Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Taruhan Trump untuk Mengubah Tatanan Tata Kelola Global

3 Juli 2018   13:23 Diperbarui: 3 Juli 2018   13:38 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Munculnya populisme di AS menyebabkan Trump terpilih, dan kenapa Trump terpilih adalah karena kepribadian dan kebijakannya melayani sentimen para populis.

Mereka saling meningkatkan satu sama lain. Di masa lalu, seorang filsuf Jerman mengemukan teorinya bahwa jika rakyat adalah 0. Dalam data, mereka adalah 0, dan harus ada satu orang yang merupakan 1, karena meskipun terdapat tak terhitung banyaknya 0,  andaikata ditambahkan bersama-sama masih tetap juga 0. Dia mengatakan bahwa jika 0 yang tak terhitung jumlahnya memiliki 1 saja di depan mereka, itu adalah jumlah yang luar biasa besar.

Sekarang, Trump sudah sangat cerdik mengendalikan pikiran mereka, dan membantu mereka mengutarakan ide-ide mereka, sehingga mereka bersatu di bawah panji-panjinya. Biasanya, populis suka mengambil sikap keras secara diplomatis, dan orang-orang ini sangat frustrasi dan tidak senang dengan membelanjakan uang untuk kepentingan internasional, jadi para pendukungnya benar-benar mendukung tindakannya.

"Diplomasi yang tidak kooperatif" demikian "Der Spiegel" Jerman mengomentari untuk hal ini.

Sejak Trump menjabat presiden, kebijakan luar negerinya dipandu oleh penghapusan berbagai perjanjian multilateral. Sebagai pemimpin dari tatanan internasional akankah "kebijakan penarikan diri" AS dalam kerja sama internasionalnya menyebabkan efek kupu-kupu dalam politik internasional dan ekonomi?

Sumber: time.com
Sumber: time.com
Ini adalah gambar KTT G7 tahun ini yang dipublikasikan Kanselir Jerman Angela Merkel di situs media sosialnya. Ini menyebabkan ledakan komentar publik setelah dirilis.

Majalah mingguan "Focus" Jerman menunjukkan bahwa gambar ini menjadi gambaran simbolis dari KTT G7 tahun ini sebagai "G6 melawan 1."

Pertemuan G7 tahun ini telah dikatakan oleh dunia luar sebagai pertemuan puncak internasional yang paling terpecah belah dalam sejarah.

AS menolak untuk menandatangani komunike pada titik akhir, yang mencabik-cabik kesatuan superfisial dari hasil-hasil yang mempertahankan KTT G7.

Sebenarnya, bagi pihak yang mungkin telah terpukulan lebih besar mentalnya adalah para sekutu AS. Bagi sekutu AS, gen strategis tradisional mereka adalah sama. Mereka percaya bahwa nilai-nilai mereka benar, bahwa tatanan saat ini baik, bahwa tren multilateralisme saat ini sesuai dengan arus utama, dan globalisme itu sesuai dengan arus utama.

Tetapi apa yang terjadi, negara yang telah memimpin mereka kini mengundurkan diri, yang menyebabkan keretakan dalam masyarakat Barat dan antara negara-negara Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun