Dalam kenyataanya, jika hubungan AS-Rusia menghangat, ancaman militer signifikan kedua negara di luar negeri akan berkurang, dan AS akan dapat memiliki lebih banyak ruang untuk menyebarkan sayapnya ke seluruh dunia.
Seperti banyak diketahui, pusat strategi global AS masih berada di Eurasia. Ini memiliki tiga fokus di Eurasia --- Eropa, Timur Tengah, dan Asia,. Jika dia bisa menangani hal-hal dengan Rusia, Trump mungkin percaya bahwa segala sesuatu di Eropa dan Timur Tengah akan dapat dengan mudah ditangani, dan jika dia bisa menangani hal-hal dengan Tiongkok, maka semua yang ada di Asia akan dapat ditangani.
Selain itu dalam hal yang berkaitan diatas ini, melalui kerja sama dengan Tiongkok dan Rusia, dia dapat kembali berfokus pada pertumbuhan ekonomi dan memulihkan industri manufaktur dalam negeri AS, jadi sebenarnya dia memiliki logika dan penalaran sendiri.
Namun, mungkin Presiden Trump tidak membayangkan bahwa menangani hubungan AS-Rusia akan sangat rumit.
Saat ini masih belum ada terobosan baru dalam hubungan AS-Rusia, dan peran NATO sekali lagi menjadi lebih menonjol.
Trump mengatakan bahwa fokus terbesarnya pada terorisme dan migrasi serta ancaman dari Rusia dan daerah perbatasan NATO di disebalah timur dan selatan.
Pada tanggal 25 Mei, pada pertemuan NATO, sikap Presiden Trump sama dengan strategi kontraterorisme AS yang baru yang akan dirilis. Menurut laporan media AS, draf strategi kontraterorisme baru ini adal 11 halaman dan secara jelas menggambarkan ancaman teroris yang saat ini dihadapi.
Yang menekankan bahwa AS ingin menghindari intervensi militer berskala besar, dan juga menekankan kebijakan diplomatik "Amerika pertama/America first", yang menuntut agar sekutunya dan NATO harus bertanggung jawab dan mengeluarkan biaya untuk kontraterorisme.
Namun Trum menyodorkan topik kontraterorisme ke NATO sebenarnya memberi NATO posisi baru.
NATO telah menemukan alasan baru atau dalih baru untuk eksistensinya. Jika NATO terus-menerus memperkuat kekuatannya sendiri, dan memperkuat pengaruhnya, mungkin akan menimbulkan ancaman yang semakin besar ke Rusia.
Informasi lain yang dilansir pada pertemuan ini, ada yang lebih langsung untuk menyampaikan sikap pemerintahan baru AS. Ini adalah bahwa Montenegro secara resmi diterima sebagai anggota ke-29 NATO. Montenegro hanya memiliki populasi lebih dari 600.000 orang, bahkan lebih sedikit dari satu distrik pemilihan AS, dan militernya memiliki lebih sedikit tentara daripada petugas polisi di Washington D.C.