Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Jepang Lebih Suka Semenanjung Korea Krisis?

4 April 2017   15:58 Diperbarui: 5 April 2017   13:30 2642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun 2003, pemerintahan Junichiro Koizumi mengalokasikan 1 trilyun Yen untuk mengembangkan dan menyebarkan “sistem pertahanan zona rudal tempur” (combat zone missile defense system). Dan menggelar rudal Patriot di seluruh pangkalan militer Jepang dan men-retrofitting pada dua kapal perang JMSDF dengan sistem pertahanan rudal Aegis, pada dasarnya membentuk pertahanan berbasis darat dan laut untuk pertahanan rudal bagi Jepang.

Di bulan April 2009, “Kwangmyongsong-2” meluncur ke langit. Dua bulan setelah itu, PM Jepang saat itu Taro Aso meloloskan “tim pengembangan strategi universal” (“universal strategy development team” Taro Aso) yaitu rencana pengembangan sistem satelit peringatan dini rudal.

Dalam 20 hingga 30 tahun terakhir ini, Jepang telah  menggunakan krisis Semenanjung Korea  dan “ancaman Tiongkok” untuk berulang kali menantang pelarangan kebijakan pertahanan yang dikenakan kepada Jepang dalam “Konstitusi Perdamaian” (peace konstitution). Jepang selama ini selalu memainkan peran krisis Semenanjung Korea. Kenyataan ini bisa dilihat dari pernyataan-pernyataan resminya sebagai bukti.  Contohnya, pada tahun 2006, setelah Korut melakukan uji coba satu rudal, Menlu Jepang saat itu Taro Aso mengatakan dengan terus terang dalam pidatonya: “kita harus berterima kasih kepada Kim Jong-il.”

Dari peristiwa ini saja kita dapat melihat strategi konservatif elit politik di Jepang yang telah sengaja menggunakan isu-isu Semenanjung Korea, terutama mengenai isu Korut dan isu nuklir Korut sebagai faktor utama untuk mempromosikan transisi strategi keamanan Jepang sendiri. Dalam hal ini bahkan termasuk sistem pertahanan, senjata, dan peralatan yang di-impor dan yang dikembangkan Jepang sendiri, menggunakan alasan ini. Dari sini kita bisa melihat Jepang benar-benar menggunakan isu Semenanjung Korea untuk ini.

Misalnya untuk tahun ini pada 6 Maret lalu, C-130J peaswat angkut “Super Hercules” tiba di Pangkalan Udara Yokota, yang dipiloti sendiri oleh Wakil Komandan Angkatan Udara Pasifik AS Mark Dillon. Laporan mengatakan, bahwa AU-AS memutuskan untuk mengerahkan 14 pesawat transportasi C-130J “Super Hercules” untuk Pangkalan Udara Yokota di barat Tokyo, dalam rangka menggantikan pesawat angkut tua C-130H.

AS Mengerahkan C-130J dan F35B ke Jepang

Jerry Martinez, Komandan Pasukan AS di Jepang dan Komando AU ke-5 AS. Mengatakan: “Hari ini AS mengirim alutsista yang paling ampuh, tangguh, dan paling taktis di dunia, pesawat angkut serie “J” model (C-130J) ke negara Jepang, untuk melayani aliansi yang kuat,  untuk meningkatkan kemampuan AS, dan menunjukkan komitmen kami yang sangat kuat kepada negara Jepang yang besar ini.”

C-130J adalah pesawat transportasi taktis berukuran sedang, dikembangkan dan diproduksi oleh Lockheed Martin AS. Pesawat angkut yang saat ini digunakan Barat, merupakan pesawat angkut yang paling sukses dan paling banyak diproduksi, dengan rentang pelayanan terpanjang atau paling lama dipergunakan.

Pada 9 Junuari tahun ini, Korps Marinir AS dari “the US Marine Fighter Attack Squadron 121’s” memiloti 10 pesawat Jet Temput F-35B keluar dari pangkalan Yuma di Arizona, AS menuju ke Pangkalan Udara Korps Marinir AS di Iwakuni, Jepang. Rencananya akan ada tambahan enam F-35B akan tiba di Iwakuni pada akhir Agustus tahun ini, sehingga membentuk satu skuadron lengkap F-35B sebanyak 16 pesawat.

F-35B adalah jet tempur generasi ke-5 dengan perlengkapan elektronik modern. Radius tempurnya lebih dari 800 km. Menurut ahli dibidang ini mengatakan misi ini dilaksanakan untuk meningkatkan kekuatan udara pasukan AS di Jepang.

Selain itu, F-35B juga akan menjadi kekuatan penting dalam mengintervensi langsung untuk isu Semenanjung Korea.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun