Dengan upaya semua pihak, bahkan tanpa kehadiran AS, kesepakatan nuklir Iran mungkin dapat terus bertahan. Namun dengan metode tekanan maksimum dari AS yang konsisten, kita masih menunggu untuk melihat apakah kesepakatan nuklir Iran akan mengalami perubahan dramatis di masa depan.
Sikap Iran
Setelah AS mengumumkan mundur dari kesepakatan nuklir Iran, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif melakukan kunjungan marathon ke Tiongkok, Rusia, dan beberapa negara Eropa, bernegosiasi dengan semua pihak tentang serangkaian masalah setelah penarikan AS dari kesepakatan tersebut.
Analis dan pengamat pikir rasionalitas yang diungkapkan oleh Iran saat ini melampaui imajinasi banyak pihak. Mereka tidak secara langsung bertentangan dengan AS, dan tidak menyatakan dengan tegas mereka takut akan sanksi AS, Â atau mereka berkemampuan untuk berdikari (berdiri dikaki sendiri). Zarif sama sekali tidak mengatakan satu kata pun seperti itu.
Sebaliknya, Menlu iran datang ke Beijing, Moskow, dan Wina, untuk terus melobi dan menyatakan sikap fundamental Iran, bahwa mereka tidak mau menerima lebih banyak sanksi, dan dalam menghadapi lebih banyak sanksi, kita dapat berbicara, dan dapat bertindak, dan dapat menjelaskan, berkompromi, dan membuat aksesi. Ini yang tampaknya menjadi sikap fundamental Iran.
Kenyataan, Iran telah tampil baik. Laporan mengatakan bahwa sejak kesepakatan nuklir Iran dicapai pada tahun 2015, IAEA telah memverifikasi 10 kali bahwa Iran telah menghormati janjinya terkait dengan senjata nuklir.
Selain itu, Putra Mahkota Arab Saudi Salman Al Saud memperingatkan sebelumnya bahwa jika Iran mengembangkan senjata nuklir, Riyadh akan mengikutinya.
Maka jika satu kali Iran menarik diri dari kesepakatan ini, secara obyektif, lingkungan regional dan lingkungan untuk pembangunan ekonomi domestik akan memburuk. Dan ini terjadi disebabkan oleh AS. Mungkinkah Iran menelan kebanggaannya begitu saja dan membiarkan dirinya dikerjai oleh AS seperti ini?
Yang pasti Iran akan membalas tindakan AS dengan caranya sendiri. Menyangkut hal ini, Iran memiliki banyak platform, saluran, dan sumber daya, dan Iran dapat, atau memiliki kemampuan untuk membuat AS menjadi tidak nyaman di Timur Tengah.
Aspek lain adalah bahwa sementara Menlu  AS Pompeo mengusulkan 12 tuntutan bahwa dunia luar berpikir keras, dia juga mengatakan bahwa AS tidak berusaha untuk mengubah pemerintah Iran, dan mengatakan bahwa jika Iran dapat menerima tuntutan AS, Amerika akan mengunjungi Iran dan memandang Iran sebagai teman.