Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ketegangan Masalah Denuklirisasi Semenanjung Korea

30 Mei 2018   18:30 Diperbarui: 31 Mei 2018   04:25 1126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiongkok memiliki kepentingan strategisnya sendiri, dan kepentingan strategis ini bukanlah bahwa Tiongkok ingin mengendalikan suatu negara atau kawasan ini, Tiongkok lebih ingin menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan. Dan ini berulang kali dikumandangkan oleh pihak resmi Tiongkok.

Karena perdamaian dan stabilitas kawasan ini merupakan salah satu persyaratan yang diperlukan untuk pembangunan domestik Tiongkok sendiri, jadi dari perspektif ini, mereka tidak memiliki kepentingan egois dalam hal ini, mereka tampaknya berkomitmen untuk menjaga perdamaian di Semenanjung Korea, yang juga perlu dilakukan untuk perkembangan Tiongkok sendiri.

Sedangkan untuk DPRK dan ROK, mereka adalah suku bangsa yang sama, dan memiliki keinginan yang sama untuk perdamaian dan unifikasi.

DPRK bukanlah hanya satu-satunya yang menekankan perdamaian. Tiongkok juga benar-benar perlu memperhatikan satu hal yaitu bagaimana seluruh proses seharusnya dimulai untuk hubungan DPRK-ROK di Semenanjung Korea.

ROK juga tampaknya juga berupaya untuk menuju tujuan ini, dan pertama-tama mencoba untuk mencegah perang lain di Semenanjung Korea. Bagaimana mereka akan mencegahnya? 

Mereka merasa bahwa tindakan sementara tidak akan berhasil, karena hal-hal struktural masih ada, jadi pencapaian terbesar dalam pertemuan antara para pemimpin DPRK dan ROK pada 27 April 2018 adalah proklamasi yang sangat panjang bahwa kedua pihak mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi berperang.

Beberapa analis mengatakan bahwa ketika isu Semenanjung Korea bergerak lebih dari lingkup "rekonsiliasi nasional" ke lingkup "kontes diplomatik," "defisit kepercayaan" besar yang telah dibangun selama bertahun-tahun akan menjadi kendala terbesar.

Menghadapi lingkup wilayah yang komplek ini, perlu kiranya DPRK dan ROK sama-sama mencari solusi, dan bisa sadar diri untuk tidak dijadikan proxy untuk kepentingan negara adidaya. Demi untuk kepentingan kesejahteraan dan perdamaian rakyat sesuku sebangsa yang sama-sama sebagai suku bangsa Korea.

Marilah kita harapkan dan bantu secara moril untuk perdamaian serta unifikasi Semenanjung Korea.

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun