Dalam kenyataannya, Trump hanya bisa mendaptkan pengakuan dalam negeri dengan mengebom Suriah. Jika dia melayani atau mau berbaikan dengan Rusia, hal ini akan menyebabkan ‘pertempuran’ dalam AS sendiri.
Sebuah laporan dari The American Broadcasting Company (ABC) membuktikan hal ini dari aspek lain: Sejak dia melakukan hubungan telepon dengan Putin, Presiden Trump mengalami kritik keras dari dalam negeri AS.
Komite Nasional Demokrat (DNC) bahkan mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa "persaudaraan antara Trump dan Putin telah nampak kembali dengan jelas."
Insiden hubungan kontak Rusia sebenarnya mungkin telah menyebabkan kerusakan besar pada Rusia dan AS. Awalnya, kedua belah pihak mungkin telah memanfaatkan Trump untuk memperbaiki hubungan mereka dalam batas-batas tertentu, tapi insiden hubungan kontak Rusia, justru membuat tangan Trump benar-benar terikat.
Beberapa analis percaya bahwa perlawanan yang dipimpin oleh kekuatan anti-Rusia di AS telah menyebabkan penghangatan hubungan AS-Rusia mengalami stagnasi. Dan menghadapi hambatan-hambatan saat ini, bagaimana mengekstrak dirinya dari tuduhan hubungan kontak Rusia adalah perhatian utama Trump, jadi apakah hubungan AS-Rusia dapat membaik harus menjadi perhatian sekunder.
Di satu sisi, DNC tidak akan melepaskan insiden hubungan kontak Rusia. Di sisi lain, AS dan Rusia memiliki perbedaan mendasar dalam strategi, sehingga akan sulit bagi kedua negara untuk bisa dekat dalam waktu singkat.
Selain itu, bagi NATO ada jurang yang luas antara Rusia dan AS. Konflik geopolitik antara anggota NATO Eropa dan Rusia pasti akan membuat AS sulit memilih antara NATO dan Rusia.
Menurut laporan Sputnik News yang berbasis di Rusia pada 12 Mei lalu, Kementerian Pertahanan Rusia memverifikasi hari itu bahwa sebuah pesawat jet tempur Su-30 Angkatan Udara Rusia telah berhasil mencegat sebuah pesawat patroli anti-kapal selam P-8 "Poseidon" milik AS di atas Laut Hitam yang telah berusaha mendekati perbatasan Rusia pada 9 Mei.
Kedua pesawat itu hanya berjarak 7 meter di tempat terdekat mereka. Selain itu, menurut sebuah laporan Fox News AS, pada tanggal 3 Mei, dua pembom Tu-95 Rusia yang pertama kali dikawal oleh dua jet tempur  Su-35 terbang ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara AS (ADIZ/ Air Defense Identification Zone) di dekat Alaska. Dua pesawat F-22 AS yang berpatroli di dekatnya mencegat pesawat terbang ini, dan mengikuti mereka.
Hanya berselang sebulan sebelumnya, dari 17-20 April, jet tempur Rusia mendekati Alaska empat kali dalam empat hari, membuat jadi tingkat kewaspadaan yang tinggi dari AS. Saling beroposisi antara militer AS-Rusia baru-baru ini di dekat Alaska merupakan inersia dari pemikiran Perang Dingin, secara taktis, ini dapat diperkirakan sebagai pembalasan bagi AS yang mendekati Rusia di Laut Baltik dan Laut Hitam, karena baru-baru ini Kapal perusak AS memasuki Laut Hitam dan Laut Baltik, dan ini membuat Rusia marah.
Di Eropa, AS juga melakukan tekanan pada Rusia, jadi Rusia pasti harus melakukan pembalasan, dan mereka melakukan pembalasan di dekat Alaska.