Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perseteruan Antar Aliansi AS-Turki Gara-gara Kurdi

7 Februari 2018   07:31 Diperbarui: 7 Februari 2018   07:34 1171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Turki adalah anggota NATO, dan jika mereka mengumumkan perang terhadap AS dan menyerang sebuah pangkalan militer AS, kita harus tahu bahwa AS memiliki pangkalan militer yang cukup besar di Manbij, jadi jika berani menyerang pangkalan tersebut, maka Trump akan menjadi percaya bahwa Turki benar-benar mendeklarasikan perang terhadap AS, dan pembalasannya mungkin akan terjadi di luar imajinasi. Jadi Turki tidak akan berani melakukan itu.

Sebenarnya, "Operation Euphrates Shield" yang diluncurkan Turki pada Agustus 2016, dan "Operation Olive Branch" pada bulan Januari tahun ini tidak dapat menghindari "militan Kurdi".

Alasan yang diberikan untuk kampanye militer Turki semuanya adalah untuk melawan kelompok teroris. Bagi Turki, "militan Kurdi" adalah kelompok teroris, namun sekutu Turki --- AS, tidak setuju dengan definisi tersebut.

Jadi, apa perbedaan terbesar antara Turki dan AS untuk urusannya dengan  "militan Kurdi"?

Sumber: Zero Hedge
Sumber: Zero Hedge
Ini adalah peta terbaru situasi Suriah yang dikeluarkan oleh BBC yang berbasis di Inggris pada bulan Januari 2018. Area-area ungu di peta adalah wilayah yang dikuasai Kurdi, dan mereka menempati sebagian besar wilayah utara Suriah.

Sudah sejak lama, masalah Kurdi telah menjadi masalah yang telah mengganggu kepentingan utama Turki. Ini karenakan pada saat ini ada 25 sampai 35 juta orang Kurdi yang tinggal di daerah perbatasan Suriah, Irak, Iran dan Turki bertemu. Kebanyakan dari mereka beragama Islam, dan mereka adalah kelompok etnis terbesar keempat di Timur Tengah.

Secara historis, mereka tidak pernah berdiri sebagai sebuah negara merdeka yang bersatu. Sepanjang periode yang berbeda dalam sejarah, mereka selalu diperintah oleh kelompok etnis lain.

Oleh karena itu, membangun negara mereka sendiri selalu menjadi tujuan politis yang ingin dicapai oleh Kurdi, tentu saja hal ini menyebabkan banyak kekhawatiran dari etnis Timur Tengah lainnya.

Sejak tahun 1923, ketika Turki pertama kali didirikan, mereka telah menegaskan sebuah kebijakan bahwa Turki akan "tidak ada orang Kurdi di wilayahnya (no Kurds in its territory)." Rakyat suku Kurdi yang menyerukan kemerdekaan juga mendapat penolakan keras dari pemerintah Turki.

Pada tahun 1978, "Partai Pekerja Kurdistan/ Kurdistan Workers' Party (PKK)" didirikan dan berpusat di sekitar Kurdi di wilayah Turki dengan tujuan untuk mendirikan sebuah negara merdeka. Pada saat yang sama, "PKK" juga merupakan kelompok perang gerilya.

Setelah tahun 1990an, Turki mendaftarkan "Partai Pekerja Kurdistan (PKK)" sebagai organisasi teroris. Dan kekuatan utama SDF, "Unit Perlindungan Rakyat/ People's Protection Units (YPG)", diyakini oleh pemerintah Turki adalah  menjadi cabang dari PKK di Suriah. Bagi Turki, perilaku yang mendorong militan Kurdi tidak dapat diterima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun