ini masih sangat tidak jelas.
Sikap Sebenarnya Trump
Sebenarnya, dalam masa-masa yang membingungkan ini, apa yang belum berubah adalah konsep tata kelola "America Frist" Trump. Di permukaan, Trump menghancurkan tatanan dunia, dan akan membentuk kembali kepentingan AS menurut pandangannya.
Jika dicari alasan yang lebih dalam, orang dapat melihat dia menggunakan spanduk "America Frist" untuk terus membuat AS berdiri di "puncak dunia." Inilah yang diinginkan Trump, dan merupakan alasan mendasar antara "kabut" yang terjadi antara AS, Rusia, dan Eropa.