Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Taruhan Trump untuk Mengubah Tatanan Tata Kelola Global

3 Juli 2018   13:23 Diperbarui: 3 Juli 2018   13:38 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.theguardian.com

Dalam satu tahun lebih sejak Trump menjabat, AS mengumumkan penarikan diri dari enam organisasi internasional dan perjanjian multilateral seperti TPP, Perjanjian Paris, UNESCO, "Global Compact for Migration," perjanjian nuklir Iran, dan Dewan HAM PBB.

Trump bahkan pernah mengancam akan mundur dari G7 dan WTO atau Organisasi Perdagangan Dunia. Beberapa ahli bercanda bahwa berdasarkan tren saat ini, suatu hari, tidak mengherankan jika AS menarik diri dari PBB.

Jadi, alasan apa yang menjadi latar belakang "kecanduan" AS untuk menarik diri?

Pada 1 Juni 2017, Presiden AS Trump mengumumkan penarik diri AS dari Perjanjian Paris, mengklaim bahwa Kesepakatan Paris tidak banyak hubungannya dengan perubahan iklim, melainkan lebih banyak negara-negara lain yang mengambil keuntungan dari ekonomi AS.

Sebagai penghasil emisi gas rumah kaca terbesar kedua di dunia, penarikan AS dari Perjanjian Paris akan berdampak besar pada model pemerintah yang digunakan dunia untuk menangani pemanasan global, dan membuat kita melihat akan adanya perubahan signifikan di negara yang paling kuat ini di dunia dari perspektif yang berbeda-beda.

Di belakang penarikan Trump dari "Perjanjian Iklim Paris" menjadi isu penting dalam struktur ekonomi. Bagi pendahulunya pemerintahan Obama sangat menghargai ekonomi hijau, termasuk pengembangan energi baru, tetapi pemerintahan Trump dan pemerintahan Republik jelas mewakili kelompok kepentingan untuk energi lama. Karena pendukung dia adalah sejumlah besar kelompok keuangan yang berasal dari perusahaan besar dan perusahaan energi.

Selain itu, basis pemilih Trump berasal dari tempat-tempat seperti tambang batubara, jadi pada kenyataannya, ia mungkin melihat ini sebagai manfaat restorasi dan pertumbuhan ekonomi AS dalam jangka pendek, tetapi ketika berhadapan dengan perubahan iklim, keputusan AS saat ini sebenarnya berbalik arah.

Selain menarik diri dari Perjanjian Paris, serangkaian penarikan AS telah menunjukkan "America First" dan unilateralisme dalam kebijakan luar negeri pemerintaahn Trump.

Sebagai seorang pebisnis elit, Trump sangat piawai dalam seni kesepakatan, dan menekankan transaksi "murah, memberi untung tinggi". Dia percaya bahwa multilateralisme dapat membatasi AS, dan karena itu lebih condong ke unilateralisme atau kerjasama bilateral.

Kebijakan luar negeri utama AS sebisa mungkin menggunakan sedikit sumber daya untuk memaksimalkan kepentingannya. Analis dan pengamat rasa ini adalah tujuan kebijakan luar negeri AS yang menggunakan unilateral, dan tidak menggunakannya dalam kesempatan multilateral, karena dalam situasi multilateral, efisiensinya cukup rendah.

AS mungkin sudah mengeluarkan banyak upaya untuk mempromosikan sesuatu di PBB, tetapi tidak dapat menyelesaikannya sama sekali, sehingga memutuskan untuk melakukannya secara unilateral atau sepihak. Ambil saja seperti isu nuklir DPRK (Korut) sebagai contoh, AS ingin melakukan tekanan maksimum dengan menggunakan perang dagang untuk menekan langsung pada negara-negara ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun