Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sepak Terjang AS dan Rusia dalam Permainan Intrik Geopolitik

2 Oktober 2017   19:37 Diperbarui: 2 Oktober 2017   21:43 1680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Google Map + www.nbcnews.com

Dalam menyangkut masalah stabilitas strategis AS dan Rusia, AS mengembangkan senjata kedirgantaraan, dan beberapa persenjataan dan peralatan canggih. Rusia juga mengembangkan kompetisi tersendiri yang tidak simetris. Misalnya, senjata nuklir, dan perang cyber, jadi dalam aspek ini, masih ada kemungkinan percikan api bisa membara dan memicu konflik.

Setiap kali AS memperkuat penempatan militernya di Eropa Timur selalu dipandang oleh Rusia sebagai ancaman besar bagi keamanan nasionalnya. Ini juga telah menjadi jalan buntu saling tidak percaya antara Rusia dan Barat.

Dalam beberapa tahun terakhir, AS terus memperkuat kerja sama militernya dengan Ukraina, dan di "panggung Laut Hitam" yang paling banyak diperhatikan oleh Rusia, AS telah memobilisasi pasukan dalam sebuah langkah untuk menggunakan campur tangan di Ukraina untuk mencekik pelabuhan maritim Rusia.

Apa jawaban Rusia unutk menghadapi hal ini?

Pada tanggal 24 Agustus, diadakan parade militer pada Hari Independensi Ukraina diadakan di Kiev, ibukota Ukraina. Telah hadir VIP kelas berat pada upacara tersebut. Menhan AS James Mattis adalah Menteri Pertahanan AS yang pertama yang mengunjungi Ukraina dalam sepuluh tahun terakhir. Kehadiran James Mattis sekali lagi menyebabkan isu Ukraina menjadi skala intrik politik antara AS dan Rusia.

Dalam pidato kehadirannya ini James Mattis mengatakan: "Tuan Presiden, kami akan terus mendukung Ukraina dan tetap berkomitmen untuk membantu membangun kapasitas angkatan bersenjata Anda untuk membela negara Anda dan untuk melindungi rakyat Ukraina."

Selama konferensi pers tersebut, Mattis mengatakan bahwa selama Rusia tidak mengembalikan Krimea, AS akan terus memberi sanksi kepada Rusia dan juga akan memberikan peralatan militer ke Ukraina dan bahkan mempertimbangkan untuk memberikan senjata mematikan kepada Ukraina.

Petro Poroshenko, Presiden Ukraina mengatakan: Sebagai Presiden Ukraina, saya sangat puas dengan diskusi kami. Kami jelas melihat sikap AS sebagai mitra kami. Saya senang dengan kemajuan saat ini.

Belum lama ini, AS dan Ukraina mencapai kesepakatan bahwa AS akan menyediakan Ukraina dengan 175 juta USD peralatan teknis, termasuk peralatan khusus.

Sudah untuk waktu yang lama, pemerintah Ukraina telah meminta AS untuk mau menyediakan senjata dan peralatan ofensif, terutama senjata seperti rudal anti-tank, namun permintaan ini selalu ditolak oleh pemerintahan Obama AS. Analis percaya bahwa selama kunjungan ini, Mattis hanya membuat kesepakatan lisan untuk mendukung Ukraina, namun sebenarnya tidak menandatangani kontrak untuk memasok persenjataan pertahanan mematikan, dan bahwa tindakan ini dimaksudkan untuk deteren pada Rusia.

Pada tahun 2004, krisis Ukraina meletus. Pada bulan Maret, Krimea mengadakan referendum nasional yang memutuskan untuk meninggalkan Ukraina dan bergabung dengan Rusia. Setelah itu, Rusia dijatuhi sanksi keras dari masyarakat Barat yang dipimpin oleh AS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun