Pada hari Rabu pagi, 1 Maret, waktu setempat, Presiden AS Donald Trump memulai dengan tweet diatas ini yang membuat Gedung Putih kacau.
Hari itu, Trump mengumpulkan para pemimpin dari 15 perusahaan baja dan aluminium utama AS, dalam sebuah pertemuan di Gedung Putih untuk mendengarkan pendapat mereka. Selama pertemuan ini, Trump mengatakan bahwa perusahaan baja dan aluminiumTariff  selalu diperlakukan tidak adil, dan bahwa dia akan membenahi kembali industri baja dan aluminium AS dengan menaikkan tarif impor baja dan aluminium.
Trump mengatakan: dia akan menaikan tarif 25% untuk baja, dan 10% untuk aluminium, dan akan untuk jangka waktu yang lama.
Namun siapakah yang akan paling terpengaruh oleh AS menaikkan tarif impor baja dan aluminium ini? Mari kita lihat dua set data di bawah ini:
Data dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan bahwa dalam sepuluh bulan pertama tahun lalu, enam negara yang mengekspor baja paling banyak ke AS berada dalam urutan: Kanada, Brasil, Korsel, Meksiko, Turki dan Jepang, sementara baja dari Cina hanya sekitar 3% dari total baja impor AS.
Sebuah laporan di "Financial Times" mengatakan bahwa AS mengimpor sedikit baja atau aluminium langsung dari Tiongkok, karena itu tindakan apa pun yang AS ambil akan menjadi pukulan bagi sekutu militernya seperti Kanada, Jerman, Jepang dan Korsel.
Protes Dari Banyak Pihak
Begitu berita ini disiarkan, tidak hanya terjadi protes luas dari konsumen industri baja dan aluminium AS sendiri, negara dan wilayah di Asia, Eropa, dan Amerika Utara juga mengancam untuk melakukan pembalasan.
Jean-Claude Juncker, Presiden Komisi Uni Eropa menyatakan: "Eropa harus membalas, dan kami akan melakukannya."