Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Lahirnya Rudal DF-1 Tiongkok

30 April 2017   17:18 Diperbarui: 11 Mei 2017   07:28 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: chinaspacereport.com

Pada bulan Juli 2016, sebuah video clip di AS tiba-tiba menggemparkan di media sosial AS. Sebuah bola api membelah langit malam di Barat Laut AS, memicu spekulasi dan perguncingan  ramai di dunia. Kemudian di beritakan bahwa itu adalah roket tahap kedua yang dilepas jatuh ke atmosfir dari roket pengangkut Tiongkok  “Long March 7.” (Chang Zheng 7/CZ-7 长征-7)

Bola api besar terbang menebus angkasa ini menandakan generasi roket pengangkut impian orang Tiongkok untuk terbang menuju angkasa luar yang jauh mulai terwujud.

Pada 25 Juni 2016, Situs NASA memberitakan, “China successfully debuts Long March 7 – Recovers capsule”:Tiongkok meluncurkanCZ-7 pada hari Sabtu. Peluncuran tersebut berlangsung pada pukul 12:00 UTC, ini juga sebagai peresmian Pusat Peluncuran Ruang Angkasa Wenchang yang baru di Pulau Hainan-Tiongkok. Muatan utama dalam misis ini adalah versi skala kecil kendaraan berawak generasi berikutnya yang berhasil dilaksanakan di Mongolia-Dalam setelah penerbangan orbital pendek.

Penerbangan ini mengingatkan memory tentang warga Tiongkok diaspora dan para ahli domestiknya yang meliputi tentang cinta tanah air dan keilmuan serta pengorbanan, tapi lebih merupakan legenda yang diciptakan oleh kehidupan yang penuh penderitaan dan kemauan yang sungguh-sungguh.

Kisahnya bisa dimulai pada awal musim semi tahun 1958, Tentara Sukarelawan Rakyat Tiongkok yang baru kembali berturu-turut dari medan Perang Korea yang berakhir di Semenanjung Korea seperti yang telah direncanakan.

Rakyat Tiongkok menyambut putra-putri bangsa mereka ini dengan megah dan meriah. Namun, dalam kemeriah ini, korps insinyur dengan 100.000 tentara di transfer diam-diam dan menghilang kerena ada perintah rahasia negara.

Para tentara ini juga tidak tahu kereta yang mengangkut mereka akan menuju kemana, mereka hanya mengetahui kereta menuju ke barat Tiongkok dengan melihat posisi matahari.

Misi misterius ini adalah top secret di masa lalu, dalam situasi Tiongkok menghadapi situasi internasional yang rumit dan berubah-ubah. Mao Zdong dan pemimpin Tiongkok lainnya dari Komite Sentral saat itu telah memiliki rencana dan cita-cita untuk membuat rudal dan bom atom.

Di gurun pasir Gobi yang luas di sebelah barat laut Tiongkok, 100.000 lebih insinyur dan ahli ilmiah tiba disana dengan membawa berbagai perlatan untuk membuat jalan dan bangunan, misinya unutk membangun basis pengembangan dan lapangan uji coba “bom atom” secepat mungkin.

Lebih dari 90% dari rombongan ini berusia dibawah 35 tahun. Areka akan membangun pondasi jalur kereta api. Kondisi yang keras dan cuaca serta geologi di daerah yang terpencil ini sangat sulit melakukan konstruksi, kesulitan sungguh luar biasa dan bahkan melampaui imajinasi manusia.

Pangkalan pengembangan rudal pertama Tiongkok dengan kode sandi “Basis 20” dibangun di Ejin Banner (额济纳旗) di ujung paling barat Mongolia Dalam. Jarak tempuh 3,5 jam dari tempat yang berpenduduk di Jiuquan Propinsi Gansu. Karena itu “Basis 20” baisanya masih disebut “Basis Jiuquan (酒泉)” sejauh ini.

Untuk membangun pangkalan tersebut, suku Torgut yang semula bermukim di Ejin Banner di pindahkan ke tempat penampungan mereka di gurun Gobi yang lebih sepi.

Saat itu mereka tidak tahu kampung halaman mereka akan berubah menjadi sebuah “Pusat Peluncuran Satelit yang terkenal di dunia sekarang” tempat peluncuran satelit dan astronot terbesar ketiga di dunia, dan tempat ini juga merupakan tempat dimana dimulai peluncuran roket pertama Tiongkok.

Di Beijing, ribuan kilo meter dari Ejin Banner “Akademi No.5 Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok” sebuah institute yang mengkhususkan diri dalam pengembangan rudal, kemudian menyelesaikan proyek khusus dan penting ini, proyek yang membutuhkan bakat dan ilmu pengetahuan.

Qian Xuesen sebagai seorang ahli roket dan rudal terkenal di dunia, saat itu memanggul tanggung jawab untuk mengembangkan rudal pertama di Tiongkok, namun tim yang dipimpinnya hanya sekumpulan mahasiswa yang baru lulus. (baca: Qian Xuesen/Tsien Hsue-Shen(钱学森) Bapak Roket Dan Dirgantara Tiongkok & Qian Xuesen Berkarya untuk Negaranya).

Kelompok peneliti ilmiah ini yang oleh Nie Ronzhen disebut “Pahlawan Rudal Tiongkok” sebenarnya sebelumnya sama sekali tidak pernah melihat rudal saat itu.

Wei Faren (威发轫) sekarang sebagai kepala designer roket Zhenzhou (神州) untuk mengirim awak an ke luar angkasa menuturkan: “Saat itu, saya seorang pemuda berusia 20-an, Saat itu kami tidak tahu rudal itu apa dan tidak pernah melihat sama sekali sebelumnya. Bisa dikatakan hanya Qian Xuesen yag benar-benar tahu dan mengerti rudal saat itu.  Siapapun tidak pernah melihat rudal, termasuk para ahli diaspora yang kembali dari luar negeri dan kami mahasiswa baru. Jadi siapa yang akan mengajar di depan kelas pertama? Qian Xuesen memberi kuliah tentang “Pengenalan tentang Rudal,”  jelas kami sangat beruntung. Saat itu kami juga bertanya-tanya mengapa seorang ilmuwan hebat dan terkenal semacam dia memberi kami pelajaran dasar tentang “Introduction to Missiles.”

Memang sejak Oktober 1956, kerja utama Qian Xuesen memberi kuliah kepada orang-orang muda, untuk keperluan ini Qian khusus menulis sebuah text book “Introduction to Missile/Pengenalan Tentang Rudal” (导弹概论). Karya klasik ini benar-benar mencerahkan generasi pertama orang Tiongkok yang terlibat dalam pengembangan rudal dan roket.

Wei Faren menceritakan: “Satu kalimat yang Qian katakan sangat mengesankan saya, ‘Mengembangkan rudal tidak dapat hanya tergantung pada beberapa ilmuwan saja, tapi harus dengan satu tim besar dan orang muda usia yang dilengkapi dengan dasar teoritis dan praktis. Karena itu saya (Qian) memberi kuliah semacam ini.’”

Qian Xuesen mengatakan kepada orang-orang bahwa rudal dan roket tidak dapat dikembangkan oleh beberapa ilmuwan saja. Ini adalah proyek besar sistematis yang rumit dan kompleks.

Akademi No.5 Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok, “Kepala Kantor Pelaksana Rudal” didirikan pertama kali diantara kumpulan dari orang-orang kantor penelitian (semacam LIPI & BPPT), dan juga menjadi “Departeman Integrasi System Disign” yang selalu dikemukakan sangat penting oleh Qian Xuesen di kemudian hari.

Sun Jiadong ( 孙家栋) yang kini sebagai kepala designer Akademi No.5 Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok menceritakan: Kamerad Qian Xuesen bersikeras pada ‘Integrasi System Disign’ sebagai design tingkat tinggi dari setiap proyek skala besar. Hanya dengan cara ini tim kami bisa dilatih. Melalui peniruan dan pengalaman peniruan, kita bisa mulai mengembangkan rudal secara independen pada saat itu.

Tepat sekali usaha dan kebijaksanaan yang sungguh-sunguh dari Qian Xuesen terbayar di tahun-tahun itu dalam menarik garis besar organisasi primer dan garis sistematis pengembangan proyek luar angkasa Tiongkok.

Diantara anak-anak muda yang dibina langsung secara pribadi oleh Qian Xuesen, banyak yang berperan sebagai kepala designer atau komando kepala dari proyek rudal, roket, satelit dan pesawat ruang angkasa dalam berbagai ukuran di tahun-tahun berikutnya. Dan mereka justru berkumpul membentuk tulang punggung proyek ruang angkasa Tiongkok selama 60 tahun.

Letjend. Zhang Wentai (张文台) menceritakan, di kemudian hari, pelopor proyek ruang angkasa sebenarnya diajari olehnya. Mereka menjadi tulang punggung yang membangun Tiongkok menjadi negara kedirgantaraan yang kuat. Dari mana asalnya? Mereka semua adalah mahasiswa Qian Xuesen.

Pada tahun 1950an selama periode awal dari RRT, berbagai unit penelitian ilmiah di seluruh negeri Tiongkok berada di tahap awal. Pembinaan peneliti ilmiah oleh negara masih belum terbentuk baik dalam jumlah maupun skalanya. Pakar dan talenta (orang berbakat) masih sangat langka.

Akademi No.5 Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok masih sangat membutuhkan dukungan nasional.

Untuk berkonsentrasi pada pengembangan rudal, Nie Ronzhen mengumpulkan 33 kepala departemen Institut Teknik Militer PLA, Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, Kementerian Pendidikan dan Universitas Qinghua untuk sebuah pertemuan, meminta mereka untuk mengirim para ahli dan yang berbakat ke Akademi No.5 Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok. Tujuannya untuk menjaring para personil berbakat dari unit-unit penelitian ilmiah lainnya.

Wang Chunhe (王春河) Mantan Menteri Departemen Kebudayaan mengatakan : “Kami tidak bisa memberikan personil berbakat sekarang. Hanya para ahli senior yang bisa digunakan. Dan mereka sangat sibuk. Jika para ahli senior ini dikirim ke sana, bagaimana untuk bisa mendidik bakat yang lain?” Mereka semua menolak dengan alasan itu.

Pada saat-saat yang kritis, Jenderal Chen Geng mengambil alih pimpinan untuk memerintahkan Institut Teknik Militer PLA untuk mentransfer 10 professor dari Akademi No.5 Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok, daftar profesor ini diputuskan oleh Qian Xuesen.

Selain itu, fase pertama siswa Institut Teknik Militer PLA yang lulus akan dikirim ke Akademi No.5 Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok.

Dibawah mobilisasi Chen Geng, Nie Rongzhen berkata: “Cheng Geng melakukan pekerjaannya dengan baik. Coba lihat kalian harus belajar dari dia” demikian sambil berseloroh kata Chunhe. “Dan kemudian semua orang setuju setelah gurauan ini, bagaimana mengirim siswa berbakat dan personil ahli dengan cepat.” Kata Chunhe lebih lanjut.

Terinspirasi dengan contoh Chen Geng, akhirnya semua unit sepakat untuk mentransfer personil talenta secara berurutan. Sekelompok ilmuwan unggulan yang kembali dari luar negeri seperti Ren Xinmin (任新民), Zhuang Fenggan (庄逢甘), Tu Shou’e(屠守锷), Ling Shoupan(梁守磐) dan Liang Sili(梁思礼) berkumpul untuk memimpin proyek rudal RRT.

Pada akhir 1956, Khruschev pemimpin yang baru berkuasa di Uni Soviet, sangat membutuhkan dukungan Tiongkok sesuai dengan perubahan situasi internsional dan secara khusus mulai memberikan teknologi mutkhir kepada Tiongkok.

Tidak lama setelah itu, Uni Soviet menyediakan rudal jarak dekat P-1 dan 13 teknisi ahli untuk Tiongkok.

Uni Soviet meniru rudal V-2 Jerman yang digunakan dalam P.D. II, yaitu rudal balistik paling awal yang diikut sertakan dalam peperangan yang sebenarnya di dunia dengan jarak tempuh hanya sekitar 300 km.

Qian Xuesen memutuskan untuk membongkar satu rudal untuk praktek pengajaran agar siswa tahu  langsung rudal itu alutsista macam apa.

Rudal ini ditempatkan di sebuah pabrik yang ketika itu disebut dengan kode sandi 211 pada saat itu. Sebuah hanggar peninggalan Dinasti Qing akhir. Tempat ini menjadi saksi dari pengembangan industri kedigantaraan dan rudal Tiongkok.

Pada tahun 1950an, Hanggar 211 ini merupakan cabang pertama dari Akademi No.5 Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok dan menjadi tepat penting dalam penelitian rudal.

Rombongan petama peneliti ilmiah yang datang ke sini saat itu tidak terpikir bahwa tempat ini masih tetap sibuk memproduksi roket dan rudal Tiongkok setelah 60 tahun berlalu. Karena Uni Soviet mengirim rudal P-1 pada awalnya  tanpa gambar informasi, maka yang mereka pertama lakukan dengan rasa ingin tahu melakukan “design terbalik (inverted design)*” untuk memahami struktur rudal tersebut secara menyeluruh. (*design menurut kenyataan barang dengan membongkar dan merunut satu per satu komponennya).

Sun Jiadong (孙家栋) Kini kepala designner pada Akademi No.5 Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok menceritakan: “Qian Xuesen meminta tim design untuk memulai “design terbalik (inverted design)” dicocokan dengan gambar produksi, meskipun mereka sudah memiliki gambar produksi rudal. Itu berarti, jika kita tidak mempunyai gambar produksi semacam itu, kita akan merancangnya selangkah demi selangkah dan dibandingkan dengan yang dari Uni Soviet. Apakah produk yang kami design yang berdasarkan ide kami sama dengan produk mereka? Apakah ada persamaan dan perbedaan antara design kita dan design mereka. Pertanyaan ini harus diuraikan jawaban dengan jelas.”

“Inverted design atau design terbalik” diperlukan untuk membongkar rudal yang sudah jadi selangkah demi selangkah. Setiap sekrup dan baut serta ring perlu diberi nomor satu per satu. Ukuran dan lokasi diukur secara bertahap sehingga semua struktur dalam rudal menjadi jelas.

Tao Jiaju (陶家渠) mantan sekretaris Qian Xuesen menceritakan: Saat itu tidak ada bahan material setelah kita melihat rudal saat itu. Dan kami perlu merenungkan kembali apa yang diberikan Uni Soviet kepada kami. Bagaimana mereka mendesign bagian-bagian ini? Dan bagiamana mereka mengumpulkan atau menyusun dan memasang bagian-bangian itu ke dalam rudal?.

Bagi Qian Xuesen, rudal semacam itu sudah tertinggal teknologinya. Rudal pertama Tiongkok banyak sudah memiliki titik awal yang lebih tinggi.

Pada bulan September 1957, Nie Rongzhen, Wakil PM Dewan Negara mengunjungi Uni Soviet dengan rombongan delegasi termasuk Qian Xuesen yang telah melakukan persiapan penuh untuk negosiasi Sino-Soviet. Satu-satunya tujuan untuk kunjungan ini adalah untuk melaksanakan kerjasama dengan Uni Soviet dalam teknologi muktahir pertahanan nasional.

Sebagai satu-satunya negara sosialis yang memiliki rudal saat itu, Uni Soviet niscaya dapat mempercepat pengembangan rudal Tiongkok atas dukungannya. Setelah 35 hari melakukan negosiasi, pemerintah Soviet setuju untuk membantu Tiongkok.

Pada 15 Oktober 1957, Tiongkok dan Uni Soviet  di Moskow menandatangani “Perjanjian Teknologi Baru Untuk Pertahanan Nasional”  yang terkenal itu.

15 hari setelah kesepakatan ditandatangani, Mao Zedong juga tiba di Moskow dengan delegasi pemerintah Tiongkok. Untuk menghadiri undangan merayakan ulang tahun ke-40 kemenangan Revolusi Oktober, sebuah parade besar diadakan di Lapangan Merah.

Uni Soviet mempertunjukkan kepada dunia persenjataan paling canggihnya. Ketika formasi rudal melewati Tribun Lapangan Merah dengan anggun, tampaknya Mao dan para Jenderal yang hadir situ belum terbayang kapan Tiongkok bisa memiliki sendiri rudal masih belum diketahui saat itu.

Dalam kunjungan ke Moskow ini, Mao Zedong secara khusus melakukan tatap muka dan berdialog dengan mahasiswa Tiongkok yang sedang belajar di Uni Soviet. Pada sore hari jam 18:00.

Wang Yongzhi (王永志) mantan kepala bagian designer, menceritakan: Kami diberitahu bahwa Mao akan menemui kami di Universitas Lomonosov  Moskow (Lomonosov Moscow State University) dan kemudian makan malam. Kami senang saat mendengar kabar ini. Dan dia datang setelah beberapa saat. Di masuk berjalan ke podium dan menyapa kami. Kami sangat gembira dan bertepuk tangan. Akhirnya, ia mulai berjalan bolak-balik di panggung dan berpidato.

Pertama, dia mengatakan: “Dunia ini milik kalian dan kami, namun dalam dalam analisis terakhir, ini semua bagaimanapun adalah miliki kalian. Kalian anak muda penuh semangat muda di masa muda ini, sama seperti matahari pada jam 8:00 sampai jam 9:00 pagi. Harapan ada pada pundak kalian.” Kami yang mendengarnya sangat gembira dan terharu sekali.

Pemimpin besar kami dengan signifikan sangat besar sekali mempercayakan kepada kami. Apalagi saat dia menyebutkan situasi internasional, katanya: “Sekarang, situasi internasional, angin Timur sedang menekan angin Barat” (Angin Timur bahasa Mandarin Dongfeng 东风). Maka tak lama kemudian Tiongkok menamai rudal darat-ke-darat yang baru dikembangkan dengan nama “Dongfeng = Angin Timur”.

Tepat setelah Mao Zedong kembali ke Beijing dua rudal P-2 dikirim ke Beijing secara diam-diam sesuai dengan kesepakatan Sino-Soviet. Dan sebuah batalion rudal Soviet yang sudah dirampingkan, termasuk 102 anggota dengan kendaraan transport yang sama mengawal dan tiba ke Tiongkok.

Tahun itu, Zhao Meng Xiong pedatang baru di Akademi No.5 Kementerian Pertahanan Nasional masih menyimpan kenangan akan adegan pengiriman kedua rudal misterius tersebut saat itu.

zhao-meng-xiong-5905b92d08b0bdfa6724268c.png
zhao-meng-xiong-5905b92d08b0bdfa6724268c.png
Sumber: CCTV China

Zhao Meng Xiong (赵梦熊) mantan wakil kepala dari R&D Angkasa Luar 710 menceritakan pengalamannya pada saat kedatangan kedua rudal tesebut: Ketika rudal diterima, seluruh kota ditutup saat itu. Semua anggota akademi No.5 Kementerian Pertahan Nasional dilarang keluar dari asrama. Karena semua jalan masuk termasuk Jemabatan Lugou benar-benar ditutup, orang biasa tidak bisa keluar. Kami mengendarai truk pengangkut barang untuk mengirim rudal.

Dibandingkan dengan rudal P-1 setahun sebelumnya, rudal P-2 lebih panjang dan lebih berat dengan jarak tempuh tembak 600 km. Hulu ledak bisa berisi 1,5 ton bahan peledak. Pakar Soviet mengatakan bahwa kedua rudal ini bisa lepas landas hanya dengan mengisi propelan.

Rudal pertama Tiongkok ditiru dan dikembangkan dari rudal P-2 sebagai cetakannya.

Demi untuk kerahasiaan, nomor model rudal yang ditiru ini diberi kode “1059,” yang berarti bahwa pekerjaan tiruan/imitasi ini harus selesai pada ulang tahun ke-10 berdirinya RRT pada bulan Oktober 1959.

Saat Proyek 1059 dimulai, designer bekerja siang dan malam. Berkat penelitian pada “design terbalik(inverted design)” Peralihan design gambar Soviet berhasil diselesaikan. Namun, sebenarnya

hampir setengah dari kemampuan/kekuatan industri nasional Tiongkok diperkerjakan untuk memproduksi bagian dari rudal tersebut.

Tao Jiaju (陶家渠) menceritakan: Saat dalam pengembangan untuk “dua bomb” seluruh komponen manufaktur dan pabrik baja relatif rendah di negara kita (Tiongkok). Bahkan resistor dan kapasitor pun tidak bisa buat. Begitulah, jadi sangat sulit untuk mengembangkan teknologi muktahir.

Ketika negara RRT diproklamirkan 1949, Mao Zedong pernah mengggambarkan status industri Tiongkok dengan emosi “Bahkan mobil, pesawat terbang, tank dan traktor kita masih belum bisa membuatnya.”

Yu Jing Yuan (于景元) mantan wakil R&D proyek angkasa laur 710, menceritakan: Bagaimana basis industri kita (Tiongkok) pada saat itu? Kami mungkin hanya memproduksi traktor di pabrik mobil Jiefang saja. Dalam keadaan seperti itu, Tiongkok akhirnya bisa mengembangkan proyek rudal, orang luar negeri menganggap itu suatu keajaiban.

Setelah “Rencana Pembangunan Lima Tahun/ Repelita” pertama Tiongkok terlampaui. Tiongkok mendirikan sistem maufaktur pendahuluan sendiri. Secara berturut-turut di produksi Mobil pertama dan Pesawat udara pertama. Namun, mengembangkan sebuah rudal itu

menguji kekuatan manufaktur dan tingkat pengetahuan ilmiah serta teknologi modern suatu negara. Ini merupakan suatu perjuangan yang bukan main hebatnya.

Di bawah mobilisasi Unit Komisi Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri untuk Pertahanan Nasional, yang secara langsung atau tidak langsung berpartisipasi dalam perjuangan ini secara nasional, yang meliputi provinsi dan kota-kota dari 1.400 unit, bersama dengan lebih dari 60 pabrik manufaktur utama yang terlibat dalam berbagai bidang Penerbangan, elektronik, metalurgi, kimia teknik dan industri ringan.

Proyek 1059 ini mengalami kemajuan sesuai dengan yang direncanakan dan diharapkan, dan dapat diluncurkan, tapi suatu yang tidak diharapkan terjadi. Pada 1 Oktober 1959, Khrushchev mengunjungi Tiongkok sekali lagi untuk menghadiri ulang tahun ke-10 berdirinya RRT.

Namun, sangat sulit untuk bisa diprakirakan, saat itu hubungan Sino-Soviet pecah. Pada bulan Juli 1960, pemerintah Soviet tiba-tiba mengumumkan bahwa lebih dari 1.300 ahli teknik yang ditugaskan di Tiongkok akan ditarik dan semua kerjasama yang terkait dengan rudal akan dihentikan.

Meskipun pemerinttah Soviet dapat perintah dengan batasan yang ketat dan meminta teknisi yang ditugaskan di Tiongkok untuk menyimpan rahasia teknologi inti, para ahli Soviet benar-benar memberikan panduan tanpa pamrih dan bantuan dalam proses imitasi Rudal 1059, dengan harapan agar para personil Tiongkok yang berprofesi sama dapat menguasai teknologi manufaktur rudal secepatnya.

Tao Jiaju menceritakan: Personil yang mengkhususkan diri dalam kerahasiaan bertanggung jawab atas para ahli Soviet tersebut, jadi mereka sangat berhati-hati. Terkadang, mereka bisa memberi kami beberapa saran. Dan terkadang mereka tidak mengatakan apa-apa dan kami tidak mau bertanya. Prinsip dari atasannya adalah bahwa jika kita tidak mengajukan pertanyaan maka mereka tidak akan menjawab.

Tapi sekarang, dengan perintah dari Moskow, hampir semua pakar Soviet kembali ke nagaranya dalam waktu hanya semalam, dan pembanguan rudal tersebut dengan segera mandek.

Tao Jiaju menceritakan: Kesulitan apa yang kita hadapi setelah pakar Soviet pergi? Banyak bagian yang diproduksi rusak. Banyak hal yang seharusnya mereka berikan kepada kami tidak ditinggalkan kepada kami.

Pada situasi demikian, Nie Rongzhen mengundang para ahli dari Akademi No.5 Kementerian Pertahanan Nasional seperti Qian Xuesen, Ren Ximin, Tu Sho’e dan Liang Shoupan, dan mengatakan kepada mereka untuk memberi semangat dan percaya diri: “Partai dan Negara percaya pada para ilmu kita sendiri dan yakin bahwa kalian akan berhasil.”

Pada saat-saat paling sulit, kepercayaan “untuk berdiri diatas kaki sendiri (berdikari)” Akademi No.5 Kementerian Pertahan Nasional selalu menjadi daya pendorong spiritual bagi generasi pertama bagi personil-personil proyek kedirgantaraan Tiongkok untuk mengatasi kesulitan dan terus maju.

Wei Faren (威发轫) kini sebagai kepala designer proyek luar angkasa berawak Shen Zhou ( 神舟) mengatakan:  Apa yang akan dilakukan orang-orang Tiongkok dalam keadaan seperti itu? Kita hanya bisa mengandalkan diri sendiri. Jadi kita tahu dengan sangat jelas saat itu bahwa kita tidak dapat mengandalkan orang lain, tapi harus pada diri kita sendiri untuk mengembangkan rudal dan teknologi maju. Tidak mungkin orang Amerika akan membantu kami, sementara orang-orang Rusia telah pergi dan meninggalkan banyak kesulitan kepada kami.

Tepat di tahun itu,  roket pertama Tiongkok T-7M yang dikembangan secara independen di suatu tempat di pinggiran kota Shanghai berhasil diluncurkan. Saat pengembangkan rudal, Qian Xuesen selalu menaruh perhatian dan membimbing pengembangan roket sekaligus. Dia menemani Nie Rongzhen untuk secara khusus memeriksa uji mesin roket (engine testshell) yang dilakukan di sebuah blok di Shanghai.

Dalam kondisi yang sangat sederhana itu, roket yang dikembangkan naka-anak muda Tiongkok itu juga bisa terbang, meskipun roket hanya bisa terbang selama 8 km, tapi itu memberi kepercayaan diri dan memberi akumulasi pengalaman untuk rudal Tiongkok yang masih berada pada persimpangan jalan.

Li Yili (李颐黎) kini sebagai kepala regu salah satu bagian dari peluncuran roket yang bertanggung jawab untuk lintasan roket, menceritakan saat Mao Zedong mengunjungi kelompok anak muda pembuat roket ini: “Ketua Mao membaca secara seksama dengan hati-hati dan berkata: “Saya dengar bahwa kalian rata-rata berusia 25 tahun, dapat melakukan hal-hal ini.” Dia memberi pujian yang tinggi dan bertanya kepada seorang komentator, seberapa tinggi roket ini bisa terbang. Komentator itu menjawab : bisa terbang 8 km. Dan Ketua Mao mengatakan dengan penuh arti: “Bisa terbang 8 km juga sudah membanggakan. Saya pikir kalian harus meningkatkan kemampuan dari 8 km, ke 20 km, 200 km.”

Pada musim gugur 1960, regu yang bertugas meniru Rudal 1059 telah selesai. Pada 27 Oktober 1960, kendaraan khusus yang akan mengangkut rudal dan peralatan peluncuran tiba di lokasi peluncuran Jiuquan di bawah pengawasan yang sangat ketat.

Disini orang-orang yang bertugas disana melihat pertama kali rudal buatannya sendiri dan diangkat vertikal dalam keadaan siap diluncurkan.

rudal-1059-5905b9728c7e61331029b338.png
rudal-1059-5905b9728c7e61331029b338.png
Sumber: CCTV China

Nie Rongzhen juga ikut menyaksi di tempat peluncuran ini, sementara Qian Xuesen langsung mengatur dan memberi komando untuk misi peluncuran ini.

Marsekal Nie Rongzhen, yang juga Wakil Perdana Menteri Dewan Komisi Militer Negara dan Direktur Komisi Ilmu Pengetahuan, Akademi No.5 Kementerian Pertahan Nasional, menghadiri upacara di tempat peluncuran ini untuk menggunting pita peluncuran perdana rudal buatan dalam negeri yag pertama.

Banyak orang tidak mengetahui bahwa video tentang upacara pemotongan pita rudal 1059 pada saat itu diambil kembali setelah peluncuran yang berhasil sesuai dengan usulan Nie Rongzhen.

Sebelum itu, semua orang disana mengalami tekanan besar tentang Rudal 1059 ini apakah benar-benar bisa berhasil meluncur atau tidak?

Bahan bakar pendorong rudal 1059 ini adalah propelen cair, namun para ahli Soviet pernah menyatakan  propelen cair buatan Tiongkok ini mengadung terlalu banyak zat yang mudah terbakar tanpa alkohol  yang cukup, dan kemungkinan akan meledak dalam penggunaannya. Jadi itu benar-benar tidak bisa digunakan, maka dikeluarkan atau disedop keluar kembali. Jadi Tiongkok hanya bisa meluncurkan rudal ini dengan bahan bakar yang diimpor dari Uni Soviet.

Tao Jiaju menceritakan: Propelan kita (Tiongkok) meniru. Pakar Soviet menganggap itu tidak memenuhi syarat. Tapi mengapa? Karena rumus atau formla kimia kita sama sekali berbeda dari milik mereka (Uni Soviet).

Tanpa propellen, Rudal akan menjadi tumpukan besi tua. Oleh karena itu, Liang Shuopan dan tim peniliti ilmiah mulai melakukan sejumlah anilisis dan perhitugan dan membuktikan bahwa metode dan pernyataan perhitungan dari ahli Soviet adalah kesalahan besar.

Pada 10 September 1960, hasilnya Rudal P-2 dari Uni Soviet yang tidak mau memberi propellennya diluncurkan dengan menggunakan propellen buatan Tiongkok sendiri dari hasil kerja keras dari timnya Liang Shoupan. Bahan bakar atau propellen buatan Tiongkok benar-benar berkualitas. Saat persiapan peluncuran Liang bersikeras untuk ikut menyasikan dari dekat. (Yang sebenarnya sangat berbahaya).

Setelah menjauh, kami menyalakan api. Kami berhasil ! Karena kami belajar hal-hal seperti itu tidak akan membuat perbedaan, sebenarnya propellen itu sangat bagus dan kami berhasil. Demikian dituturkan Tao Jiaju.

Pada Pukul 09:02:28 tanggal 5 Nopemeber 1960 waktu setempat, Rudal 1059 berhasil diterbangkan dan diledak pada sasaran  yang tepat.

Rudal tersebut melesat secara vertikal. Terdengar nyaring laksana guntur.... 7 menit kemudian Hulu Ledak secara akurat mencapai sasaran sejauh 550 km.

Nei Rong Zhen dengar suara mengelegar menyerukan: Saudara-saudaraku terkasih, sebuah rudal buatan kita sendiri telah berhasil diluncurkan di tanah air kita hari ini !!!

Rudal dari hasil tiruan 1059 ini diproduksi dan diberi nama “Dongfeng 1” Dan jejak penerbangannya yang berjarak tembak 550 km menandai membawa orang Tiongkok masuk dalam  era roket dan rudal sejak itu...

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

https://www.britannica.com/topic/China-National-Space-Administration#ref1091688

https://www.britannica.com/biography/Qian-Xuesen

http://w.baike.com/oXllBVUVHBwINQV1W.html

http://www.latimes.com/nation/la-me-qian-xuesen1-2009nov01-story.html

https://zh.wikipedia.org/zh-hans/%E9%92%B1%E5%AD%A6%E6%A3%AE

http://baike.baidu.com/item/%E9%92%B1%E5%AD%A6%E6%A3%AE/26105

http://baike.baidu.com/item/%E4%B8%AD%E5%9B%BD%E8%88%AA%E5%A4%A9

http://baike.baidu.com/item/%E5%8D%A1%E9%97%A8-%E9%92%B1%E5%AD%A6%E6%A3%AE%E5%85%AC%E5%BC%8F

CCTV China : 国家记忆

https://www.nasaspaceflight.com/2016/06/china-debuts-long-march-7-rocket/

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun