Pada awal 1947, Qian menikah dengan Jiang Ying (蒋英) di Shanghai. Pidato dalam respsi undangannya dia mengutip kalimat dari pemenang Hadiah Nobel – Harold Urey untuk pidato penutupannya: “Kami akan menghilangkan kesulitan dan kekurangan dari orang-orang untuk memberikan mereka sukacita dan keindahan.”
Qian Yonggang menceritakan, pada tahun 1947 Qian Xuesen kembali ke Tiongkok untuk melakukan pernikahan di Shanghai. Ketika itu juga Pemerintahan KMT juga berencana untuk menunjuk Qian Xuesen untuk menjabat Rektor Univesitas Jaiotong. Tapi Qian kecewa dengan melihat begitu banyak orang miskin pada tahun 1947 dan juga kecewa dengan melihat situasi pada saat itu. Jadi ketika tutornya Profesor Ye Qisun bertanya kepadanya, apakah ia besedia menjadi Rektor Universitas Nasional Jiaotung, Qian berkata dengan nada marah: “Saya tidak ingin menjajnjikan damai palsu untuk pemerintah ini.”
Dan selama waktu itu Qian yakin masa depan Tiongkok baru. Dia mengatakan kepada teman Amerikanya bahwa ia pecaya Mao Zedong akan memenangkan perang saudara yang terjadi kala itu.
Setelah kembali lagi ke AS, ia segera mengundurkan diri dari posisi sebagai anggota Science Advisroy Group dan konsultan untuk Naval Ordnance Laboratory. Dia secara bertahap menarik diri dari posisi militer AS untuk menciptakan kondisi untuk persiapan kembali ke tanah airnya Tiongkok.
Ketika RRT resmi diproklamirkan 1 Oktober1949, berita ini juga bergema ke seluruh seantero dunia, Qian dan istrinya Jiang Ying yang sedang hamil juga dengan suka cita menyambut berdirinya negara RRT di tanah kelahirannya. Mereka menyambut dengan penuh harapan akan kedatangan kehidupan baru. Mereka memutuskan untuk kembali ke RRT bersama setelah bayinya lahir.
Pada 1949, Zhou Enlai mengeluarkan surat edaran untuk para intelektual Tiongkok yang diaspora di luar negeri dihimbau untuk kembali ke Tiongkok untuk berperan serta membangun negara. Banyak intelektual dan mahasiswa di luar negeri mulai aktif mempersiapkan diri untuk kembali ke RRT, tidak terkecuali Qian Xuesen juga termasuk salah satu diantaranya.
Dalam acara reuni dengan mahasiswa luar negeri Tiongkok, mereka sepakat berikrar mereka harus kembali ke tanah pertiwi. Tapi rencana itu tidaklah berjalan dengan lancar dan indah seperti apa yang Qian bayangkan.
Pada akhir 1940an dan awal 1950an McCarthy lagi semarak. Sebuah gerakan masif dan besar-besaran anti-komunis dan anti-orang asing sedang dikampanyekan dengan aktif dan makin intensif di AS.
Pada tahun 1950, teror “McCarthyism” telah merasuki AS. Orang dengan idenditas atau dituduh berindikasikan dengan tiga unsur: simpatisan komunisme, orang asing, dan ilmuwan akan menjadi sasaran “dibersihkan.” (McCarthyisme : kampanye gencar bagi orang yang diduga komunis di dalam pemerintahan AS dan lembaga-lembaga lainnya, gerakan dibawah pimpinan Senator Joseph McCarthy pada periode thaun 1950-1954. Banyak yang dituduh dimasukan dalam black list atau kehilangan pekerjaan mereka, meskipun sebenarnya mereka sama sekali tidak ada kaitan dengan Partai Komunis.)
Meskipun Qian sebenarnya telah memiliki kartu indentitas khusus untuk bisa akses bebas ke Pentagon di AS, dan punya pass konsesi untuk pergi ke pasukan AD, AL, AU di AS, namun masih diperlukan tidak adil dan bahkan tidak dipercaya lagi.