Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kartu yang Salah Kebijakan Timur Tengah AS Pada Era Trump?

24 Mei 2018   10:37 Diperbarui: 24 Mei 2018   10:53 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 24 April, Trump mengatakan bahwa Iran adalah biang pembuat masalah di Timur Tengah. Segera setelah itu, pada 28 April, Menlu AS yang baru, Mike Pompeo, tiba di ibu kota Saudi Arabia, Riyadh untuk memulai kunjungan pertamanya ke Timur Tengah.

Perjalanan oleh Pompeo ini dikatakan oleh media sebagai perjalanan untuk menekan Iran. Di Arab Saudi, dia menuduh Iran mendukung militan Houthi di Yaman, dan pemerintah Suriah.

Menlu AS Mike Pomeo mengatakan: "Itu tentu saja, dimulai dengan Iran. Iran mendestabilisasi seluruh kawasan ini. Iran mendukung milisi proxy dan kelompok-kelompok teroris."

Setelah itu Pomeo pergi ke Yerusalem, di mana ia bertemu dengan PM Israel Benjamin Netanyahu, dan Iran masih menjadi topik inti.

Pomeo mengatakan: Kami tetap sangat prihatin tentang eskalasi ancaman Iran yang berbahaya terhadap Israel dan kawasan tersebut, dan ambisi Iran untuk mendominasi Timur Tengah tetap ada. AS akan selalu bersama Israel dalam pertempuran ini."

Bulan Sabit Syiah---Iran 

Pengamat dan mantan diplomat di Timur Tengah yang paham betul tentang hal ini mengatakan, mengapa AS terus mendorong untuk menekan Iran sebisanya yang dapat dilakukan saat ini, hal itu terkait erat dengan situasi saat ini di Suriah.

Sejak perang saudara Suriah pecah pada tahun 2011, Iran telah secara aktif mengambil bagian dalam perang saudara Suriah, dan terus menerus berusaha mendukung pemerintahan Bashar al-Assad secara politik, ekonomi, diplomatik dan militer.

Beberapa ahli percaya bahwa alasan penting untuk ini adalah karena Suriah adalah pusat utama dalam " Bulan Sabit Syiah " Iran.

"Bulan Sabit Syiah" adalah rantai strategis yang sedang dibangun Iran. Setelah tahun 2003, sebuah pemerintahan Syiah pro-Iran muncul di Irak, dan Iran dan Irak tampaknya menjadi sekutu. Kemudian, Suriah juga merupakan pemerintah pro-Iran, dan melalui Suriah, mereka mengembangkan Hizbullah di Lebanon. Ini bagian rantai. Bagian penting dari rantai ini adalah Suriah.

Pada 7 Mei, militan oposisi Suriah yang dikenal sebagai "Tentara Pembebasan Suriah (Freedom Syriah Army)" mulai mengevakuasi basis mereka ke antara Hama dan Homs, yang merupakan teritori terakhir yang digunakan pasukan oposisi di Suriah tengah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun