Susan Thornton adalah seorang diplomat karier dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di sektor Uni Soviet dan Rusia. Setelah memasuki Departemen Luar Negeri pada tahun 1991, fokus Thornton bergeser untuk Urusan Asia Timur
Pada tahun terakhir pemerintahan Obama, dia ditunjuk sebagai Wakil Direktur Urusan Tiongkok dan Mongolia di Departemen Luar Negeri AS, dan juga bertanggung jawab atas kebijakan AS terhadap Taiwan. Dia dipercaya menjadi anggota establishment yang kaya dengan pengalaman tradisional.
Susan Thornton fasih berbahasa Rusia, Mandarin, dan bahkan dialek Minnan (Hokkian), dan nama Tionghoanya berasal dari puisi Dinasti Tang "Awan adalah pakaiannya, dan bunga adalah raut mukanya." ("The clouds are her garb, and flowers are her face.")
Tetapi dengan masuknya "profesional" seperti Thornton dan Schriver, apakah penempatan personil yang terlibat dalam strategi Asia-Pasifik pada pemerintahan Trump secara substansial sudah lengkap?
Trump telah menjabat presiden AS sudah setahun, namun dalam pemerintahan pejabat yang bertanggung jawab atas urusan Asia Timur belum terisi. Seperti apa yang sering dikatakan meskipun pejabat tinggi tidak sebagus pejabat yang ada sekarang. Tapi dengan tidak terisinya posisi jabatan ini, yang seharusnya posisi tersebut bertanggung jawab selama 24 jam, namun berhubung masih belum terisi, maka bisa dibayangkan kenapa kebijakan tersebut belum terbentuk.
Meskipun kebijakan Trump untuk Asia-Pasifik tidak jelas, tapi jika dilhat dari kebijakan yang lalu, fokusnya tidak menyimpang dari Asia-Pasifik.
Pada 14 November tahun lalu, Trump mengakhiri 12 hari kunjungannya ke Asia, di mana dia mengunjungi Jepang, Korsel, Tiongkok, Vietnam, dan Filipina. Ini merupakan kunjungan terpanjang ke kawasan tersebut bagi seorang presiden AS dalam 25 tahun.
Perjalanan Asia ini digambarkan oleh Trump sebagai "perjalanan untuk membuat Amerika hebat lagi. "
Trump mengatakan bahwa mulai bulan Januari tahun lalu, perusahaan Jepang telah menciptakan 17.000 pekerjaan untuk AS. Perusahaan Jepang juga akan berinvestasi di infrastruktur Amerika dan energi terbarukan. Sedangkan untuk Korsel, Trump mengkritik bahwa "Perjanjian Perdagangan Bebas AS-Korsel sangat buruk," dan menegosiasikan kembali kesepakatan ini ke arah yang menguntungkan AS, dan sekarang ada 42 perusahaan Korsel yang bersedia berinvestasi di AS dengan total 17 miliar USD.
Proyek perdagangan dan investasi antara AS-Tiongkok 250 milyar USD akan memberikan kepada AS lebih banyak pekerjaaan.
Ketika AS menghadiri Pertemuan Pemimpin APEC di Vietnam, Vietnam juga mengatakan akan menginvestasikan 10 miliar USD di AS.