Perlu dicatat bahwa di balik ini karena adanya momok kelompok kepentingan senjata. National Rifle Association (NRA) yang didirikan pada tahun 1871, kelompok ini yang terkenal untuk melindungi hak memiliki senjata. Saat ini, NRA memiliki 5 juta anggota.
David Keene, mantan presiden NRA mengatakan: "Pernyataan misi kami adalah untuk melindungi amandemen kedua dan hak-hak orang Amerika untuk tetap bisa memiliki senjata, yang dijamin dalam amandemen kedua konstitusi."
Ini adalah kelompok berkepentingan yang sangat kuat. Tentu saja, NRA didukung oleh industri senjata, karena ini berarti uang. NRA tidak hanya menganjurkan kebebasan memiliki senjata, namun juga memiliki kekuatan keuangan yang besar.
Menurut sebuah laporan dari NRA, organisasi ini menghasilkan dana politik sebesar 55 juta USD selama pemilihan presiden tahun 2016, dimana sekitar 30 juta USD digunakan untuk mendukung kampanye Trump.
Kuatnya NRA secara finansial juga mempengaruhi keputusan politisi Amerika melalui lobi dan sumbangan.
Setelah penembakan Orlando terjadi, banyak Demokrat dan beberapa Republikan membuat beberapa proposal untuk mengubah kontrol senjata, namun tidak satupun dari mereka disetujui Kongres.
House dan Congress (DPR & MPR) mayoritas Partai Republik, jadi ketika legislator Demokrat ingin mengajukan UU pengendalian senjata, sebenarnya akan sangat sulit membuat mereka melewati untuk disetujui kedua institusi tersebut.
Namun sebenarnya sangat sedikit RUU pengotrolan senjata yang diusulkan atau dibuat oleh House dan Senat.
Pada 5 Januari 2016, Obama sekali lagi meneteskan air mata di depan media karena topik pengendalian senjata. Dalam pernyataannya ini Obama mengatakan: "Bagi keluarga yang tidak pernah bisa terbayangkan dimana anggota keluarganya yang tercinta direngut nyawanya dengan peluru senjata...(mengeluarkan air mata).
Setiap kali aku memikirkan anak-anak itu, itu membuatku marah. (mengusap air mata) Dan omong-omong, hal itu terjadi di jalanan Chicago setiap hari. (mengusap udara mata lagi) Jadi, kita semua perlu menuntut anggota Kongres untuk cukup berani untuk berdiri di atas kebohongan lobi peluru. Kita semua harus berdiri dan melindungi warganya." Kemudian mengucap air mata lagi...
Namun, air mata Presiden AS masih belum bisa membalikkan jumlah banjirnya senjata di AS, dan tragedi banyaknya warga sipil tak berdosa yang mati di laras senjata.