Jo Leinen, sorang anggota Parlemen Eropa mengatakan: “Kita kehilangan satu negara besar, tapi Uni Eropa masih memiliki 450 juta orang. Dan kita masih sebagai pemain global. Kita memiliki 9 negara yang masih ingin menjadi anggota Uni Eropa. Inggris meninggalkan kita memang tidak baik, tapi itu tidak akan membahayakan Uni Eropa untuk bertahan hidup, dan bahkan mungkin akan lebih cepat dan lebih cepat melakukannya (integrasi).”
“Uni Eropa harus bersatu!” ini proklamasi dari salah satu stasiun Radio Inggris “Sky UK”. Presiden Dewan Eropa Donald Tusk bahkan lebih langsung mengatakan: “Eropa harus tetap bersatu, jika tidak akan tidak ada apa-apanya.”
Uni Eropa tampknya mengalami suatu siklus baru, dimana sedang mengalami fase perubahan dari tumbuh, berkembang dan menjadi subur dan semarak, selanjutnya menuju puncaknya, tapi kemudian bagaimana? Tentu saja akan sulit ditekan untuk mempertimbangkan masa depan. Mungkin akan memasuki suatu periode baru melalui semacam perubahan. Dalam periode ini mungkin ada juga hasil buruk lain yang mungkin membuat menurun dan bahkan mungkin gagal. Sebagai produk integrasi Eropa, Uni Eropa sebenarnya mengalami semacam fase ini. Demikian menurut pandangan analis.
Ketika Inggris secara resmi memulai proses Brexit, media melihat bahwa tekanan terbesar bagi pemerintah Inggris benar-benar datang dari ancaman keretakan internal.
Dari Eropa ke Inggris, dari perpecahan besar hingga perpecah kecil, mungkin ini adalah gambaran kecil dari kesulitan yang dihadapi globalisasi. Seperti semua era utama yang kita berada sekarang, yang sedang semaraknya gagasan untuk menuju “desa global”(global village) yang belum terjadi dalam sejarah sebelumnya, secara bertahap secara senyap terus berkembang dan terwujud, kerterbukaan, saling berbagi, dan integrasi terus menampakkan ke pelupuk mata kita. Dan semua perpecahan dan perubahan semua akan menuju jalan yang menyatu dan cermerlang untuk perdamaian dan kesejahteraan seluruh umat manusia..... Semoga.......
Sumber: Media TV dan Tulisan Luar dan Dalam Negeri
http://www.investopedia.com
http://www.express.co.uk
http://www.investopedia.com
http://www.independent.co.uk
http://www.express.co.uk
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H