Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meneropong Kekuatan dan Alutsista PLA 90 Anniversary

2 Agustus 2017   10:18 Diperbarui: 2 Agustus 2017   10:30 1205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Andrew S. Erickson+ Pakistan Defence

Komando pertempuran gabungan AS telah mengalami masa yang panjang untuk dipakai. Pada awalnya,  konsep pertempuran gabungan pada dasarnya hanyalah hubungan antara berbagai jenis unit militer, dan kekuatan sebenarnya tidak dapat dikaitkan.

Sehingga pada Perang Teluk yang pertama, Perang Teluk pada tahun 1991, merupakan pelajaran buruk untuk AS - di antara berbagai kekuatan, terutama pada tingkat dasar, Angkatan Udara dan Angkatan Laut semua memiliki kekuatan penerbangan, dan Angkatan Darat juga memiliki kekuatan penerbangan, namun berbagai kekuatan penerbangan tidak dapat berkomunikasi.  Jika sebuah pesawat Angkatan Darat melihat sebuah pesawat Angkatan Udara atau pilot pesawat Angkatan Laut melihat sebuah pesawat Angkatan Udara dan ingin menyapanya atau memperingatkan bahwa pesawat musuh akan datang, pesawat tersebut tidak dapat berkomunikasi. Jadi pada akhirnya, dalam Perang Teluk, sejumlah besar masalah semacam ini terjadi. Maka akhirnya diusulkan metode seamless-linked combat atau pertempuran gabungan yang terhubung mulus antar angkatan.

Selain mengorganiasi sistem hubungan, perlatan khusus seperti metode transmisi kumunikasi, perangkat keras dan perangkat lunak harus terintegrasikan. Integrasi semacam ini harus dilakukan sangat mendalam. Pada kenyataannya, di masa lalu semua ini terintegrasi pada tingkat strategis dan tempur. Tapi mereka tidak bisa tehubung secara taktis.

Kondisi PLA kini tampaknya baru berupaya mengintegrasikan pada tingkat strategis dan maju menuju tingkat integrasi taktis. Menurut analis militer.

Barangsiapa yang lebih kuat dari dunia menang di laut, barangsiapa yang lebih lemah di dunia kalah di laut.

Sudah dari 100 tahun sejak Perang Candu, modernisasi militer Tiongkok selalu dalam proses yang memalukan yang beralih dari kekuatan darat  ke kekuatan maritim, kemudian dari kekuatan maritim kembali lagi ke kekuatan darat, hal ini dikarenakan kekuatan nasionalnya yang menurun.

Tapi kini kekuatan nasional Tiongkok tidak bisa lagi dibandingkan dengan masa lalu. Kini dari kekuatan darat tradisionalnya menjadi kekuatan maritim modern. Ini bisa dilihat ketika terjadi sengketa Kepulauan Diaoyu dan Laut Tiongkok Selatan, dan saat melakukan misi memerangi bajak laut, dan ketika saat melakukan evakuasi dan warganya di luar negeri akhir-kahir ini. Mulai dari pertahanan pantai sampai pengawalan samudera, kini militer Tiongkok berlayar ke lauatan yang jauh sekali dari daratan.

Alutsista PLA Dalam Rangka Deterrence

Selama 90 tahun militer Tiongkok telah menempa diri dan maju, berusaha untuk menjadi setara dengan yang terbaik di dunia, mengoptimalkan sistem komando militer dan mengubah perkembangan militer dengan pendekatan masa depan dan modern.

Dalam 90 tahun ini, militer Tiongkok telah memiliki sekelompok alutsista yang dapat mempertahankan kepentingan nasionalnya. Menjadi deterrence selama masa damai dan menjadi kunci kemangan di masa perang.

Sumber: Arms Control Wonk+ Federation of American Scientists
Sumber: Arms Control Wonk+ Federation of American Scientists
The DF-5B ICBM memiliki jangkauan lebih dari 10.000 km, dan dapat membawa banyak hulu ledak MIRV (Multiple Independently Targetable Veihecle / Rudal balistik yang membawa beberapa hulu ledak termonuklir). Penampilan pertamanya adalah saat parade militer pada 3 September 2015.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun