"Semenanjung Korea saat ini dipenuhi dengan berbagai kemungkinan. Jika seseorang ingin menemukan sesuatu yang pasti dalam semua ketidakpastian ini, satu-satunya adalah Tiongkok yang tidak diragukan lagi dengan  "fondasi" yang mendukung perdamaian dan stabilitas Semenanjung Korea.
Karena untuk untuk waktu yang lama, Tiongkok telah menjadi bagian penting dari isu Semenanjung Korea, dan menjadi mediator positif dalam urusan Semenanjung Korea. Mereka telah berupaya mempertahankan keadaan "tidak ada perang, tidak ada ketidak-stabilan, dan tidak ada nuklir (no war, no instability, and no nukes)" di Semenanjung Korea. Dan dalam situasi Semenanjung Korea yang tidak dapat diprediksi, Tiongkok telah memainkan peran konstruktif yang positif dan tak tergantikan.
Kita tahu bahwa Kim Jong-un telah mengunjungi Tiongkok dua kali, sebenarnya dia juga menganggap Tiongkok sebagai negara yang sangat diperlukan untuk mempertahankan momentum pembangunan saat ini serta stabilitas dan perdamaian di Semenanjung.
Tampaknya Tiongkok pasti akan lebih proaktif untuk menjaga stabilitas di Semenanjung dan berusaha keras untuk memecahkan es padat yang tersisa dari Perang Dingin di Semenanjung, yang dipercaya cukup jelas keadaannya. Lagi pula, peran yang dimainkan Tiongkok tidak dapat digantikan oleh negara mana pun.
Alasannya karena Tiongkok selama ini dianggap telah menyerukan ke arah yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Sehari sebelumnya Tiongkok telah mengusulkan proposal "suspensi untuk suspensi" dan "pendekatasn dua jalur" (baca juga: Berharap Semenanjung Korea Menuju Perdamaian Dan Unifikasi)
Pada awal tahun ini, metode "suspensi-untuk-suspensi (penangguhan untuk penangguhan)" yang berarti bahwa DPRK tidak akan melakukan uji coba senjata nuklir dan rudal lagi, dan sekarang DPRK mengatakan bahwa mereka juga tidak akan mengembangkan senjata nuklir di masa depan lagi.
Pada awal 2018, Olimpiade Musim Dingin telah berhasil ditrapkan metode "suspensi-untuk-suspensi". DPRK menangguhkan uji coba nuklir dan rudal baru, dan AS dan ROK juga menunda latihan militer mereka.
Implementasi ini membuktikan bahwa proposal "penangguhan untuk penangguhan" Tiongkok bukanlah hanya sekedar teori, tetapi dapat ditindaklanjuti dan dapat direalisasikan, dan merupakan rencana yang sesuai dengan situasi Semenanjung Korea yang sebenarnya.
Proposal "suspensi untuk suspens" dan "pendekatan dua jalur (dual track approach)" dapat dikatakan sebagai kebijaksanaan Tiongkok yang menyiapkan situasi Semenanjung Korea dengan jalur yang efektif dan positif menuju rencana perbaikan.
Seperti kita ketahui, bagaimanapun, perdamaian dan stabilitas Semenanjung Korea secara langsung terkait dengan kepentingan Tiongkok sendiri.
Jika terjadi gejolak di Semenanjung Korea, itu akan menyentuh kepentingan vital Tiongkok. Mempertahankan stabilitas regional bukan hanya untuk DPRK dan ROK, tetapi juga untuk kepentingan nasional Tiongkok sendiri.Â