Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tata Kelola Global Menurut Pandangan Tiongkok untuk Zaman Milenial dan Generasi Z

25 Oktober 2017   08:58 Diperbarui: 25 Oktober 2017   09:17 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.theguardian.com

Hasil kedua adalah semacam hasil yang sudah tertinggal, yang menyebabkan mekanisme tata kelola global tertunda atau mencegah inovasi dalam mekanisme tata kelola global.

AS adalah salah satu pendiri PBB, dan juga penyedia dana terbesar untuk biaya operasional PBB. Bisa dikatakan bahwa posisi dan peran AS di PBB adalah sesuatu yang tidak dapat dibandingkan dengan negara lain.

Namun saat berpartisipasi dalam acara penting di PBB, AS berulang kali menantang otoritas PBB. Mantan Asisten Menteri Luar Negeri AS John Bolton mengatakan: "Tidak ada PBB. Dunia hanya memiliki organisasi internasional yang mendengarkan perintah negara adidaya. Bila PBB sesuai dengan kepentingan kita, kita menggunakannya. Bila tidak sesuai dengan kepentingan kita, kita akan mengabaikannya. "

Pada 21 April 2016, mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan dalam acara yang diselenggarakan oleh "Good Morning America" ABC TV bahwa ia memberikan suara kepada AS untuk meluncurkan Perang Irak ketika dia menjadi senator adalah penyesalan politik terbesarnya.

Hellary mengatakan: Penyesalan terbesar saya adalah memberikan suara untuk memberi wewenang mantan Presiden Bush di Irak. Itu tidak berubah seperti apa yang saya pikir akan didasarkan pada apa yang dia katakan, dan saya menyesalinya, dan saya mengatakan bahwa itu adalah sebuah kesalahan.

Pada bulan Maret 2003, tanpa izin dari PBB, dan ditentang oleh tiga anggota Dewan Keamanan PBB, Tiongkok, Rusia dan Prancis. AS bersikeras meluncurkan Perang Irak. Tindakan sepihak AS, yang hegemonik dan tindakan yang jahat ini, menyebabkan otoritas PBB organisasi internasional terbesar ini, mengalami penghinaan dan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak berakhirnya Perang Dingin.

AS sebenarnya hanya mempertimbangkan kepentingannya sendiri terlebih dahulu saat membuat keputusan kebijakan. Jika PBB berguna bagi AS, seperti jika bisa memperolah keuntungan kelak, AS benar-benar berharap untuk itu, tapi jika tidak dapat mmbawa keuntungan, maka PBB akan ditinggalkan dan bertindak secara sepihak atau unilateral.

Akibatnya di Irak hingga tahun baru lalu, dalam rentang waktu singkat satu bulan, beberapa bom mobil melandak di ibu-kota Irak dan kota-kota lain, menyebabkan puluhan kematian. Bahkan hari-hari ini, 14 tahun setelah perang dimulai, warga sipil Irak yang tidak berdosa masih hidup dalam ketakutan.

Sebuah pasir grosir sayur-sayuran sudah kerap kali menjadi target pemboman, tapi hingga terakhir kali ini masih tidak ada patroli dan pengecekan di pintu masuk untuk pengaman. Sehingga setiap warga jika keluar rumah untuk kerja dan belanja bisa saja terbunuh, tapi jika diam di rumah juga bisa mati kelaparan.

Kenyataannya, masyarakat internasional merenungkan dirinya sendiri, namun orang Amerika tidak merefleksikan dirinya sendiri. Jelas bahwa alasan untuk meluncurkan Perang Irak adalah palsu. Itu hanya alasan untuk meluncurkan perang. Kenyataannya, sebenarnya tidak dapat menemukan bukti setelah itu, tapi tetap harus membayar tinggi harganya, dan hal itu telah menjadi kritikan dari masyarakat internasional.

Tidak hanya AS yang tidak mau bercermin pada dirinya sendiri, bahkan sebuah plot serupa terjadi lagi di Suriah beberapa tahun setelahnya. Dengan protes keras dari Tiongkok dan Rusia, dan tanpa otorisasi PBB, AS secara militer melakukan intervensi di Suriah dengan mendukung milisi anti-pemerintah dalam upaya untuk menggulingkan pemerintahan Bashar al-Assad, namun pada akhirnya, hal itu secara tidak sengaja menyebabkan meningkatnya "ISIS" dan menjerumuskan rakyat banyak ke dalam kesengsaraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun