Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sepak Terjang AS untuk Menjual Arsenal Pertahanan Udara

19 Desember 2017   12:17 Diperbarui: 19 Desember 2017   15:10 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://defence-blog.com

Sejak awal tahun ini, ketegangan di Semenanjung Korea meningkat setiap harinya karena AS, Jepang dan Korsel (ROK) telah melakukan latihan militer di kawasan sekitar semenanjung ini, satu demi satu latihan militer dilakukan, yang secara bertahap skalanya meningkat terus.

Pada saat yang sama, senjata pemusnah massal dan canggih telah dikerahkan di kawasan ini untuk membuka dengan paksa struktur keamanan regional, yang mau tidak mau mempengaruhi perdamaian dan stabilitas Semenanjung.

Akhir-akhir ini latihan militer AS, Korsel dan Jepang sering dilakukan, dan Jepang berusaha memperkuat sistem anti-rudalnya. Hal ini telah meningkatkan tekanan pada keamanan regional secara keseluruhan terutama terhadap Tiongkok dan Rusia.

Dihadapkan dengan situasi regional yang kompleks dan ketat, bagaimana tanggapan bersama Tiongkok dan Rusia?

Pada 11-16 Desember lalu, latihan komputerisasi bersama antara Russia dan Tiongkok yang kedua dengan kode nama "Airspace Security 2017" diadakan di Beijing. Berita tentang latihan bersama ini menjadi perhatian dan topik hangat perdebatan di dunia Barat.

Jadi, mengapa latihan tanpa pertarungan ini menyebabkan beberapa negara di luar kawasan menjadi tegang? Meskipun kedua negara ini berkali-kali menekankan bahwa latihan ini tidak diarahkan ke pihak ketiga manapun, mengapa beberapa negara berkeras bahwa latihan ini ditujukan kepada  mereka?

Lalu apa yang dilakukan dalam latihan ini yang dikatakan mereka berdua bahwa tanpa ada penembakan senjata apapun?

Pada 11-16 Desember, di Beijing militer Russia dan Tiongkok (PLA) melakukan latihan gabungan staf komando untuk personil dua pihak dalam kompurterisasi yang berkode nama "Aerospace Security 2017."

Dalam latihan ini, kedua belah pihak berlatih menggunakan perencanaan, komando, dan mengkoordinasikan senjata dalam latihan gabungan mengenai peperangan anti-udara dan anti-rudal untuk menghadapi serangan rudal balistik mendadak, provokatif, dan serangan rudal jelajah yang ditujukan wilayah kedua negara.

Latihan ini tidak ditargetkan pada pihak ketiga manapun. Ini yang dinyatakan oleh AU-PLA. Ke depan, Tiongkok dan Rusia akan memperkuat kerja sama di bidang anti-udara dan anti-rudal sesuai kebutuhan.

Konsep Latihan Gabungan "Airospace Security 2017."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun