Sumber: http://www.nbcnews.com
Donald Trump telah menjabat resmi sebagai Presiden AS lebih dari 100 hari, dan tata kelola pemerinthannya dianggap non-tradisional. Untuk kunjungan kenegaraan pertama ke luar negeri dipilih untuk mengunjungi Timur Tengah, ini dianggap suatu kejutan lain.
“The Washington Post” melihat ada dua hal tidak biasa tentang kunjungan Trump ini. Pertama, kunjungan Trump lebih lambat dari kebanyakan pendahulunya. Kedua, Trump telah memdobrak tradisi banyak presiden AS pedahulunya, yang biasanya pertama kali dikunjungi Kanada dan Meksiko, Hal ini yang patut didipikirkan.
Seperti kita ketahui selama ini, Timteng secara tradisional menjadi kawasan fokus strategis AS, tetapi selama 8 tahun selama pemerintahan Obama salah satu tujuan untuk melepaskan AS dari tradisi ini dan mengalihkan fokus strategisnya ke kawasan Asia-Pasifik.
Dengan Presiden Trump memilih untuk membuat kunjungan pertama ke Timteng, apakah Trump (AS) akan kembali ke tradisi lamanya?
Pada 19 Mei lalu, mulai melakukan kunjungan kenegaraan ke luar negeri yang pertama sejak menjabat resmi mejadi presiden. Kunjungan pertama ke sekutu tradisonal AS di Timteng—Arab Saudi. Kedua pimpin negara ini membahas masalah strategis seperti memerangi terorisme dan memberantas ideologi ekstrimis.
Setelah itu Presiden Trump akan mengunjungi Isreal, Palestina, Vatican City, Italia, Belgia, dan negara-negara Timteng dan Eropa lainnya. Trump juga akan tampil di KTT NATO yang akan diadakan di Brussel, Belgia pada 25 Mei 2017, dan KTT G7 yang akan diadakan di Ssisislia, Italia dari 26-27 Mei 2017.
Meskipun “kunjungan ke Timteng ini” Presiden Trump baru saja mulai, tapi sebelum ini media telah melaporkan Arab Saudi siap untuk menyiapkan sambutan kepada kunjungan Trump ini. Situs "Russia Today" melaporkan pada tanggal 11 Mei bahwa "Riyadh Herald" Arab Saudi, mengutip dokumen bocoran bahwa Arab Saudi telah mengalokasikan 257 juta riyal untuk menyambut Trump.
Dilaporkan juga, ini akan menjadi acara respsi termegah dalam sejarah Arab Saudi. Alasan penyambutan begitu besar seperti yang diungkapkan Menlu Arab Saudi, karena kujungan kenegaraan Trump ke Arab Saudi ini kali direncanakan sebagai “kunungan bersejarah” dalam semua aspek.
Pada 4 Mei di Rose Garden Gedung Putih, Trump dengan sangat gairah menyatakan bahwa kunjungannya akan menjadi pertemuan yang benar-benar bersejarah dengan para pemimpin Islam dunia.
Trump mengatakan: Kami akan mulai menanamkan fondasi baru untuk kerjasama dan memberi dukungan kepada sekutu Muslim untuk memerangi ekstrimisme, terorisme, kekerasan, dan merangkul mereka untuk masa depan yang lebih adil dan penuh harapan bagi kaum muda Muslim di negara mereka.