Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dengan Alasan yang Dibuat-buat, AS dan Barat Menghujani Suriah dengan Rudal

25 April 2018   18:25 Diperbarui: 26 April 2018   09:31 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Antonio Guterres's Tweeter

Jordan Shaw, Mantan Mayor Jenderal Angkatan Darat Inggris yang pernah ditempatkan di Irak Selatan menjawab: "Ya saya kira benar, saya pikir tidak akan terlepas dari itu, tampaknya ada bagian yang hilang dari hal ini, seperti yang dikatakan oleh Duta Besar.  Apa motif yang mungkin telah memicu Suriah untuk meluncurkan serangan kimia saat ini, pada saat ini? Perlu Anda ketahui kini rakyat Suriah sudah menang perang. 

Jangan anda mendengarkan kata-kata saya, dengarkan saja kata personil militer AS Jenderal Vergel, kepala Centcom, dia berkata kepada Kongres pada hari yang lain 'Amerika! Assad telah memenangkan perang ini, dan kita perlu menghadapi itu.' Dan anda ketahui minggu lalu, pernyataan Trump atau di twitternya: AS telah selsai dengan ISIL (ISIS) dan akan segera keluar, segera. Dan dengan tiba-tiba Anda mendapati....."

Kemudiabn Samantha memotong perkataan Jordan: "Oke, saya minta maaf, agar Anda mau sangat bersabar menunggu kami, tetapi kami harus meninggalkannya sampai disini. Saya sangat menyesal..."

Dari gambaran ini, kita dapat melihat bahwa ketika Jonathan Shaw membahas alasan mengapa Damaskus tidak melakukan serangan senjata kimia, siarannya terputus dengan tajam. (karena untuk apa pemerintah Suriah menyerang dengan senjata kimia, sedang mereka sudah dalam keadaan menang perang...)

Pada 17 April seorang wartawan mengunjungi Ghouta timur yang telah dikuasai pemerintah Suriah, dan berkesempatan untuk mendatangan lokasi yang dicurigai mendapat serangan senjata kimia. Dan sempat bertanya kepada dokter yang bertugas di daerah tersebut, dan mewawancarai dokter jaga Marwan seperti yang telah diceritakan diatas.*

Karena sifat senjata kimia yang sensitif, topik ini telah menjadi senjata dari wacana publik dan politik. Jika seseorang mendeskripsikan operasi militer ini dalam hal yang paling sederhana mungkin, kata ini akan cukup: "Kami telah melihat sebelumnya (deja vu)"

Memang bisa kita lihat, setelah Perang Dingin berakhir, AS telah menggunakan beberapa alasan seperti ini untuk aksi militernya . Kita masih ingat sebelum tahun 2003, ketika Menteri Luar Negeri AS Colin Powell (02-05-2003) mengambil sebotol deterjen, yang dinamakan "perang deterjen pencuci" dan menunjukkan kepada sidang PBB. (baca: Permainan Politik di Balik Peracunan "Double Agent").

Pada kenyataannya, negara-negara Barat tidak perduli dengan alasan apa yang mereka gunakan saat mengutuk seseorang. Senjata kimia mungkin bisa menggerakkan atau mempengaruhi warga sipil mereka paling besar, sehingga publik mereka mau memberikan dukungannya, dan itu juga alasan yang diberikan kepada negara-negara di dunia. Namun kenyataannya, saat ini tidak ada bukti nyata untuk bisa mengonfirmasi bahwa pemerintah Suriahlah yang menggunakan senjata kimia.

Tetapi terlepas dari apakah pemerintah Suriah menggunakan atau tidak, "yang penting ditindak dahulu, pertanyaan belakangan" adalah logika hegemonik yang telah ditrapkan AS.

AS, Inggris dan Prancis Masing-Masing Punya Kepentingan

Tidak seperti serangan tahun lalu terhadap Suriah, AS tidak lagi bertindak sendiri. Kali ini, Inggris dan Perancis juga ikut diajak menyerang. Beberapa analis percaya bahwa ketiga negara itu ikut serta untuk menyerang bersama salah satu yang menjadi dasar pertimbangan mereka adalah untuk kepentingan nyata dan strategis mereka sendiri masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun