Setelah tiba, Trump sekali lagi "mengecam" NATO. Dia menuduh Jerman sebagai "tawanan" Rusia dan pada waktu yang sama, dia dengan keras menuntut agar sekutunya segera meningkatkan anggaran belanja pertahanan mereka menjadi 2% dari PDB nasional mereka, dan berharap negara-negara NATO dapat secara besar-besaran meningkatkan anggaran pertahanan mereka menjadi 4% dari PDB mereka --- menggandakan standar.
Jika kita melihat bagaimana Trump telah menyulitkan sekutu NATO, terutama sekutu Eropa, berulang kali mengenai pembelanjaan militer, hal ini telah menunjukkan gaya kepedulian Trump yang sangat jelas tentang keuangan.
Aspek lain adalah bahwa Trump berharap masalah ini akan menjadi alat untuk menekan Eropa dan Jerman, karena kita telah melihat dengan latar belakang perang dagang saat ini, konflik antara Jerman dan AS telah menjadi sangat menarik, terutama ketika itu sudah menyangkut kepentingan ekonomi.
Jadi dalam situasi seperti ini, ketika menyangkut hubungan Eropa-AS, Trump perlu menetapkan kembali prioritasnya.
Pada 12 Juli, momen paling "ajaib" telah terjadi pada KTT NATO. Donald Trump mengatakan: "Semua pihak setuju untuk meningkatkan komitmen mereka secara substansial. Mereka akan meningkatkannya pada level yang tidak pernah mereka pikirkan sebelumnya. Semua orang di ruangan itu, pada saat kami pergi bersama, dan mereka setuju untuk membayar lebih, dan mereka setuju untuk membayarnya lebih cepat.
Namun tidak lama setelah konferensi pers Trump berakhir, Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan jelas mengatakan kepada para wartawan bahwa sekutu NATO setuju untuk meningkatkan pembelanjaan pertahanan mereka ke tingkat "tidak seperti sebelumnya" bukanlah demikian.
Marcon mengatakan: "Perancis akan meningkatkan pengeluaran militernya berdasarkan peta rencana tahun 2014. Kami akan menepati janji kami, dan akan meningkatkan belanja militer kami menjadi 2% dari PDB kami pada tahun 2024."
"The Guardian" yang berbasis di Inggris mengomentari tentang NATO ini dengan mengatakan: "Ini adalah salah satu puncak paling memecah belah dalam sejarah 69 tahun NATO."
Setelah meninggalkan Brussels, Trump memulai kunjungan ke Inggris, yang awalnya dibayangkan akan seperti berkunjung ke taman bunga, ternyata berubah menjadi "karnaval" yang sangat berbeda.
