Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Taruhan Trump untuk Mengubah Tatanan Tata Kelola Global

3 Juli 2018   13:23 Diperbarui: 3 Juli 2018   13:38 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.theguardian.com

Dikarenakan keretakan dengan sekutu tradisional terus memburuk, AS mungkin akan terus menarik diri dari lebih banyak kelompok-kelompok dan kesepakatan-kesepakatan dengan kecepatan yang tidak dapat distop.

Para ahli memperkirakan bahwa penarikan AS berikutnya kemungkinan akan terjadi pada Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA).

Pada pertengahan Mei, AS terlibat dalam putaran dialog baru dengan anggota NAFTA lain, Kanada dan Meksiko, dan ingin merevisinya dengan kondisi yang menguntungkan bagi AS. Tetapi negosiasi berakhir dengan tidak menyenangkan dan tanpa hasil. Sedang waktu negosiasi berikutnya masih belum ditetapkan.

Jadi banyak sentimen publik di AS telah memprediksi bahwa Trump mungkin akan menarik diri dari NAFTA dalam penarikan diri berikutnya. Tampaknya sesungguhnya, dia memiliki ancang-ancang atau timeline bahwa jika dia tidak mencapai kesepakatan baru dalam setahun, maka dia akan menarik diri, dan berdasarkan negosiasi saat ini, dia pasti tidak akan mencapai kesepakatan, jadi itu adalah probabilitas yang sangat tinggi bahwa dia akan menarik diri.

Selama ini, AS selalu membanggakan tentang "kepemimpinannya", bahwa AS adalah pemimpin, atau jika Anda menyebutnya dengan istilah lain, itu adalah hegemoni. Dalam bahasa Inggris, "hegemony" sebenarnya bukanlah kata yang sangat negatif.

Secara fundamental, hegemoni AS tidak sama dengan hegemoni masa lalu. Amerika menyebut diri mereka sebagai "hegemon sistemik", bahwa AS telah menggunakan sistem internasional untuk mencapai hegemoni.

Tetapi sekarang, perilaku pemerintah AS menghancurkan hegemoni sistemik ini, dan kembali ke metode asli untuk mencapai hegemoni melalui kekuatan --- bahwa mereka memiliki kepalan yang lebih kuat, atau lengan yang lebih kuat, sehingga setiap orang harus mendengarkannya. Demkian pandangan dari analis dunia luar.

Beberapa analis telah mengklaim bahwa apa yang diinginkan oleh pemerintah Trump sebenarnya adalah mengabaikan "tanggung jawab dan tugas" AS se-bisa mungkin, mengabaikan apa yang dapat dilakukannya, meneruskan apa yang bisa, dan memilih apa yang bisa, untuk mengurangi biaya dan yang langsung bisa mendapatkan hasil dari yang diinginkan.

Perlu dicatat bahwa dalam hal ini mengurangi tanggung jawab, hal ini tidak menunjukkan bahwa kemampuan dan kemauan AS untuk mengambil bagian dalam tata kelola tatanan global akan menurun.

Meskipun Trump telah dicap sebagai "anti-globalis" sejak menjabat presiden, beberapa analis percaya bahwa pemerintahan Trump sebenarnya "ingin menggantikan aturan dengan kekuatan, dan globalisme dengan Amerikanisme."

Mereka kira AS tidak hanya akan  mengambil bagian dalam tata kelola tatanan global. Hal itu dianggap tidak masalah. Tapi AS bertindak menentang model tata kelola global, dan meninggalkannya dikarenakan alakan mencari metode tata kelola global yang baru. Misalnya, bagaimana untuk mengatur sistem perdagangan global? Apakah akan mengelolanya melalui kerangka kerja global WTO? Atau melakukannya dengan "mengalahkan" satu mitra dagang satu demi satu untuk mencapai pengaturan perdagangan yang terlihat masuk akal dari perspektif AS? Bukankah itu bentuk tata kelola? Bukankah itu bentuk tata kelola sistem perdagangan? Ini adalah bentuk tata kelola yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun