Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengenal BRICS dan BRICS New Development Bank

4 September 2017   22:45 Diperbarui: 4 September 2017   22:59 7410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.washingtonpost.com (Wu Hong/Pool Photo via AP) (Associated Press)

BRICS adalah akronim untuk asosiasi lima ekonomi nasional utama: Brasil, Rusia, India, China (Tiongkok) dan Afrika Selatan.

BRICS dibentuk sebagai asosiasi ekonomi besar yang tumbuh cepat sekitar satu dekade yang lalu untuk mengadvokasi representasi yang lebih baik bagi negara-negara berkembang dan "menantang" tatanan dunia yang didominasi Barat yang telah berlaku sejak akhir P.D. II. Tampaknya akan  segera mencapai kesepakatan untuk meningkatkan pangsa hak suara bagi pasar negara berkembang di badan keuangan dunia IMF dan Bank Dunia. BRICS juga mulai mengoperasikan bank pembangunannya sendiri (BRICS New Development Bank).

Pemimpin negara BRICS - Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan -- akan bertemu di kota Xiamen, tenggara Tiongkok, dari 3 Sampai 5 September 2017 ini. KTT BRICS ini merupakan yang ke-9 diadakan di Xiamen, Tiongkok.

Dalam 10 tahun dari tahun 2006 sampai 2016, negara-negara BRICS telah berkembang dalam jumlah dan juga makin mendalam, dan membentuk mekanisme kerja sama multi-level yang komprehensif, yang pada akhirnya berkembang menjadi mekanisme internasional berlapis-lapis yang memiliki pengaruh penting, dan membangun model kerja sama yang baik untuk pangsa pasar negara berkembang. dan negara berkembang.

Tahun ini, kerjasama BRICS telah secara resmi telah mulai berjalan untuk dasawarsa kedua pembangunannya, dan awal dasawarsa ini dihadapkan pada pemulihan ekonomi yang kurang menjanjikan, gelombang pemikiran "anti-globalisme" di Barat, dan tantangan lainnya

Jadi, bagaimana kelima negara BRICS ini yang tulus bekerja sama meskipun ada kesulitan untuk memulai "dekade emas" kedua kerjasama BRICS? Dan ini telah menjadi harapan terbesar dunia luar untuk pertemuan Xiamen.

KTT pemimin BRICS yang ke-9 dari 3 -- 5 September di Xiamen ini, topiknya "Stronger Partnership for a Brighter Future." atau "Kemitraan yang Kuat untuk Masa Depan yang Lebih Cerah." Fokusnya adalah untuk memperdalam kerjasama pratikal, memperkuat pemerintahan global, mengembangkan pertukaran budaya, mempromosikan pembangunan yang sistematis, dan kerja sama lainnya.

Igor Prokolyev, Head of Centre for Economic research, Russian Institute for Strategic Studies, mengatakan: Saya percaya bahwa KTT ini akan merangkum sepuluh tahun terakhir pencapaian BRICS, dan mengkonfirmasi arah pengembangan mekanisme BRICS untuk sepuluh tahun ke depan. Sejauh ini, KTT BRICS di Xiamen berbeda, KTT ini akan menjadi yang memiliki prestasi luar biasa.

Konsep BRICS pada awalnya diciptakan sebagai konsep investasi, yang mengacu pada empat pasar negara berkembang dengan potensi pengembangan ekonomi yang baik yaitu Tiongkok, Rusia, India, dan Brazil. Kerjasama negara-negara BRICS dimulai pada tahun 2006, dan pada tahun 2009, para pemimpin negara tersebut mengadakan pertemuan pertama mereka di Yetakerinberg, Rusia untuk pertama kalinya, dan seterusnya bertemu sekali per tahun sejak saat itu.

Pada tahun 2011, Afrika Selatan secara resmi bergabung dengan mekanisme kerja sama BRICS, secara resmi memperluas BRICS untuk memasukkan lima negara.

Lingkup geografis BRICS tersebar dari Eropa, Asia, Amerika Latin hingga mencakup Afrika, sehingga  mencakup hampir 30% seluruh wilayah dunia, dan 43% populasi dunia.

Dunia benar-benar memperhatikan mekanisme kerjasama BRICS baru dimulai dengan krisis keuangan internasional tahun 2008. Dengan latar belakang krisis ini, negara-negara berkembang yang diwakili oleh negara-negara BRICS mulai bangkit dengan tren yang belum pernah terjadi sebelumnya, mendukung keinginan masyarakat terhadap revitalisasi ekonomi global.

Evandro Menezes de Carvlho, Prof. at Getulio Vargas Foundation School of Law, mengatakan: Pada awalnya BRICS di sekitar tahun 2008, dunia menghadapi krisis ekonomi besar yang dimulai di AS, krisis ekonomi ini memberi pesan yang dibawa oleh negara-negara BRICS sudah saatnya bagi mereka bahwa mereka ingin mengambil tanggung jawab dan membantu dunia menemukan solusi. Dengan memperdalam kerjasama ekonomi, menciptakan metode pertumbuhan, dan membangun pasar perdagangan dan investasi merupakan solusi yang ditawarkan BRICS.

Dari tahun 2009 sampai 2016, KTT  BRICS tahunan memberikan arahan yang jelas untuk kelima negara di berbagai bidang kerja sama mereka.

BRICS telah menjadi kekuatan penting dalam merespons krisis keuangan internasional, mendorong pertumbuhan ekonomi global, dan mempromosikan demokratisasi internasional.

Massimo Di Gregolo, Global Head of Market Development Financial & Risk at Thomson Reuters Corp. mengatakan:  Karena sesungguhnya, ini membantu seluruh dunia untuk fokus pada apa yang akan menjadi ekonomi berkembang di dunia untuk masa depannya yang akan datang, dan ini masih terjadi, karena perkembangan ekonomi ini tidak berhenti sama sekali.

Beberapa data menunjukkan bahwa dalam sepuluh tahun sejak mekanisme kerjasama BRICS telah terbentuk, proporsi total ekonomi BRICS dari ekonomi global telah meningkat dari 12% pada sepuluh tahun yang lalu menjadi 23%, dan telah berkontribusi 50% dalam pertumbuhan global.

Keberhasilan di sektor ekonomi ini hanya menjadi salah satu dari banyak prestasi sistem BRICS dalam sepuluh tahun terakhir ini.

Kini, setelah bertahun-tahun merasakan dan menyesuaikan diri, negara-negara BRICS telah mengembangkan lebih dari 60 mekanisme kerjasama yang mencakup ekonomi, perdagangan, keuangan, pertanian, pendidikan, teknologi, budaya, think-tank, dan sektor lainnya.

Pada saat yang sama, sebagai mekanisme kerja sama multilateral global yang tidak mengikut sertakan negara-negara maju dari Barat, mekanisme BRICS menarik negara-negara berkembang menjadi pusat dari mereka yang selama ini dipinggirkan tanpa suara yang telah mereka ikuti dalam platform pemerintahan global di masa lalu.

Pada bulan Juli 2015, BRICS New Development Bank dibuka secara resmi di Shanghai. Ini adalah bank pembangunan multilateral pertama yang didirikan oleh negara-negara emerging market. Tujuannya adalah untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan untuk negara-negara BRICS, pasar berkembang lainnya dan negara-negara berkembang.

Dalam hal ini telah dapat memenuhi kebutuhan investasi infrastruktur yang tidak dapat dipenuhi oleh sistem keuangan tradisional untuk negara-negara berkembang. Dalam dua tahun lebih sejak itu, BRICS New Development Bank telah menerbitkan tiga miliar RMB green loan (pinjaman hijau), dan telah mendukung tujuh proyek energi hijau (green enegy).

Pada 17 Agustus pagi lalu di Johannesburg, Afrika Selatan, telah dibuka secara resmi Pusat regional New BRICS Development Bank di Afrika Selatan. Ini merupakan hasil penting dari kerja sama BRICS tahun ini.

Pembentukkan Pusat Regional Afrika dapat mempromosikan proyek dan proyek cadangan di Afrika dengan lebih baik.

Dolana Msimang, Dubes Afrika Selatan untuk Tiongkok, mengatakan: Pusat regional Afrika dapat menyediakan saluran dan metode baru untuk pembiayaan, terutama untuk pembangunan infrastruktur dan bantuan untuk mengurangi kemiskinan.

Pengalaman yang kaya dari New Development Bank akan membantu negara-negara Afrika secara efektif menyelesaikan berbagai masalah yang sulit, dan sepenuhnya mendukung pembangunan ekonomi Afrika Selatan dan Afrika.

Menteri Keuangan Afrika Selatan juga mengatakan bahwa The New Development Bank memulai sebuah model kerjasama Selatan-Selatan (South-South) yang baru.

Jacob Zuma, Presiden Afrika Selatan mengatakan: The New Development Bank seharusnya tidak hanya menguntungkan negara-negara BRICS, namun juga harus menguntungkan seluruh Afrika dan negara berkembang secara keseluruhan.

Selain memperluas dukungan dana untuk negara-negara berkembang, termasuk negara-negara BRICS, tindakan yang paling berarti adalah dalam mengungkapkan keinginan dan resolusi negara berkembang, berpartisipasi aktif dalam tata kelola internasional, dan membangun tatanan ekonomi baru.

Dibentukanya BRICS Bank akan bertindak sebagai katalisator bagi lembaga keuangan tradisional seperti Bank Dunia dan IMF, sehingga mendorong reformasi sistem internasional.

Sistem keuangan global yang dipimpin oleh negara-negara Barat telah mengalami krisis keuangan yang sangat besar setiap sepuluh tahun sekali, dan yang lebih penting, hal itu menggeser masalah pihaknya ke pihak lain untuk menyembuhkan dirinya sendiri, ini sungguh melukai negara-negara lain.

Negara-negara BRICS ingin mereformasi sistem keuangan dan ekonomi global. Bank-bank dan mekanisme cadangan darurat ini telah berkontribusi besar terhadap stabilitas keuangan global.

Roberto Menezes, Prof. at the Institute of International Relations of University of Brazilia, mengatakan: Di IMF dan Bank Dunia sering kali kita harus memiliki kekuatan untuk membuat keputusan. Tapi di BRICS Bank hal ini tidak terjadi. Selain itu dengan dibentuknya BRICS Contingent Reserve Arrangement (CRA) dapat membantu negara-negara BRICS mempertahankan diri dari krisis keuangan, dan mengurangi ketergantungan mereka terhadap IMF. 

BRICS New Development Bank dan CRA didirikan sepenuhnya independen dari negara-negara Barat, dan pasti akan memiliki pengaruh besar terhadap tatanan internasional, terutama tatanan keuangan internasional. Poin penting adalah bahwa reformasi ini tidak berasal dari AS atau Eropa --- ini berasal dari sekelompok negara berkembang yang dikenal sebagai BRICS.

Dibangunnya BRICS New Development Bank untuk mempromosikan reformasi tatanan keuangan internasional hanyalah cerminan kecil dari negara-negara BRICS yang secara proaktif mendorong peningkatan sistem tata kelola global.

Pada 18 April lalu, Wakil Tetap Tiongkok untuk PBB, Liu Jieyi, mengeluarkan pernyataan bersama atas nama negara-negara BRICS di "High-level Sustainable Development Goals Financing Lab " di Majelis Umum UN. Ini adalah pernyataan bersama pertama di PBB oleh para pemimpin BRICS mengenai isu internasional utama.

Terakhir ini, baik di PBB, G20, Bank Dunia, ataupun IMF, selama ada pertemuan tahunan, negara-negara BRICS akan hadir. Termasuk juga masalah perubahan iklim, keamanan pangan, dan masalah energi, mereka akan mengkoordinasikan isu ini untuk mewakili pasar negara berkembang dan negara berkembang. Hal ini bagi mereka penting agar membuat suara mereka didengar atau diketahui.

Memang pada kenyataannya, ketika menghadapi perubahan iklim global, keamanan cyber dan tata kelola internet, kontraterorisme, dan banyak masalah tata kelola global lainnya, negara-negara BRICS dapat semakin mewakili pendirian dan proposal pasar negara berkembang dan negara-negara berkembang.

Dalam sepuluh tahun terakhir, negara-negara BRICS telah membentuk sebuah mekanisme kerja sama multi-level dan multi sektor yang komprehensif, yang telah berubah dari konsep investasi menjadi mekanisme kerjasama negara berkembang yang memainkan peran penting di tingkat internasional dan memberikan dorongan baru untuk memperbaiki tata kelola global.

Goldman Sachs memperkirakan sebelum tahun 2050, negara-negara BRICS akan tumbuh berdiri di samping atau sejajar dengan AS dan Uni Eropa sebagai enam ekonomi terbesar di dunia. Namun, sejak kuartal pertama 2012, India, Brasil, dan Afrika Selatan telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang lamban.

Pada saat yang sama, beberapa negara BRICS mengalami pengurasan modal yang parah, mata uangnya terdepresiasi, meningkatnya ketidakstabilan pasar keuangan, dan peringatan lembaga kredit menurunkan peringkat mereka. Beragam tanda telah menyebabkan banyak timbul teori yang memperkirakan bahwa BRICS memudar dan hampir menuju kehancuran.

Tapi apakah memang benar, BRICS mulai memudar dari kecermelangannya masa lalu mereka?

Statistik Bank Dunia menunjukkan bahwa dari tahun 2000 sampai 2010, negara-negara BRICS menunjukkan pertumbuhan rata-rata lebih dari 8%, ini  jauh lebih besar daripada pertumbuhan rata-rata 2,6% di negara maju dan lebih tinggi daripada pertumbuhan rata-rata global sebesar 4,1%.

Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan negara BRICS memang telah melambat, yang terkait dengan memburuknya lingkungan ekonomi eksternal, serta penggantian energi yang lebih tua dengan energi baru.

Negara-negara BRICS benar-benar menghadapi beberapa rasa sakit pada pertumbuhannya. Pada paruh pertama tahun ini, negara-negara BRICS, ekonomi Tiongkok dapat mempertahankan pertumbuhan yang stabil, namun juga harus mengalami reformasi struktural.

Brasil dan Rusia mengalami pukulan ganda dari penurunan harga pada produk yang berhubungan dengan energi dan arus modal terbalik. Perekonomian India dan Afrika Selatan juga menghadapi masalah struktural. Di seluruh dunia, pasar negara berkembang dan negara berkembang masih dalam tren yang menurun.

Renato Baumann, Director of the Institute for Applied Economic Research Strategic Affairs Secretaria of Brazil, mengatakan: Dibandingkan dengan waktu ketika BRICS baru terbentuk pada tahun 2009 dan 2010, pertumbuhan ekonomi kelima negara BRICS telah melambat, namun Anda seharusnya tidak hanya mempertimbangkan tingkat pertumbuhan saat ini - Anda juga harus melihat ke jangka menengah untuk melihat seberapa besar pertumbuhan yang terjadi pada negara BRICS yang masih memiliki potensi pengembangan yang besar.

Pada saat yang sama, kurangnya revitalisasi ekonomi global, sentimen anti-globalis yang sedang bergelombang dan melonjak, dan faktor geopolitik yang berbelit-belit, sehingga menyebabkan negara BRICS menghadapi lingkungan eksternal yang komplek dan parah.

Secara eksternal, ada beberapa tekanan dari proteksionisme perdagangan, karena negara-negara BRICS masih mengandalkan perdagangan luar negeri, ada yang berpikir jika globalisasi berhenti, maka anti-globalisme dan proteksionisme perdagangan perlu tumbuh, tapi itu sebenarnya buruk bagi semua orang.

Namun, meski BRICS menghadapi tekanan penurunan ekonomi, mereka masih merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi global, dan memainkan peran yang tak tergantikan dalam tata kelola ekonomi global.

Data dari IMF telah menunjukkan bahwa pada tahun 2016, pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan India masing-masing 6,7% dan 7,5%, dengan pertumbuhan BRICS rata-rata adalah 5,1% - jauh lebih besar daripada rata-rata 2,4% dari keseluruhan ekonomi global.

Sebuah laporan dari penasehat UHY AS LLP menunjukkan bahwa pada tahun 2016, BRICS menarik investasi asing langsung 35% lebih banyak daripada G7.

"Foreign Economics" Spanyol memberikan analisis untuk hal ini, dengan mngatakan : Tiongkok, Rusia, India, dan Brasil dan Afrika Selatan empat negara berkembang terbesar adalah kelompok ekonomi yang sangat besar.

Juga, Tiongkok tidak pernah benar-benar memasuki krisis, pertumbuhan ekonominya melambat, namun mulai mempercepat perkembangannya sekarang. Ekonomi Rusia mengalami pukulan berat karena turunnya harga minyak, namun saat ini, aktivitas ekonominya telah pulih ke tingkat yang lebih tinggi. Perekonomian Brasil telah mengalami pelambatan setelah dua tahun mengalami resesi ekonomi. India juga telah bisa meninggalkan bayang-bayang krisisnya.

Namun pada saat yang sama, ketika untuk mendorong pertumbuhan investasi global, kerjasama negara-negara BRICS terus meningkat.

Pada 2 Agustus lalu, dokumen khusus pertama untuk memfasilitasi investasi global muncul, itu menunjukkan pencapaian " Outline for BRICS Investment Facilitation / Garis Besar untuk BRICS Investasi Facilitasi" yang dibuat untuk ruang kosong dalam sistem investasi multilateral global.

Garis Besar secara komprehensif mengatur beberapa implementasi dan metode spesifik untuk memfasilitasi investasi BRICS, yang dengan jelas mengusulkan peningkatan transparansi kerangka kebijakan investasi, meningkatkan efisiensi proses administrasi terkait investasi, meningkatkan kemampuan dan tingkat layanan publik terkait investasi, serta elemen inti lainnya untuk memfasilitasi investasi.

Statistik dari Konferensi Perdagangan dan Pembangunan PBB menunjukkan bahwa dari total investasi asing negara-negara BRICS, hanya sekitar 6% dari investasi tersebut ke negara-negara BRICS lainnya-jadi ada potensi besar yang masih bisa digarap.

Tidak hanya garis besar ini yang memungkinkan perdagangan bebas dan investasi yang lebih diliberalisasi, ini masih bisa untuk secara besar-besaran mempromosikan investasi antara negara-negara BRICS, yang dapat memberikan hasil implementasi terbaru untuk memfasilitasi investasi global.

Ini merupakan hasil penting dan sorotan yang hebat. Dengan kepemimpinan Tiongkok yang telah merumuskan garis besar untuk BRICS Investment Facilitation, dan berperan dalam membimbing peraturan investasi. Ini adalah pembentukan rumusan pertama prinsip panduan untuk kebijakan investasi global setelah Tiongkok menjadi Presiden G20 tahun lalu. Demikian menurut pandangan pengamat dunia luar.

Ini sangat penting, dan memiliki makna sejarah. Sebagai negara berkembang, negara-negara BRICS memiliki banyak tenaga kerja, sumber daya, dan keuntungan pasar, serta ekonomi yang dinamis, sehingga mereka masih memiliki potensi untuk pertumbuhan ekonomi yang cepat dan kondisi untuk menjadi pemimpin dalam putaran baru globalisasi ekonomi.

Negara BRICS masih memegang posisi penting. Mereka memiliki pasar yang luas dan berkembang, industri berkembang; mereka adalah pemimpin daerah masing-masing; mereka akan tetap menjadi negara yang sangat penting. Kerjasama antara para pemimpin regional ini juga akan memungkinkan kelompok BRICS memiliki posisi internasional yang semakin penting.

Selain ekonomi, negara-negara BRICS masih memiliki banyak ruang untuk kerjasama di antara mereka di wilayah lain. Dalam banyak topik internasional, negara BRICS masih harus memiliki suara bersatu, jika ingin lebih kuat.

Pada bulan Juli tahun ini, ketika para pemimpin BRICS bertemu saat KTT G20 Hamburg, mereka mengadakan sebuah pertemuan dan mengeluarkan sebuah pernyataan bersama, sebagai negara-negara BRICS.meminta masyarakat internasional untuk bersama-sama menyelenggarakan "Paris Climate Agreement."

Rober Lawrence Kuhn, US expert in Chinese Affair, mengatakan: Kerja sama mereka ini mengirim sinyal bahwa meskipun kekuatan utama ini menghadapi tantangan mereka sendiri, mereka akan bekerja sekeras yang mereka bisa untuk bekerja sama dan berkoordinasi, kita memerlukan lebih banyak usaha semacam itu. Ini sangat positif.

Presiden Xi Jinping memberikan sebuah metafora yang jelas bahwa "negara-negara BRICS seperti lima jari - masing-masing memiliki bakat sendiri saat terbentang, tapi mereka membentuk satu kebersamaan berupa kepalan tangan saat dikepalkan." Entah itu perbedaan dan konflik yang ada antara negara-negara BRICS atau tantangan yang dipresentasikan oleh sentimen "anti-globalisasi" dalam beberapa tahun terakhir, selama negara-negara BRICS bersatu, mereka akan mengatasi semua kesulitan dan tantangan, dan kerjasama BRICS pasti akan berkembang.

Seiring kerjasama BRICS memasuki dekade emas keduanya, kebijaksanaan dan vitalitas apa yang akan dimasukkan Tiongkok ke dalam kerja sama BRICS sebagai Presiden BRICS? Demkinan banyak dari para pengamat dunia luar yang sedang perhatikan.

Inilah masa kritis dan historis awal dekade kedua kerja sama dari BRICS. Dimana presiden KTT BRICS akan dirotasi mulai tahun 2017. Tiongkok  akan bekerja sama dengan anggota BRICS untuk bersama-sama menciptakan dekade emas.

Untuk mencapai hal ini, Presiden Xi Jinping mengusulkan bahwa sementara Tiongkok adalah presiden, ia harus mendorong proses kerja sama BRICS: memperdalam kerja sama praktis, mempromosikan pembangunan bersama, memperkuat pemerintahan global, bersama-sama menghadapi tantangan, mengembangkan pertukaran budaya, dan memperkuat fondasi opini publik, mempromosikan pembentukan mekanisme dan menciptakan hubungan kerja sama yang lebih luas.

Kerja sama ekonomi dan keuangan, pertukaran budaya dan pembelajaran, dan komunikasi dan koordinasi keamanan semuanya akan dikembangkan secara bersamaan, hanya dengan cara ini, negara-negara BRICS barulag bisa melangkah ke depan menjadi lebih luas dan semakin lebih luas, dan menjadi lebih stabil.

Presiden Xi Jinping mengemukakan bahwa dunia menghadapi tiga defisit utama - satu adalah defisit perdamaian, dua adalah defisit pembangunan, dan tiga adalah defisit tata kelola global.

Negara-negara berkembang sangat penting untuk mengisi defisit ini. Dan negara-negara BRICS, harus memainkan peran lebih besar, terutama dalam pengembangan tata kelola global, dan isu lainnya. Jadi dengan menjadi tuan rumah KTT BRICS, Tiongkok akan mengusulkan beberapa rencananya dan akan terlibat dalam inovasi dalam rencana, dan dengan metode ini agar sistem BRICS bisa memainkan peran lebih besar secara internasional.

K.V Presiden BRICS New Development Bank mengatakan: Jadi saya yakin dengan kepemimpinan kuat Presiden Xi pasti akan mendorong agenda kerjasama BRICS. Saya melihat ke depan untuk ini.

Pada 19 Juni lalu, telah diadakan Pertemuan Menteri Luar Negeri BRICS di Beijing. Ini adalah pertemuan menteri luar negeri independen yang pertama negara-negara BRICS.

Dari tanggal 27-28 Juli, telah diadakan pertemuan ke-7 BRICS "High Representatives for Security Issues"  di Beijing. Perwakilan senior dari kebijakan luar negeri atau masalah keamanan negara-negara BRICS melakukan diskusi mengenai isu-isu global dan strategis yang mereka pedulikan.

"Mekanisme dan Pertemuan Menteri Luar Negeri BRICS" dan "Pertemuan Perwakilan Tinggi BRICS Untuk Mekanisme Isu Keamanan" telah menjadi dua sistem penting bagi kerjasama politik dan keamanan BRICS. Terobosan ini bermanfaat bagi negara-negara BRICS untuk terlibat dalam diskusi mengenai isu-isu strategis yang signifikan. Banyak pengamat dan analis yang percaya jika negara BRICS berbicara dengan suara yang sama, seluruh dunia akan mendengarkan.

Pertemuan para menteri luar negeri BRICS dan pertemuan mengenai isu keamanan yang diadakan sebelum pertemuan puncak BRICS tahun ini membuat dunia luar memperhatikan nilai yang dikeluarkan oleh negara-negara BRICS mengenai kerja sama dalam perdagangan, pertukaran budaya, dan memperdalam kerjasama politik dan keamanan.

Namun pada saat yang sama, ini juga membuat beberapa media arus utama Barat mencurigai bahwa di balik tren ini mungkin merupakan upaya yang disengaja untuk melawan pengaruh AS dan Barat, dan apa yang dikhawatirkan publik Barat lebih jauh lagi adalah apakah kerjasama BRICS akan berkembang menjadi klik politik dan aliansi militer.

Juru bicara Kemenlu Tiongkok Geng Shuang memberi reaksi tentang ini dengan menyatakan: Negara-negara BRICS tidak terlibat dalam klik, atau aliansi politik atau militer. Kerjasama BRICS tidak menargetkan siapapun, menantang siapa saja, menangkal siapa pun, atau akan mengganti siapa pun.

Menghadapi kecurigaan ini, Kementerian Luar Negeri Tiongkok memberikan tanggapan yang kuat di sebuah konferensi pers pada akhir Juni tahun ini.

Meskipun kelompok BRICS pada awalnya merupakan konsep ekonomi, semua negara BRICS adalah negara berkembang dan negara dengan pasar negara berkembang yang memiliki pengaruh penting. Adalah wajar dan bermanfaat bagi perdamaian dan keamanan internasional untuk bertukar pandangan dan sikap koordinasi mengenai situasi internasional, termasuk topik hangat di beberapa regional internasional.

Saat ini, kerja sama BRICS telah memasuki dekade kedua-kerja sama politik dan keamanan dan bahkan lebih merupakan topik yang tidak dapat dihindari oleh negara-negara BRICS. Politik dan keamanan telah bergabung dengan pertukaran ekonomi dan keuangan dan budaya untuk membentuk tiga pilar utama kerja sama BRICS.

Wang Yi mengatakan bahwa memasuki "Tahun Tiongkok" untuk BRICS, Tiongkok dengan teliti menempa hasil kerja sama orang-ke-orang dan budaya dan membuat pertukaran orang-ke-orang dan budaya sebagai pilar ketiga kerjasama BRICS sambil memperkuat kerjasama tradisional. dalam ekonomi dan keamanan politik. Pentingnya kerja sama orang-ke-orang dan budaya terletak pada meletakkan opini publik dan landasan sosial yang solid untuk kerja sama BRICS.

Atas dasar ini, mekanisme BRICS memasuki tahap baru "penggerak tiga roda" dari "penggerak roda dua" sebelumnya, dengan struktur yang lebih seimbang dan tata letak kerjasama yang lebih baik. Ini akan menjadi dasar yang lebih komprehensif dan kokoh untuk pengembangan mekanisme BRICS di masa depan, membantu kerja sama BRICS dekade kedua berjalan lebih cepat, lebih stabil dan lebih jauh.

Stephen Perry, UK based 48 Group Club Chairman, mengatakan: Ini adalah untuk membangun sebuah sistem yang mampu memenuhi keinginan dan aspirasi negara berkembang untuk bentuk pembangunan yang berlangsung berkelanjutan dan damai. Jadi saya pikir BRICS akan tumbuh lebih besar dan lebih besar dan pada akhirnya, dapat membentuk dirinya menjadi blok perdagangan yang memungkinkan investasi dan perdagangan tumbuh dengan cara yang tidak bergantung pada struktur sistem Barat. Tapi itu tidak berarti bahwa itu akan mencoba dan mengalahkan struktur tersebut. Tapi saya pikir BRICS akan tumbuh lebih banyak untuk negara-negara berkembang daripada negara-negara maju, dan lebih berdasarkan interaksi di antara mereka.

Setelah sepuluh tahun menempuh hujan dan badai. Kerjasama BRICS berdiri di atas titik awal sejarah yang baru. Semakin banyak negara berharap untuk bergabung dan menyediakan sistem BRICS dengan lebih penuh vitalitas dan dorongan.

Untuk mencapai hal ini, tahun ini, Tiongkok mengusulkan model BRICS + untuk pertama kalinya, yang selanjutnya akan memperkuat hubungan, interaksi, dialog, dan kerja sama antara negara-negara BRICS dan negara berkembang lainnya dan negara berkembang yang baru tumbuh, dan menggunakan kerjasama BRICS untuk lebih menggambarkan sikap bersama dan keinginan kelompok negara berkembang.

Problem solving dan kerjasama lebih erat akan bisa dicapai kemitraan yang lebih mendalam. Tapi mereka perlu dan butuh inklusivitas, itu aka sangat penting. Karena berbicara tentang semangat Presiden Xi, berarti mmebutuhkn kerjasama inklusivitas yang win-win. Para analis mengatakan ini seperti jalan yang ditempuh perusahaan yang mempunyai cabang di pasar negara-negara bekembang di Asia, Afrika dan Amerika Latin.

Menegakkan semangat BRICS untuk "keterbukaan, penerimaan, kerja sama, saling menguntungkan." Negara-negara BRICS akan menggunakan metode BRICS+ untuk mengembangkan kerja sama konsentris dan memperluas lingkaran teman mereka.

Tiongkok tampaknya berinovasi dengan KTT puncak BRICS. Inovasi ini akan disebut model BRICS+. Mengapa? Ini akan menambah negara berkembang yang lebih representatif, karena walaupun negara BRICS adalah pemimpin di negara berkembang, masih ada batasannya. Jadi mereka akan menggunakan metode+ untuk lebih meningkatkan visibilitas dan memperluas pengaruh internasional BRICS. Analis senior di Bank Pembangunan Eurasia, Yoroslav Lissovolik, mengatakan bahwa dengan latar belakang yang kompleks dari meningkatnya proteksionisme perdagangan, usulan perluasan lingkaran teman BRICS akan menyuntikkan kehidupan baru ke dalam proses integrasi.

Setelah negara-negara BRICS mengembangkan dialog dengan negara-negara berkembang lainnya atau kelompok negara berkembang dan membangun hubungan kerjasama yang lebih luas, selanjutnya perlu melakukan rekonstruksi globalisasi dan juga merupakan sarana teknis untuk mencapai globalisasi. Dengan demikian akan mendorong perbaikan sistem tata kelola global, dan secara komprehensif memperbaiki keterwakilan dan pengaruh sistem BRICS.

Sergio Ley Lopez , mantan Dubes Mexico untuk Tiongkok mengatakan: Ini adalah kesempatan yang sangat langka untuk membuat sistem BRICS menjadi pendorong penting bagi globalisasi. Dalam situasi saat ini, karena perdagangan global menghadapi tantangan besar. BRICS+ bisa menjadi tonggak penting bagi dialog dan kerjasama negara-negara berkembang.

Marcos Caramuru Dubes Brazil untuk Tiongkok mengatakan: Melihat ke depan, kerjasama finansial, perdagangan, dan investasi niscaya akan diperkuat, namun masih banyak yang masih bisa kita lakukan. Hubungan antara negara-negara BRICS semakin ketat dan ketat. Tahun ini, Tiongkok adalah negara tuan rumah. Saya pikir Tiongkok akan memberikan demonstrasi yang baik dan bijak untuk kita, yang memberi tahu kita bagaimana memperkuat kerjasama sosial dan memperbaiki kehidupan masyarakat. Ini sangat penting bagi kami.

Sumber: www.brics2017.org
Sumber: www.brics2017.org
Dengan layar mengembang dan dunia bergulir. Logo KTT BRICS tahun 2017 ini, yang dihiasi lima warna, merupakan lambang pertemuan para pemimpin BRICS, dan melambangkan lima negara untuk maju bersama. Ribuan kapal bersiap untuk berlayar, karena bangau putih (simbol kota Xiamen) terbang melayang di atas kepala.

Berangkat dari Xiamen sekali lagi, dipandu oleh semangat BRICS, kapal BRICS besar akan membawa harapan tiga miliar orang, karena win-win bagi lima negara dalam perjalanan bersejarah baru, dan membuka jalan bagi masa depan yang lebih cerah untuk perdamaian dunia. dan pembangunan global. Demikian proganda Tiongkok dalam KTT BRICS yang diadakan 3 sampai 5 September 2017, hari-hari ini. Marilah kita tunggu dan tenggok apa saja yang akan dihasilkan dalam KTT ini.....

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

https://www.washingtonpost.com/business/brics-countries-meet-to-map-path-to-increase-their-roles/2017/09/03/0b5b408c-9111-11e7-8482-8dc9a7af29f9_story.html?utm_term=.3a1dbc55a62c

http://thebricspost.com/brics-not-a-talking-shop-but-a-task-force-that-gets-things-done-xi/#.Wazb5vkjHIU

https://www.brics2017.org/English/Headlines/201709/t20170901_1841.html

https://www.brics2017.org/English/Headlines/201709/t20170901_1841.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun