Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Krisis Nuklir di Semenanjung Korea Bisa Terjadi?

29 Maret 2017   13:09 Diperbarui: 6 Mei 2017   07:51 1462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://www.defenseindustrydaily.com

Sejak awal Maret tahun ini, dua skala besar latihan militer bersama AS-ROK (Korsel) dengan kode sandi “Fosal Eagle” dan “Key Resolve” telah dilakukan berkelanjutan, latihan militer bersama dua negara ini terus ditingkatkan dengan maksud untuk memberi efek gentar militer (deterence)  dan memaksa DPRK (Korut) untuk menyingkirkan senjata nuklirnya.

Tapi Korut justru telah meluncurkan rudal balistik dan bahkan dengan menggunakan senjata nuklir untuk mengancam lawan-lawan mereka. Hal ini benar-benar berisiko dan dikhawatirkan tong bubuk bahan peledak ini benar meledak. Lalu apa yang menjadi sebab krisis nuklir Korut ini bisa terjadi? Marilah kita coba bahas dari kejadian selama ini.

Pada Rabu dua minggu lalu kapal induk bertenaga nuklir USS Carl Vinson yang berbobot 102.900 ton, panjang 333 meter, berlayar menuju Busan di Korsel, dengan membawa 74 pesawat tempur, dan personil lebih dari 5.500 pewira dan pasukan, untuk mengambil bagian dalam latihan bersama AS-Korsel “Foal Eagle.”

Sumber: http://www.defenseindustrydaily.com
Sumber: http://www.defenseindustrydaily.com
Bahkan Bard Coper Komandan AL-AS di Korsel menyatakan : “Kerjasama kita akan berkelanjutan untuk memastikan kita siap untuk bertempur malam ini!”

Latihan bersama AS-Korsel ini akan berlangsung selama dua bulan dimulai 1 Maret 2017. Lebih dari 1.000 tentara AS dan lebih dari 290.000 tentara Korsel mengambil bagian dalam latihan ini. Skenarionya adalah operasi militer untuk melawan Korut dengan target menghancurkan fasilitas nuklir dan fasilitas rudal Korut.

Namun Korut juga tidak tinggal diam, Staff Umum Depatemen dari Angkatan Bersenjata Korea Utara (KPA) balas membuat respon keras, dengan menyatakan: “Di kedaulatan negara kita jangan sampai ada percikan api, jika itu terjadi akan berhadapan dengan pembalasan milter kita yang dahsyat.”

Pada 13 Maret 2017, AS-Korsel memprakarsai latihan militer bersama dengan kode sandi “Key Resolve” menjadi latihan militer bersama dengan skala terbesar dalam sejarah. Yang melibatkan kapal induk bertenaga nuklir AS, pembom strategis B-1B Lance, B-2 pembom strategis siluman, B-52H pembom kelas berat, dan peswat je tempur paling canggih F-35B, rudal taktis, senjata nari-rudal dan senjata strategis besar lainnya untuk memamerkan kekuatan militer AS.

Menurut pengamat militer dengan skala kekuatan militer AS seperti ini, tanpa harus mengerahkan militer AS dari kawasan lain, mereka bisa benar-benar menghancurkan semua target strategis Korut dalam satu kali atau beberapa kali gelombang serangan.

Sebelum laltiah militer dimulai, Menhan AS yang baru James Mattis selama sambungan tilpon dengan Menhan Korsel Han Min-goo mengatakan: “resolusi koordinasi dengan pertahanan Korsel tidak akan goyah, dan mereka pasti  bisa mengalahkan semua serangan yang ditujukan kepada AS dan sekutunya, dan akan dengan efektif menekan serangan nuklir dengan cara yang luar biasa.”

Menanggapi intimidasi kuat dari Korsel dan AS, Central Television Korut (KCTV) mengeluarkan pernyataan yang dibuat jurubicara Departemen Luar Negeri Korut : Latihan Militer bersama AS-Korsel di Semenanjung Korea dan Asia Timur Laut menyebabkan bencana nuklir. Dan merupakan upaya terang-terangan untuk mengobarkan api perang nuklir. Untuk merespon manuver ini Korut juga memamerkan kekuatan militernya.

Pada 6 Maret 2017, Kepala Staf Korsel mengatakan bahwa pada jam 7:36 pagi waktu setempat Korut telah meluncurkan empat rudal ke perairan timur dari Tongchang-ri. Rudal meluncur lebih 1.000 km pada ketinggian sekitar 26 km, ini merupakan uji coba kedua dalam waktu kurang dari sebulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun