Akankah Turki benar-benar meninggalkan NATO dan benar-benar berpihak dengan Rusia? Sebagai satu-satunya negara NATO di Timur Tengah, Turki memiliki sentimen mendalam dengan Uni Eropa, dan telah lama berusaha untuk bisa bergabung dengan Uni Eropa, namun tampaknya dipersulit.
Tapi antara Turki dan Rusia memiliki dendam sejarah berabad-abad. Sejarah mereka telah digambarkan sebagai "pertempuran sengit selama tiga abad, dan perang berdarah sebelas kali." Sulit untuk mengatakan apakah Rusia dan Turki benar-benar dapat melepaskan dendam mereka ini.
Namun untuk urusan luar negeri kini Turki semakin mandiri. Hubungannya dengan NATO akan semakin maju menuju titik untuk terlepas dari kengkangan mereka. Namun saat ini untuk sementara tidak akan meninggalkan NATO.
Tapi itu akan tetap mempertahankan di batas-batas garis bawah, dan berusaha untuk tidak dibatasi oleh peraturan NATO. Turki ingin menekankan independensinya.
Dalam sebuah pernyataan publik terdahulu, AS dan Turki saling memberi ruang untuk memulihkan hubungan mereka. Selain Amerika Serikat yang mengaku memahami kekhawatiran Turki, pejabat Turki menekankan kepada dunia luar bahwa selama pejabat AS berjanji kepada Turki bahwa tidak akan ada personil militer AS di Afrin, tidak akan ada kemungkinan adanya konflik langsung di kawasan ini antara negara mereka.
Menjawab pertanyaan wartawan tentang apakah pertempuran di Afrin akan berkembang menjadi perang antara AS dan Turki, Menlu AS Rex Tillerson menjawab dengan sangat pasti bahwa tidak akan ada "pertentangan" antara dua negara NATO.
Pada kenyataannya, Erdogan juga pernah mengatakan bahwa jika dia mencapai tujuannya, operasi militer akan berakhir.
Erdogan mengumumkan: Saya mengumumkan kepada dunia bahwa negara saya tidak mengingini satu inci pun dari wilayah negara lain. Tujuan mendasar dari operasi ini adalah untuk menjaga integritas wilayah Suriah dan melindungi keamanan kehidupan dan kemakmuran rakyat Suriah. Operasi Afrin akan berakhir saat tujuannya tercapai, seperti "Operation Euphrates Shield."
Prakarsa Rusia
Dari 20 hingga 30 Januari lalu telah diadakan "Syrian National Dialogue Congress/Kongres Dialog Nasional Suriah" di Sochi, Rusia. SDF yang telah diberi bahu dingin oleh AS, menerima undangan dari Rusia, dan mengirim seorang perwakilan ke kongres tersebut.
"Kongres Dialog Nasional Suriah" adalah sebuah pertemuan yang diselenggarakan oleh Rusia antara pemerintah Suriah dan semua faksi oposisi, yang berusaha mengakhiri perang saudara Suriah selama tujuh tahun.