Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ketegangan Masalah Denuklirisasi Semenanjung Korea

30 Mei 2018   18:30 Diperbarui: 31 Mei 2018   04:25 1126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena kita semua tahu saat ini perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani, AS dan DPRK masih dalam kondisi situasi perang dan mereka tidak pernah mencapai kesepakatan damai. Maka pengamat melihat dari aspek persiapan, percaya kedua belah pihak belum mempersiapkannya dengan baik.

Karena KTT AS-DPRK terutama berhubungan dengan peduli dan masa depan akan Semenajung Korea, maka sejak awal sudah menjadi perhatian seluruh dunia.

Pemimpin Tertinggi DPRK Kim Jong-un tampaknya telah memenuhi semua janji yang dia buat agar pertemuan ini terjadi. Dialog menjadi jalur yang diperlukan untuk menyelesaikan isu nuklir DPRK, dan Rusia berharap bahwa pertemuan antara pemimpin AS dan DPRK dapat dicapai pada akhirnya.

Guterres, Sekretaris Jenderal PBB menyerukan: Saya mendesak kedua pihak untuk melanjutkan dialog, untuk mencari metode dalam mencapai perdamaian dan denuklirisasi yang dapat diverifikasi di Semenanjung Korea.

Lu Kang juru bicara Menlu Tiongkok menyatakan: Posisi pemerintah Tiongkok dalam isu semenanjung ini sangat jelas dan konsisten. Kami percaya bahwa sebagai pihak yang relevan dari masalah nuklir Semenanjung, KTT DPRK-AS akan memainkan peran penting dalam mempromosikan proses denuklirisasi Semenanjung. Dalam situasi saat ini, kami sangat berharap DPRK dan AS akan menghargai kemajuan positif yang telah dibuat selama ini.

Menurut situasi saat ini, baik dari pernyataan Trump atau dari tanggapan pemerintah DPRK, sangat mungkin kedua belah pihak akan terus menjalin kontak dan bahkan mengadakan pertemuan puncak. 

Tetapi pengamat mengharapkan kedua belah pihak harus mempertimbangkan kembali orientasi strategis mereka sendiri dan mempertimbangkan kembali sejauh mana mereka dapat berkompromi, membuat konsesi dan harga untung rugi yang harus dibayar.

Misalnya, apakah DPRK harus memaksa AS dan ROK menghentikan latihan militer berskala besar, karena latihan semacam itu telah diadakan di kawasan ini selama bertahun-tahun. 

Jika mereka benar-benar menghentikan dengan tiba-tiba suatu hari di masa depan, analis dan pengamat yakin Trump tidak bisa membuat keputusan juga. Dia harus secara bertahap membuat beberapa anggota kongres konservatif di AS, termasuk mereka yang ada di Capitol AS, mau menerima kenyataan seperti itu.

Demikian juga dengan DPRK akan seperti AS, tidak mungkin DPRK mau menghapuskan sepenuhnya semua senjata nuklir dan teknologi rudalnya. Hal itu akan melalui proses panjang. 

Maka dari itu baik bagi AS dan DPRK harus mau duduk bersama dan membuat konsensus terlebih dahulu. Dengan konsensus, mereka dapat membuat roadmap yang masuk akal dan layak. Kemudian bergerak maju dengan mengikuti roadmap yang layak seperti itu, sehingga masalah akhirnya bisa diselesaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun