Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menerawang Geopolitik Asia-Pasifik dari Latihan Militer Gabungan Malabar AS-India-Jepang

25 Juli 2017   20:41 Diperbarui: 26 Juli 2017   15:41 1429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang perlu diperhatikan adalah kunjungan Modi ini adalah kunjungan kerja, bukan kunjungan kenegaraan resmi. Beberapa analis mengatakan bahwa Modi tidak memiliki harapan yang tinggi untuk kunjungan ke AS ini, dan sampai batas tertentu, hanya untuk meningkatkan perhatian AS terhadap hubungan AS-India , dan ini adalah kunjungan klasik untuk mencari perhatian.

Trump juga menggunakan nada suaranya yang sama kuat pada saat dia mengundurkan diri dari Persetujuan Paris sebulan sebelumnya, dengan mengatakan bahwa India adalah "teman sejati".

Beberapa pengamat melihat kunjungan Modi ke AS kali ini hanya sebagai perjalanan simbolis daripada bermakna, kebijakan AS untuk India "dalam keadaan rebound/mengambang" Jadi dalam keadaan rebound ini, Modi akan merasa kesulitan untuk mendapatkan hasil yang substansial dari perjalanannya ke AS ini.

Meskipun AS yang menjadi tuan rumah menerima Modi dengan kemegahan tertinggi selama kunjungan ini, tapi bagi pengamat dilihat ini hanya sebagai indikator bagi dunia luar bagaimana AS dan India memiliki kemitraan dan kerjasama strategis.

Sejak Trump menjabat, wartawan berulang kali menangkap saat-saat ketika dia dengan antusias berjabat tangan dengan para pemimpin luar negeri yang datang ke Gedung Putih. Namun, gaya pertemuan ini dengan Modi terasa berbeda.

Menurut sebuah laporan dari AP pada 26 Juni, saat mengadakan konferensi pers bersama dengan Trump di Rose Garden (Taman Mawar) Gedung Putih, Modi merangkul Trump dengan dua pelukan beruang. Hari itu, Trump membuat ucapannya lebih dulu, lalu mengulurkan tangannya ke Modi sesudahnya, tapi Modi mengambil kesempatan untuk memeluk Trump.

Setelah Modi menyelesaikan pernyataannya, dia memeluk Trump sekali lagi. Ketika dia hendak meninggalkan Gedung Putih, reporter sekali lagi menangkap keduanya berpelukan sekali lagi. Trump berkomentar: "Hubungan antara India dan AS tidak pernah lebih kuat dan lebih baik seperti sekarang."

Tentu saja, selain mencari muka dalam perjalanan ini, Modi juga mendapatkan beberapa hasil yang spesifik.  Ketika Trump bertemu dengan Modi di Gedung Putih, keduanya menekankan bahwa terorisme adalah isu global, dan berjanji untuk memperkuat kerjasama dalam memerangi kelompok teroris seperti Al Qaeda dan "Negara Islam" ("ISIS").

Kita tahu dua poin utama kebijakan luar negeri Trump adalah kontraterorisme dan masalah DPRK/Korut, karena prioritas utamanya dalam kebijakan luar negerinya adalah bagaimana cara melawan "ISIS" atau teroris di Timur Tengah. Kenyataannya, dia ingin meminjam kekuatan India di daerah ini untuk menghadapi kontraterorisme, terutama untuk kekuatan kolektivitas ini, dan ketika menyangkut kekuatan teroris, India sangat berpengalaman, dan ini adalah salah satu kekhawatiran utamanya. AS telah bersimpati dengan hal ini, jadi mereka berharap untuk menggunakan India untuk menanggung sebagian dari beban kontraterorisme AS dan tugas-tugas tersebut untuk mendorong maju kontraterorisme di Timur Tengah.

Ketika menyangkut pertahanan, AS dan India telah berjanji untuk memperkuat kerja sama pertahanan dan keamanan. Pada hari yang sama, pejabat Departemen Luar Negeri AS menyetujui penjualan pesawat angkut C-17 senilai 365 juta USD. Pada saat yang sama ini juga, pihaknya juga menyetujui rencana 2 milyar USD untuk mengekspor pesawat tak berawak ke India. Militer India berencana untuk mengerahkan alutsista ini ke sabuk Kepulauan Andaman untuk memantau daerah di mana Samudra Hindia bertemu dengan Samudra Pasifik.

Sebuah laporan dari "Defense News" yang berbasis di AS mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya AS menjual model pesawat tak berawak ini ke negara non-sekutu. Meskipun AS dan India tidak memiliki aliansi resmi, dalam beberapa tahun terakhir, mereka telah bekerja untuk memperkuat hubungan mereka melalui latihan militer gabungan dan kesepakatan senjata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun