Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Lahirnya Kapal Destroyer Tipe 051 dan 052

20 Agustus 2017   10:11 Diperbarui: 20 Agustus 2017   10:35 2617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://sinodefence.com

Apa itu Destroyer atau kapal perusak?  Destoryer adalah kapal perang yang mampu bermanuver dalam waktu pajang, untuk mengawal kapal yang lebih besar dalam armada, konvoi atau gugus tempur untuk mempertahankan dan melawan penyerang jarak pendek yang lebih kecil.

Kisahnya bermula ketika RRT mengalami politik isolasi, blokade ekonomi dan embargo milite dari AS dan Barat pada tahun 1950an.

Tanggal 27 Juni 1950, Presiden AS Truman memerintahkan Armada ke-7 AS untuk masuk ke Selat Taiwan, dua hari kemudian 6 destroyer dan 2 cruiser dari gugus Armada Ke-7 juga masuk Selat Taiwan.

Dalam tiga tahun berikutnya AS mengandalkan sejumlah aliansi militer untuk menekan RRT dari Semenanjung Korea di timur laut, ke Selat Taiwan di timur dan Indo-China di tenggara.

RRT menganggap tindakan ini merupakan ancaman besar bagi keamanan maritim dan teritorialnya. Untuk melindungi garis pantainya sepanjang 18.000 km, mereka merasa sangat mendesak untuk memiliki AL yang kuat.

Pada 19 Februari 1953, Mao Zedong berkunjung ke Hangkow untuk inspeksi kapal nagkatan laut di Sungai Yangze. Yang mengejutkan Mao yang didampingi para perwira lainnya juga menginspeksi keempat kapal perang lain yang diberi nama kota Luoyang, Nanchang, dan kota-kota lainnya, Mao menulis Prasasti yang sama lima kali, ini menjadi sesuatu yang hanya sekali dilakukan oleh Mao selama hidupnya.

Kelima kapal perang yang diinspeksi ini adalah kapal-kapal kecil yang ditinggalkan oleh KMT. Kapal-kapal ini tidak bisa dibandingkan dengan kapal-kapal perang negara maju (AS dan Barat) dalam hal efektivitas tempurnya.

Di sisi lain, saat itu industri Tiongkok masih lemah tidak dapat membangun kapal perangnya sendiri. Dalam rangka untuk memperkuat AL sesegera mungkin, AL-PLA mencoba untuk melakukan pengadaan atau pembelian  kapal perang dari Uni Soviet.

Pada awal tahun 1952, Komandan AL-PLA Xiao Jinguang memimpin delegasi ke Moskow untuk mendapatkan kapal destroyer, torpedo, dan pelatih. Uni soviet meyetujui beberapa permintaan persenjataan kepada Tiongkok, kecuali kapal destoyer/kapal perusak yang menjadi inti dari ekfetivitas tempur ALnya.

Dalam kurun waktu singkat sekitar setengah tahun berikutnya, Wakil Komandan AL-PLA Luo Shunchu  pergi lagi dua kali ke Uni Soviet untuk melakukan negosiasi yang alot mengenai pengadaan kapal destroyer.

Untuk memfasilitasi negosiasi tersebut, Mao Zedong menelepon langsung Stalin dua kali secara pribadi. Pada 12 Maret 1953, Xiao Jinguang menerima sebuah telegram dari Luo Shunchu. Menurut telegram tersebut, Uni Soviet akhirnya setuju untuk menjual kapal perusaknya yang lama, namun pada harga yang luar biasa mahal.

Dalam telegram, Wakil Komandan Luo Shunchu bahkan menggunakn istilah "logam rosongkan" untuk menggambarkan kapal perusak lama ini. Menurut catatan statistik kapal-kapal ini dihargai setara dengan 17 ton emas pada harga masa itu. Sehingga membuat Luo Shuchu mejadi begitu terperanjat dan menjadi ragu.

Tapi empat hari kemudian, dia menerima telegram dari Koandan Xiao Jinguang dengan keputusan "Barang rongsokan juga tidak masalah!"

Pada 4 Juni 1953, meskipun mengalami kesulitan keuangan yang besar, pemerintah Tiongkok pusat mengalokasikan sejumlah besar uang untuk membeli kapal perusak Kotlin-class yang seharusnya sudah dipensiunkan oleh Uni Soviet.

"Empat Kapal Perang" AL-PLA waktu itu semua orang tahu bahwa kapal perang itu adalah yang sudah seharusnya akan dipensiunkan oleh Uni Soviet, dan kapal perusak itu merupakan yang pertama kali dimiliki AL Tiongkok serta digunakan  sampai tahun 1990an.

Namun Tiongkok bagaimanapun harus memiliki "Empat Kapal Perang"  yang sudah ketinggalan zaman, versi kapal perang yang sudah ditarik dari AL Uni Soviet. Semua pihak tahu dengan jelas memiliki kapal-kapal ini hanya untuk sementara megurangi tekanan pertahanan AL-Tiongkok.

Pada saat itu, negara maju Barat telah memperbarui sama total kapal destroyer mereka, mulai dari artileri AL hingga kapal destroyer rudal yang dilengkapai dengan rudal anti-kapal, sehingga unggul dalam transformasi efektifitas tempur kapal destroyer.

Untuk mempertahankan teritorial maritim, AL-PLA menyadari harus mengejar ketinggalan dari rivalnya negara Barat dengan mengembangkan  destroyer (kapal perusak) sendiri. Tapi saat itu keadaan negara tidak memungkinkan mendukung perkembangan ini.

Pada tahun 1960, Uni Soviet pecah dengan Tiongkok. Uni Soviet secara sepihak membatalkan "Kesepakatan 4 Juni" yang sudah ditanda-tangani antara Uni Soviet dan Tiongkok dalam membantu Tiongkok Alutsista Angkatan Laut Tiongkok, dan menarik semua tenaga ahli dan kerjasama militer dengan Tiongkok dalam meberi bantuan teknis kepada Tiongkok.

AL-PLA tidak lagi dapat mengimpor teknologi dan peraltan canggih dari Uni Soviet. Maka satu-satunya jalan keluar adalah membangun kapal perang sendiri secara mandiri.

Dengan Negara Tiongkok yang pada waktu itu baru berdiri, hampir tidak ada keahlian dalam merancang kapal perang. Apalagi, tidak ada lembaga khusus yang didirikan dalam industri perkapalan, lebih lagi tidak mempunyai sama sekali teknologi dan talenta untuk bidang ini.

Berkenaan dengan masalah ini, pada tahun 1961, Marsekal Nie Rongzhen memberi saran ke Komite Sentral Tiongkok, untuk merekrut semua tim riset kapal diaspora negara-negara luar untuk membentuk institusi kelas atas--Akademi Penelitian dan Pengembangan Kapal Tiongkok atau yang sekarang disebut China Ship Research and Development Academy (CSRDA).

CSRDA kemudian ditunjuk sebagai "Akademi ke-7 Kementerian Pertahanan," atau "Akademi ke-7" untuk jangka pendek. Kemudian, Liu Huaqing Deputi Ketua Komisi Militer Pusat, ditunjuk sebagai presiden pertama institut tersebut.

Maka R&D untuk kapal perang yang komplek, termasuk kapal destroyer rudal, dimulai dari sini.

Pada 29 Juni 1964, Tiongkok untuk pertama kalinya berhasil merancang dan memproduksi DF-2 (CSS-1) secara independen rudal balistik jarak menengah, dan dengan sukses berhasil diluncurkan.

Kabar baik yang datang dari padangan pasir yang jauh di Tiongkok ini, menjadi dorongan besar bagi staf CSRDA, Sebelumnya mereka sama sekali tidak tahu bahwa penelitian mereka akan desertai kabar baik ini, yang akan menjadi peluang yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Tidak lama setelah sukses peluncuuan DF-2, Tiongkok mulai melakukan uji coba DF-5 (CSS-4 Mod 2) sebuah rudal antar benua. Untuk membawa kembali data survei lengkap, AL-PLA perlu mengirim armada konvoi kapal survei ke lautan luas. Oleh karena  itu pembangunan kapal destroyer rudal menjadi tugas yang sangat mendesak.

Dalam formasi konvoi, kapal rudal destroyer merupakan bagian penting dan integral dari kapal AL. Untuk memenuhi misi escort. Tiongkok perlu membangun kapal desroyer untuk lautan dalam.

Pada tahun 1966, para pejabat pusat di Komisi Militer Pusat Tiongkok, dengan model "Empat Kapal Perang," Tiongkok mengembangkan kapal destroyer Tipe 051 secara mandiri.

Pada Maret 1967, seorang pemuda bernama Pan Jinfu menerima perintah dari pusat, diminta untuk bekerja dengan Li Fuli , pakar desain kapal, dalam penelitian dan pengembangan destroyer Tipe 051.

Sumber: www.chinapictorial.com.cn +
Sumber: www.chinapictorial.com.cn +
Siapa Pan Jingfu itu? Mengapa pria baru berusia 37 tahun ini terpilih sebagai pemimpin proyek kelas berat ini?

Pan Jingfu lulus dari Universitas Zhejiang pada awal 1950-an, merupakan salah satu peneliti pertama yang dibina RRT.

Berpengalaman bergabung dengan melakukkan modeling kapal penyapu ranjau di Uni Soviet, yang memungkinkan dia untuk mendapatkan pengalaman berbeda dalam mendisain kapal.

Berbeda dengan personil lainnya yang terlibat dalam misi itu, saat karya desain selesai, Pan Jingfu mendapat tugas melakukan perjalanan dari Shanghai ke Nanchang untuk terus berpartisipasi dalam pembangunan penyapu ranjau tersebut. Setelah itu, dia terlibat dalam uji coba kapal sebagai sukarelawan, menghabiskan beberapa bulan di laut.

Dari mendesain dan mengkonstruksi hingga melakukan pelayaran, Pan Jinfu satu-satunya yang terlibat dari keseluruhan proses.

Pada awal tahun 1966 sebelum misi tersebut diberikan, Pan Jingfu dan Li Fuli telah melaporkan rancangan destroyer rudal generasi pertama mereka. Oleh karena itu, tugas penting membangun destroyer Tipe 051 jatuh padanya.

Pada tahun 1968, desain destroyer Tipe 051 yang dapat diselesaikan dalam dua tahun, masuk dalam tahap konstruksi kapal secara resmi dimulai. Dua tahun kemudian Tipe 051 selesai dan diserahkan. Tipe pertama destroyer 051D diberi nama "Jinan."

Pengalaman membangun kapal destroyer rudal secara mandiri ini, telah menjadi tonggak sejarah dalam pengembangan kapal perang AL-PLA.

Pada tahun 1971, ketika kapal destroyer Tipe 051 masuk dalam jajaran alutsista AL-PLA, justru pada saat itu AS mengumumkan pengembangan sistem tempur "Aegis" dan berhasil.

"Aegis" yang dipasang pada kapal destroyer rudal memberi cakupan 360 derajat, dengan kecepatan tinggi untuk mentracking, melacak,  ratusan target sekaligus, dan juga secara otomatis, serta reaksi cepat. Sistem "Aegis" menjadi yang paling canggih pada saat itu di dunia.

Munculnya "Aegis" memberi pesan kepada Tiongkok bahwa kapal destroyer Tipe 051 miliknya yang dikembangkan secara madiri sudah tertinggal zaman sejak digunakan dari mula.

Kemudian dalam keadaan yang sangat kompetitif dalam bidang kapal angkatan laut di dunia, Inggris memasukkan kapal destroyer Tipe 42 (Sheffield class) dalam Royal Navynya di tahun 1975.

Dari tahun 1978 sampai 1979, AL Uni Soviet mengeluarkan kapal destroyer Sovremennyy-class dan Udaloy-class dengan sukses, sehingga membuat destroyer Tiongkok Tipe 051 yang menjadi yang terbaik di AL-PLA makin tertinggal.

Pada 2 Agustus 1979, terjadi hal khusus bagi kapal destroyer "Jinan". Pagi-pagi sekali, AL Armada Utara Tiongkok (NSF/North Sea Fleet) para awak kapal berbaris di dek "Jinan" menunggu kunjungan seseorang. Pada hari itu Deng Xiaoping sebagai Wakil Ketua Komisi Militer Tiongkok Pusat, tiba di pelabuhan Yantai dan menaiki kapal destoryer "Jinan."

Kemudain kapal destroyer "Jinan" pelan-pelan menuju lautan lusas. Dengan duduk di atas bangku sinyal, menerawang jauh ke lautan luas. Kemudian setelah itu, Wakil Komandan "Jinan" bertanya apakah Deng bisa menulis kata-kata kenangan untuk AL-PLA. Wakil Komandan teringat pada saat itu Deng tidak segera memulai menggoreskan tulisannya. Setelah berpikir beberapa waktu dia menuliskan " Membangun Angkatan Luat Yang Kuat Dengan Effektivitas Tempur Yang Modern."

Dibandingkan dengan kata-kata kenangan dari Mao Zedong yang menuliskan "Membangun Angkatan Laut Yang Kuat"  untuk kapal perang "Sungai Yanze" 26 tahun yang lewat, Deng Xiaoping menekan pada kata "Modern."

Menghadapi perubahan situasi internasional, Deng Xiaoping menetapkan standar yang lebih tinggi untuk efisiensi tempur modern bagi AL-PLA.

Pada tahun yang sama ketika Deng Xiaoping berlayar dengan "Jinan." Di AS telah diselesaikan studi kelayakan untuk kapal destroyer Arleigh Burke-class pada tahun 1971, dimana tingkat efektivitas tempurnya menjadi peringkat pertama di dunia.

Dihadapkan dengan situasi ini, untuk menyempitkan celah kekuatan militer dan jurang teknologi antara negara maju dan Tiongkok, maka tidak ada pilihan bagi Tiongkok harus mengembangkan angkatan lautnya.

Pada tahun 1983, Komisi Militer Pusat Tiongkok menyetujui untuk mulai pengembangkan kapal destroyer baru Tipe 052 yang baru. Pan Jinfu ditunjuk sebagai kepala desainer. Kali ini, dia tidak hanya bertujuan membangun kapal perang yang lebih baik,. Tapi yang lebih penting lagi adalah untuk mengejar ketinggalan dengan kapal destroyer dunia dengan cara yang tercepat.  Dia harus berpacu dengan waktu, ini menjadi sebuah tantangan yang sebelumnya tidak pernah ditemui.

Perancangan Destroyer Tipe 052

Pan Jingfu berencana merancang Destroyer Tipe 052 yang baru, versi yang sama sekali berbeda dari pendahulunya Tipe 051. Ini berati harus memiliki "jantung" terkuat dan "otak" terkuat.

Memiliki "Jantung Terkuat" artinya harus memiliki sistem tenaga yang tingkatannya pertama, yang memungkinkan Tipe 052 mempunyai daya tempur efektif baik di lepas pantai maupun di lautan yang dalam.

Memiliki "otak" yang terkuat berarti harus memiliki sistem yang seperti "Aegis" sehingga bisa memenuhi kebutuhan peperangan modern.

Tapi siatusi tahun 1980an, Tiongkok masih lemah kekuatan ekonominya, selain itu tidak berpengalaman dalam banyak hal teknologi yang menjadi tantangan dalam mengembangkan Destroyer Tipe 052.

Wang Ronsheng mantan Kepala Komandan kapal destroyer 052 menceritakan: "Proyek ini melibatkan  aspek industri nasional. Untuk lebih spesifik lagi, semua jenis sistem termasuk industri mekanik, industri kimia, industri ringan dan juga tekstil yang ada di daratan dalam negeri Tiongkok dapat dilihat di kapal perang. Sedangkan untuk sistem tenaga, apakah kita memiliki turbin gas? Apakah kita memiliki mesin diesel berkecepatan tinggi? Tidak.  Jadi kita putuskan untuk membelinya."

Pan Jingfu menuturkan: Dengan memanfaatkan tren reformasi dan keterbukaan, saya mencoba mengenalkan teknologi maju berdasarkan kenyataan/realitas, sehingga bisa meningkatkan tingkat teknologi kita (Tiongkok). Hanya dengan demikian kita bisa melokalkan teknologi kelak."

Sesuai dengan saran Pan, untuk sistem tenaga destroyer 052, turbin uap yang dipasang pada desrroyer 051 akan diganti dengan gas turbin yang lebih baik. Namun berhubung gas turbin yang ada dalam negeri Tiongkok tidak memenuhi standar, Pan Jingfu memutuskan untuk mengimpornya. Tetapi untuk membuat keputusan itu tidaklah mudah, sehingga membuat Pan Jingfu mendapat tekanan besar.

Memperkenalkan teknologi tidak hanya untuk mengejar ketinggalan tingkat kemajuan dunia, tapi juga untuk meningkatkan level teknologi dalam negeri.

Tetapi ternyata ketika bagian dari parts yang diimpor dan domestik dirakit jadi satu, gagal untuk bekerja dalam koordinasi, ini menjadi sebuah kenyataan yang sangat sulit yang dihadapi para peneliti.

Membangun Fasilitas Uji Coba Sistem Dan Peralatan Berbasis Darat

Pada saat itu, Pan Jingfu dan timnya ketika datang ke suatu tempat terpencil di sebuah pantai untuk melakukan pengamatan dan pencatatan keadaan sekitarnya. Sebenarnya mereka telah melakukan banyak survei kebanyak tempat, namun akhirnya memilih tempat terpencil angini satu desa nealya di dekat pantai Laut Kuning. Dia menuturkan: Di tempat terbuka ini pesawat terbang bisa terbang dari belakang saya melewati atas kepala saya. Tempat yang luas ini bisa dibangun satu fasilitas besar.

Lalu fasilitas apa yang akan dibangun dan untuk apa?

Untuk mengatasi kemugkinan terjadi masalah dengan persenjataan impor yang mungkin gagal saat dipasang di kapal, Pan Jingfu mengusulkan satu tes tambahan yang disebut uji coba berbasis darat. Artinya sebelum peralatan dipasang dilakukan uji kinerja berbasis darat terlbih dahulu. Setelah semuanya lancar barulah dipasang pada kapal destroyer yang sedang dibangun.

Pada pembangunan kapal destroyer Tipe 051, semua bagian dipasang langsung tanpa dilakukan uji berbasis darat terlebih dahulu, sehingga menyebabkan banyak menghadapi masalah setelah masuk dalam dinas pelayanan.

Tipe 052 jauh lebih komplek dari Tipe 051. Setiap masalah yang terindenfikasi seletah diluncurkan akan menimbulkan konsekuensi yang mengerikan. Karena sistemnya rumit dan besar disebabkan ada puluhan ribu perangkat di seluruh kapal perang tersebut.

Pan Jingfu menceritakan: Kemudian, uji coba pilot proyek dilakukan selama dua tahun. Semua perangkat yang akan dipasang di atas kapal diuji untuk mengetahui masalahnya.

Tapi mengapa uji coba ini dilakukan di desa nelayan kecil yang terpencil ini?

Pan Jingfu menjelaskan: Mengapa desa terpencil dipilih? Uji coba harus dilakukan di lepas pantai, karena kami ingin melakukannya di areal yang luas. Kami ingin megamati penerbangan pesawat  yang lewat di atas laut.

1986, sekitar pantai Laut Kuning ini dibangun fasilitas uji coba berbbasis darat pertama, dimana semua persenjataan yang akan dipasang di destoyer Tipe 052 akan diuji coba test-run kerjanya dalam koordinasi dengan sistem lain yang akan terpasang.

Sumber: Sino Defense Forum + Aleeria latest news
Sumber: Sino Defense Forum + Aleeria latest news
Diatas ini adalah Destroyer Tipe 051 dan 052, awalnya mereka tidak punya perbedaan. Tapi di mata Pan Jingfu destroyer Tipe 052 terbagi menjadi 13 sistem.

Pembagian seperti itu belum pernah ada sebelumnya dalam menganalisis kapal domestik. Proposal Pan mengenai metode pembagian, secara tak terduga mendapat tentangan luas. Tapi dia bersikeras pada idenya, karena dalam mengembangkan Tipe 051, ada banyak masalah yang menyesalkan dan mengecewakan.

Dalam pengembangan destroyer Tipe 051, disain kapal perang Tiongkok sebagian besar masih berdasarkan panduan manual, dan pendoman berdasarkan meningkatkan efisiensi tenpur kapal perang dengan meningkatkan tingkat yang mematikan pada setiap senjata tunggal.

Pada saat berkonferesi dengan Kementerian Industri Dirgantara (Tiongkok), Pan Jingfu bertemu dengan Qian Xuesen, Qian Xuesen menayangkan pandangan uniknya mengenai desain kapal perang dari perspektif cybernetics/sibernetika.

Menurut Qian Xuesen, destroyer itu adalah sistem besar, yang terdiri dari senjata, sistem yang lebih kecil. Hanya bila sistem bekerja dalam koordinasi baru dapat mencapai efektivitas tempur yang dimaksimalkan.

Ide ini sangat mengilhami Pan Jingfu. Namun, produksi Tipe 051 hampir selesai, tidak ada waktu untuk memasukkan ide Qian ke dalamnya. Jadi kali ini, Pan Jingfu bertekad memastikan Tipe 052 tidak mau lagi terjadi masalah penyesalan dan kecewaan.

Shi Zongwei  adalah spesialis dalam perancangan sistem senjata, selama  20 tahunan yang lalu dia sedang mengerjakan proyek lain di Qingdao, sebuah perintah tiba-tiba dikirim padanya. Dia diminta segera kembali ke institutnya, untuk mendirikan departemen desain baru yang disebut kantor perancangan sistem tempur.

Sumber: Grabed fom CCTV China
Sumber: Grabed fom CCTV China
Shi Zongwei menceritakan: Berbicara di dalam negeri (Tiongkok saat itu), tidak ada konsep seperti sistem tempur. Setiap anggota angkatan laut hanya memikirkan bisnis mereka sendiri. Jika Anda bertanggung jawab atas persenjataan sekunder, Anda bisa mengatasinya. Jika Anda bertanggung jawab atas persenjataan utama, hanya berjaga saja. Tidak ada perintah terpadu.

Sistem komando adalah subsistem yang paling menentukan dalam sistem tempur, seperti inti kapal perang. Dalam pembuatan keputusan di masa lalu dalam peperangan di laut terutama mengandalkan pengalaman dan kemampuan komandan. Katanya lebih lanjut.

Namun di era teknologi informasi, tidak peduli seberapa berpengalaman, atau hebatnya sang komandan, dia tidak akan sebanding dengan komputer dalam hal mengoperasikan data masif.

Saat para peneliti melakukan studi di luar negeri, periset Tiongkok melihat sebuah sistem komando baru, yang disebut "tri-platform." Kapten, wakil kapten, dan petugas intelijen berkumpul di sekitar sebuah platform yang menampilkan kemajuan tempur, dan bekerja dalam koordinasi untuk mengarahkan keseluruhan operasi.

Komputer adalah untuk mengumpulkan dan menganalisis data operasional masing-masing sistem, kemudian menghasilkan yang keputusan yang tepat. Berdasarkan hasil tersebut, komandan akan membuat keputusan dan penngerahan misi terbaiknya.

Hua Shaozeng mantan wakil kepala disainer 052 menceritakan: Mitra asing tidak mungkin menawarkan informasi tentang sistemnya tanpa pamrih. Saat belajar, kita akan mengamati bagaimana beberapa senjata utama bekerja, dan masalah apa yang dipecahkan. Setelah memiliki pemahaman dasar tentang sistem ini, kami akan mempelajarinya dengan saksama dan melakukan sesuatu setapak demi setapak setelah kami kembali pulang. Dan akhirnya, kami berhasil.

Era otak manusia melawan komputer pun berakhir. Sementara di sepanjang Sungai Yangtze belasan kilometer jauhnya, periset dari General Design Institute sibuk dengan detail disainnya.

Sumber: chinamil.com.cn
Sumber: chinamil.com.cn
Destroyer ini dilengkapi dengan persenjataan modern, ketika dibangun 30 tahun yang lalu, digambar dengan cara yang paling sederhana sekali. 30 tahun yang lalu, tidak ada grafis komputer. Setiap rangkaian dan sekering digambar dengan tangan, dengan margin error tidak lebih dari satu milimeter.

Hua Shaozeng menuturkan: Saat itu tidak ada komuter CAD, apalagi grafis. Xiang Xiuying, seorang mantan disainer lembaga penelitian kapal  mengatakan: Ruangan tanpa AC, di musim panas, kami menggulung lengan baju dan membungkuk di atas meja menggambar. Meskipun keringat menetes ke gambar, kita terus bertahan, begitu juga di musim dingin atau musim panas.

Para personil bekerja siang dan malam selama tiga tahun. Gambar konstruksi buatan tangan mereka destriyer Tipe 052 yang akhirnya mengejutkan ternyata lebih dari satu ton berat keseluruhannya.

Melalui desain yang teliti ini, gambaran lengkap dari destroyer Tipe 052 terlihat jelas. Rudal Anti-kapal, rudal udara, artileri, torpedo, roket anti-kapal selam, persenjataan terbaru merupakan sistem tempur lengkap dan organik.

Kembali pada tahun 1989, disain Tipe 052 pada dasarnya selesai, sementara konstruksi siap untuk dimulai. Pan Jingfu dan timnya mencoba yang terbaik untuk menyelesaikan proyek Tipe 052 pada kecepatan yang paling cepat sehingga dapat mengejar ketinggalan dengan dunia maju.

Namun kesulitan dan tantangan tetap menunggu mereka. (Bersambung.....)

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

CCTV China

Discover the Luyang III / Type 052D Multirole Destroyer

Type 051 Luda Class Destroyer

Luyang-III Class / Type 052D Destroyers, China

Type 052D Class Destroyer

https://www.youtube.com/watch?v=E_Anrb3z-Hw

cae.cn

China Pictorial

Farewell: China's first-generation guided missile destroyer decommissioned

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun