Yang menjadi moto dalam proyek kegirgantaraan Tiongkok hingga kini.
DF-2 merupakan rudal khusus yang membawa hulu ledak nuklir setelah diadakan perbaikan, para meter yang telah diverifikasi dan diuji berulang-ulang. Orang-orang memperhatikan Qian Xuesen bepergian kesan kemari antara Beijing dan pangkalan rudal yang ribuan kilometer jaraknya saat itu.
Pada bulan September 1966, DF-2A dengan hulu ledak berukuran kecil dikirim ke lokasi peluncuran. Persiapan ini berbeda dari yang sebelumnya, karena merupakan kombinasi hulu ledak dan rudal serta proses pengisian bahan bakar rudal juga berbahaya sangat besar.Setiap kesalahan bisa berkonsekuensi bencana.
Ketegangan menyebar ke mana-mana di pangkalan rudal. Nie Rongzhen dan Qian Xuesen, bagaimamapun, tetap datang ke lokasi garis depan peluncuran pada saat kritis ini.
Di Beijing, yang jauh dari markas rudal, PM Zhou Enlai mengadakan beberapa kali pertemuan pada awal Oktober untuk mendengarkan laporan, dan mencermati persiapan kombinasi rudal dan nuklir tersebut. Selama pertemuan, PM Zhou Enlai yang teliti menemukan bahwa lintasan rudal ini akan terbang di atas Provinsi Gansu dan melewati desa “Liuyuan.” (柳园).
Berdasarkan perhitungan hulu ledak hanya memiliki peluang 0,006% untuk jatuh di Liuyuan. Namun PM Zhou Enlai masih bersikeras untuk mengevakuasi penduduk desa tersebut, selainitu demi keamanan penduduk, perkereta-apian Lanzou-Xinjiang dihentikan pada hari uji coba tersebut, dan puluhan ribu penduduk di jakurn lintasan rudal dievakuasi ke daerah aman.
Pada pagi hari 27 Oktober 1966, lokasi peluncuran semua personil diekvakuasi. Hanya pada 100 m dari rudal itu telah di buat bunker beton di bawah tanah, satu-satunya ruang kontrol uji coba nuklir ditempatkan disana. Tujuh orang harus tinggal di ruang kontrol. Semua orang sadar betul bagaimana bahayanya itu. Mereka sudah menandatangani surat wasiat yang dipersiapkan sebelum memasuki ruangan ini. Ketujuh orang pemberani tersebut telah menyerahkan hidup mereka dengan proyek kedirgantaraan Tiongkok pada saat itu.
Tahun itu, kekuatan rudal strategis Tiongkok didirikan secara formal, PM Zhou Enlai menamai kesatuan ini “Korps Atileri Kedua.” (第二炮兵). Banyak orang tidak mengetahui setelah Qian Xuesen baru saja kembali ke tanah airnya tahun 1956, ia memperkenalkan tentang rudal ke perwira tinggi PLA, dia menuliskan tiga karakter dalam bahasa mandarin “Korps Angkatan Roket/Rocket Force/ 火箭军” di papan tulis.
Pada saat itu ada seorang perwira staf di Departemen Staf Operasi Umum bernama Li Xuge (李旭阁), dia mencatat pelajaran yang diberikan Qian Xuesen ini. Di papan-tulis Qian menuliskan “Korps Angkatan Roket/Rocket Force/ 火箭军”dengan kapur tulis.