Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Lahirnya Pesawat Peringatan Dini AWACS

21 Juli 2017   07:36 Diperbarui: 22 Juli 2017   09:30 2546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari: Indiana Public Media+ slideplayer.com

Di hari-hari berikutnya uji coba demikian terus dilakukan berkali-kali, setiap kali uji coba terbang, penenliti harus ikut serta dalam pesawat, untuk melakukan pemantauan dan mencatat semua kerja perlengkapan dalam pesawat.

Siang hari ikut dalam pesawat uji coba terbang, habis selesai landing, malamnya langsung membuat analisa dan perhitungan, meneliti dan mengambil tindakan untuk perbaikan dan penyempurnaan, teknisi bagian sistem elektronik dan penerbangan telah terbentuk pemahaman yang diam-diam, dengan gurauan mereka mengatakan: "kamu lembur kerja malam dan saya mengambil alih kerja tengah malam..." tapi yang lebih sengsara sebenarnya bagi para peneliti dan teknisi ini, semua crew dan peneliti dan teknisi yang ikut dalam pesawat uji terbang, mereka ini setiap kali selalu berada dalam taruhan nyawa menempuh bahaya yang bisa terjadi tanpa terduga.

Zhou Yulan (/68 tahun) mantan Secretary of the Department of Systems Engineering of the National Defense Science and Technology Commission, mengatakan: Karena dalam uji coba terbang ini, bukanlah suatu pesawat yang sempurna statusnya, ini adalah pesawat penelitian, maka banyak faktor yang tak terduga yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya. Persoalan terletak disitu, maka dikatakan sangat membahayakan dan resikonya besar.

Segala perlengkapan aviasi baru yang dicoba uji terbang semuanya ber-resiko tinggi, bahkan di negara-negara maju sekalipun dalam proses uji coba terbang terjadi kecelakaan fatal yang merengut nyawa bukanlah suatu yang terlalu asing terdengar. 

Pada hari saat uji terbang "KJ-2000" semua orang mengetahui akan bahaya yang mengikut sertai dalam uji coba terbang ini. Selama 4 tahun satu bulan, lebih dari 1500 kali siang dan malam, telah ribuan kali uji coba terbang, tidak seorangpun dari teknisi dan peneliti ini yang mengundurkan diri karena takut bahaya yang mengintai selama uji coba terbang ini.

Zheng Biyun (/68 tahun) mantan disainer Electronics a research institute Tiongkok, menceritakan: Benar tidak ada sehari pun berhenti, meskipun hujan salju sedang turun semua daratan menjadi putih, kita tancapkan bendera merah, ditancapkan di moncong pesawat untuk tanda kita sedang mengisi energi, pesawat sepenuhnya tertutup salju, bendera merah menandakan pesawat berada disitu, beginilah adegan pada waktu itu....

Setelah berulang kali uji coba terbang dan diadakan penyempurnaan, akhirnya Pesawat AWACS "KJ-2000" ditetapkan sebagai model tetap dan dilakukan uji terbang sebagai pesawat "KJ-2000-01" , uji terbang berhasil sempurna. Dan penelitian ini telah memakan waktu hanya selama 7 tahun.

Untuk pesawat AWACS "KJ-2000-01" Think-tank AS Jamestown Foundation pernah memberi komentar : Radar yang dipakai di "KJ-2000" lebih maju satu generasi dengan yang dipakai di pesawat AWACS - AS. "E-3C"

Pada anniversary ke-60 berdirinya RRT 1 Oktober tahun 2009 , "KJ-2000-01" untuk pertama kali tampil resmi dalam parade militer melintas di atas Lapangan Tian An'men memimpin terbang formasi jet tempur di belakangnya. Ini merupakan yang petama secara resmi menunjukkan pada dunia.

Sumber: xinjunshi.com+bbs.tiexue.net
Sumber: xinjunshi.com+bbs.tiexue.net
Varian dari pesawat AWACS Tiongkok sekarang sudah menggunakan pesawat buatannya sendiri dan lebih canggih lagi :

KJ-2000 terbang pertama Nopember 2003 masuk jajajaran alutsista AU-PLA tahun 2004. Tahun 2014 dipamerkan dalam China International Aviation and Aerospace Exhibition 2014 (Airshow China 2014) ; Menggunakan 4 mesin turbofan PS-90A. Setiap mesin dengan tenaga thrust (daya dorong) 16.000 kgf. Radar non-rotating, three-sided active electronically scanned array (AESA) radar system on top of the fuselage at the rear.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun