Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Suka Duka Tiongkok dalam Mengembangkan Rudal DF-2 dan Bom Nuklir

4 Mei 2017   15:11 Diperbarui: 4 Mei 2017   23:31 1917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber CCTV China + http:baidu.com

Qian Xuesen menceritakan: Peneliti muda itu bernama Wang Yongzhi (王永志). Dia berkata: “Menurut perhitungan saya. Ketika kita membicarakan tentang kisaran rudal, kita bisa membongkar propellen terlebih dahulu.” Pada saat itu, proposal ini dianggap tidak masuk akal, dan diterwai teman-teman lain,  karena mereka tidak yakin rudal tersebut bisa terbang dengan bahan bakar lebih sedikit.

Wang Yongzhi menceritakan pengalamannya: Setelah saya menyelesaikan perhitungannya, saya mendiskusikan ke para pakar lainnya yang relevan untuk membahasnya, sebelum dilaporkan kepada perancang umum. Mereka berpendapat itu tidak apa-apa, karena kekuatannya tidak mencukupi. Bagaimana Kamu bisa membongkar propellen? Jadi saya tidak punya jalan keluar. 

Tidak layak.  Saat itu saya percaya bahwa cara itu satu-satunya jalan keluar. Metode ini layak dilakukan. Sebagai roket utama, saya percaya itu akan baik-baik saja. Lalu apa yang bisa saya lakukan? Saya bertekad untuk menemui komandan utama teknologi peluncuran roket --- Qian Xuesen.

Solusi untuk kekurangan bahna bakar dengan mengurangi bahan bakar sebesar 600 kg? Wang Yongzhi menganalisis bahwa suhu tinggi mengubah densitas bahan bakar dan karakteristik dari throttling dari mesin.

Dalam menghadapi keraguan ini, Qian Xuesen langsung memberi perintah. Usaulan Wang Yongxhi itu layak diikuti. Laksanakan saja.

Qian Xuesen mengatakan: Saya sudah memikirkannya, dan mempelajari bahwa hal itu benar-benar mungkin. Karena kemungkinan ini berdasarkan rumus perhitungan, saya bilang itu adalah proposal yang bagus.

Kini, Wang Yongzhi menjadi perancang umum utama dalam Program Pewasat Ruang Angkasa Berawak Tiongkok setelah lebih dari 20 tahun kemudian.

Uji Coba Rudal DF-2 Berhasil

Pada 29 Juni 1964, DF-2 berhasil diluncurkan. Setelah terbang lebih dari 1.000 km, rudal langsung membentur sasaran. Keberhasilan rudal yang dirancang dan dibuat sendiri oleh Tiongkok setelah peluncuran pertama yang gagal menjadi sebuah tonggak sejarah dalam perkembangan peroketan Tiongkok.

Itu adalah tahun dimana Qian Xuesen dan para ahli di Isttitut Riset No.5 Kementerian Pertahanan Nasional mulai meluncur ke masa depan yang cemerlang. Atas dasar pengalaman dari DF-1 dan DF-2, Pengembangan teknologi Roket Tiongkok dari tahun 1965-1972 yang dikedalikan oleh kepemimpian Nie Rongzhen dan pemimpin pusat lainnya, yang mengusulkan bahwa dalam delapan tahun ke depan, Tiongkok harus mengembangkan rudal jarak pendek, menengah, rudal jakrak jauh dan rudal antar-benua.

Shi Lei (石磊) menceritakan: Ini adalah panduan pengembangan strategis pertama dalam sejarah kedirgantaraan Tiongkok, yang lengkap dan dapat direalisasikan secara mendasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun