Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orang Asia Pertama Pembuat Bom Hidrogen

18 November 2017   12:39 Diperbarui: 18 November 2017   15:00 1900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya ketika ditugaskan masuk ke instutute ini, Yu Min sedang mempelajari teori medan kuantum yang cukup sulit, yang menjadi kesukaannya karena cukup rumit. Ketika Yu Min memasuki Institut ini, Tiongkok sedang memulai studi teoritis tentang bom atom. Yu Min tahu apa arti bom atom untuk negaranya. Ketika dia masih remaja, dia mulai mempelajari fisika nuklir begitu dia pindah ke kota untuk sekolah.

Fisika kuantum dan fisika nuklir adalah dua cabang fisika yang sama sekali berbeda, Yu Min harus mulai dari awal. Tapi belajar tidak pernah menjadi tugas yang sulit bagi Yu Min. Dalam waktu kurang dari empat tahun, Yu Min tidak hanya menguasai tren pengembangan dan fokus penelitian fisika nuklir internasional, namun juga menulis banyak makalah yang berpengaruh di bidang utama penelitian fisika nuklir.

Prestasi

Sumber: kknews.cc/military
Sumber: kknews.cc/military
Bagaimana menilai bobot dari makalah Yu Min yang diterbitkan dalam journal ilmiah? Saat itu langsung menaikkan peringkat penelitian dari Tiongkok ke suatu tingkat baru, yang mengguncang seluruh dunia. Para ahli dalam dan luar negeri penasaran siapa penulis makalah yang mengejutkan dunia tersebut. Sehingga pemenang Hadiah Nobel bidang Fisika dari Jepang saat itu, Shin'ichiro Tomonaga dan menjuluki Yu Min si wizards atau genius. Dan sengaja datang untuk menemui Yu Min di Tiongkok.  

Setelah mengetahui Yu Min tidak pernah ke luar negeri dan tidak menerima bimbingan dari guru asing di tanah airnyanya dan bisa menghasilkan karya penelitian yang begitu hebat, Shin'ichiro Tomonaga* sungguh kehilangan kata-kata. Dalam bukunya Shinichiro menuliskan Yu Min sebagai "produk dalam negeri nomor satu."

(* Shin'ichiro Tomonaga lahir 31 Maret 1906, meninggal 8 Juli 1979 dalam usia 73 tahun, pemenang Hadiah Nobel untuk Quantum Electrodynamics tahun 1965. Asahai prize 1946, Lomonosov Gold Medal 1964).

Menerima Tugas Baru Yang Dimulai Dari Nol

Pada tahun 1961, Yu Min sudah menjadi ahli dalam bidang teori nuklir yang top di Tiongkok yang memberi kontribusi besar dalam proyek bom atom Tiongkok. Justru pada tahun itu Yu Min menerima tugas dari Qian Sanqiang sebuah tugas baru untuk berpartisipasi dalam studi teori bom hidrogen.

Bom atom dan bom hidrogen adalah dua hal yang sama sekali berbeda, satu adalah fisi nuklir yang berat, dan satu adalah mutasi nuklir ringan yang pada dasarnya tidak ada kaitannya dengan penelitian teoretis.

Dengan tugas baru untuk penelitian bom hidrogen berarti dia akan meninggalkan penelitian nuklir, yang telah ditekuni selama 10 tahun dan telah memperoleh kesuksesan besar. Jadi untuk penelitian ini harus dimulai kembali dari awal studinya di bidang yang yang pada dasarnya tidak diketahuinya. Dan pada saat itu, teori bom hidrogen pada dasarnya berada dalam ruang hampa di negaranya dan tidak dapat menemukan apapun untuk referensi dan studi. Meskipun tiga negara AS, Inggris dan Uni Soviet telah berhasil mengembangkan bom hidrogen saat itu, informasi tentang bom hidrogen sangat dirahasiakan. Ketika mempelajari bom hidrogen, Yu Min hanya dapat mengandalkan dirinya sendiri.

Tanpa berpikir panjang Yu Min langsung menerima saja tugas ini. Memang sebagai seorang penggemar belajar dan tantangan yang briliant ini selalu tidak pernah takut belajar dari dari awal. Mengingat dirinya selama sepuluh tahun terakhir yang lewat telah menjadi seorang ahli top bidang nuklir, selanjutnya harus mengubah dari ahli nuklir ke ahli bom hogrogen. Menerima tantangan ini dia hanya tersenyum saja, yang penting dia sudah siap mulai bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun