Situs Uji Coba Nuklir Punggye-ri terletak di Punggye-ri, Desa Kilju, Provinsi Hamgyong Utara, Â saat ini satu-satunya situs uji nuklir Korea yang dikenal dan diketahui di dunia luar. Dari uji coba nuklir pertama pada 9 Oktober 2006, hingga 3 September 2017, DPRK telah melakukan semua enam uji coba nuklirnya di sini.
Melalui analisis, media ROK percaya bahwa menghapuskan situs uji coba nuklir di Punggye-ri dapat membuktikan resolusi DPRK untuk menghapuskan senjata nuklir dari satu aspek denuklirisasi merupakan suatu signifikansi besar.
Pada 24 Mei lalu, disaksikan oleh para wartawan dari berbagai negara, DPRK secara resmi menghancurkan tempat uji coba nuklir di Punggye-ri dan meledakan terowongan bawah tanah dan beberapa fasilitas tanah yang berafiliasi. Menurut informasi yang ada, penghancuran berlangsung selama beberapa jam.
Meledakkan tempat uji coba nuklir di Punggye-ri, lebih mungkin sikap politik, yang menunjukkan bahwa DPRK bersedia bekerja sama dengan komunitas internasional dan menghapuskan senjata nuklirnya.
Penghapusan senjata nuklir adalah proses yang sangat rumit. Hanya meledakkan beberapa pintu masuk terowongan, dipercaya hanyalah sebuah permulaan. Masih ada tindakan yang sangat panjang untuk sunguh-sungguh menghapuskan senjata nuklir di masa depan.Â
Karena itu, masyarakat internasional harus memberi waktu lebih banyak kepada DPRK dan memberikan dukungan positif dan penegasan terhadap DPRK yang dipimpin oleh Kim Jong-un atas upaya atau sikapnya menghapuskan senjata nuklir. Bagaimanapun, ini adalah langkah maju yang penting dalam tindakan menghapuskan senjata nuklir.
Menghancurkan Situs Uji Coba Punggye-ri tidak diragukan lagi memiliki dampak positif pada denuklirisasi Semenanjung Korea. Sejak awal tahun ini, DPRK telah menunjukkan keramahan dan ketulusan besar dalam hal menghapuskan senjata nuklir.
Namun, DPRK percaya bahwa ketulusan ini tidak mendapatkan respon yang setara. Beberapa analis percaya bahwa apa yang menyebabkan DPRK meragukan ketulusan AS adalah "model Libya" yang diusulkan AS untuk "rencana denuklirisasi DPRK."
Model Licik AS Dalam Denuklirisasi "Model Libia"
Jadi, model seperti apa yang dimaksud dengan "model Libya," dan mengapa tanggapan DPRK begitu ekstrem? Akankah perbedaan antara DPRK dan AS dalam rencana denuklirisasi menjadi kendala terbesar yang mempengaruhi pertemuan puncak antara AS dan DPRK?