Wang Xiaomo mengatakan: "Departemen pengguna kita (Tiongkok) mengharuskan 360o penuh barulah bisa mengawasi seluruh medan perang, sedangkan usulan mereka 360o juga tidak merata, maka ketika itu kita tidak menyetujui proposal yang tidak sama ini."
Wang Xiaomo terpikir dengan pesawat AWACS "E-3" AS, pada beberapa tahun sebelumnya ketika terjadi Perang Teluk pertama pesawat AWACS Â "E-3C" untuk pertama kali dipakai dalam perang sesungguhnya secara besar-besaran, dan telah menggantikan sistem komando yang ada di darat, menjadi pembunuh dan penentu kalah menangnya perang medan perang.
"E-3C" saat itu menjadi pesawat AWCS yang paling canggih di dunia, dengan radar scanning mekanis merealisasi pengawasan mulus (seamless invetigation).
Hanya saja dipandangan Wang Xiaomo radar ini masih terdapat blank spot, untuk melihat pesawat sekali memerlukan 10 detik, ini yang menjadi persoalan, jika pesawat yang bermanuver baik dan terbang dua kali lipat kecepatan suara diantara 10 detik itu berarti terbang 10 detik berarti telah terbang 3 km, dalam 3 km ini jika dia membelok maka akan menghilang.
Wang Xiaomo mengusulkan suatu usulan yang nekat, dengan Phase Array Radar tapi digabungkan dengan radar model "E-3" AS dengan anntena yang berputar. Â
Wang Xiaomo menuturkan: Ketika itu saya berpikir apakah tidak dicoba dengan menggunakan disc, tapi dalam disk atenne tidak berputar dan mengubah dalamnya dengan dipasang sebuah array tiga permukaan, saat itu saya mengusulkan proposal seperti itu.
Ini adalah Piggy Disc besar tiga permukaan aktif radar array bertahap ( three active phased array radar), adalah yang pertama kali diusulkan di dunia. Radar ini menggunakan pemindaian elektronik (using electronic scanning mode), dibanding dengan model radar "E-3" Â scanning mekanis akan lebih cepat dan lebih stabil, sehingga benar-benar bisa melacak 360o tanpa ada blank spot (sudut mati).
Namun semua penciptaan baru selalu ada resiko tinggi, begitu proposal mulai disulkan pihak lawan kerjasama sudah tidak menyetujui, setelah melalui negosiasi dan diskusi teknis yang alot, akhirnya mitra luar negeri mengusulkan jika pihak Tiongkok bisa menyelesaikan masalah rumah penutup (radome) radar sendiri, mereka mau menandatangani kerjasama ini.
Jangan memandang kecil dengan radome radar, ini bukan saja merupakan rumah menutup radar yang sederhana, justru ini merupakan salah satu inti dari teknologi penting radar. Untuk ini sangat memerlukan banyak penelitian, karena radome ini diharuskan hamabatan terhadap sinyal harus kecil, mudah ditembus sinyal, koefisien daya tembus harus besar. Selain itu harus tahan terpaan angin, tahan getaran pada saat pesawat bergetar. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Dalam hal ini tidak seperti jika radome berada di daratan, jika terjadi kerusakan pesawat tidak akan jatuh, tapi jika berada di langit pesawat akan jatuh. Maka radome radar ini harus tahan stress yang tinggi.
Menurut perhitungan, radome radar baru ini akan mejadi yang terbesar untuk radome pesawat di dunia, di negara maju pun belum ada yang mencoba memakai radome demikian. Maka pihak partner tidak mampu untuk merancang dan membangun radome sebesar itu.