Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Masalah Pemakzulan Presiden Park Geun-hye dan Sistem Politik Republik Korea Selatan

16 Desember 2016   07:54 Diperbarui: 16 Desember 2016   09:11 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://www.mapsofworld.com & ansei treties

Bila kita membicarakan tentang AS, semua tahu Pihak Demokrat dan Republik. Jika membicarakan Jepang semua tahun Partai Demokrat Liberal (LDP). Namun, jika membicarakan Republik Korea atau Korsel, partai politik yang berkuasa dan yang beroposisi akan menjadi sesuatu yang tidak mengesankan.

Selama beberapa dekade, partai politik di Korsel telah selalu dalam lingkaran reformasi, penggabungan, dan perpecahan. Saat ini pihak Park Geun-hye disebut Partai Frontier Baru (New Frontier Party), dan di era Lee Myung-bak, Partai itu disebut Grand National Party dan partai ini dibentuk dari New Korea Party dan United Democratic Party  yang bergabung pada tahun 1997.

Di Korsel, partai politik menjalankan politik hanya namanya saja, tetapi mereka sebenarnya hanya manipulasi pribadi dari politisi. Partai politik semcam ini yang ada, bukan partai yang terbentuk karena adanya kesamaan umum atas keyakinan politiknya. Tapi pada umumnya hanya berpegangan dari “politik punggawa.”

Karena jika seorang tokoh politik memenangkan pemilu dan menjabat, tidak dapat dihindari bahwa para pembantu mereka akan memperoleh posisi dan kewenangan khusus. Dan posisi khusus semacam ini yang telah menjadi landasan bagi hubungan antara politik dan bisnis.

Banyak analis yang meragukan untuk Korsel yang akan meghadapi ketiga puluh tahun ke depan untuk masuk transisi demokrasi, dengan terjadinya skandal confidante ini tidak diragukan akan menjadi ironi besar.

Yang mejadi suatu terasa heran dan lucu, presiden yang terpilih melalui “pemilihan demoratis” juga terjadi skandal demikian lagi, ini sesuatu yang terasa sangat aneh bagi dunia luar.

Perkembangan lebih lanjut dan dengan terkuaknya skandal confidante yang telah menyebar luas, sudah melampaui kemampuan Blue House untuk menangani, dan bahkan sudah diluar kemampuan maksimum pemerintahan Park Geun-hye untuk bertahan.

Coba mengalihkan Perhatian Publik

Pada 18 Nopember, Presiden Park Geun-hye mengabaikan utimatum Kejaksaan lebih dari seminggu dalam keheningan, penampilan resmi presiden pertama adalah untuk mereformasi pelaksanaan kewenangan presiden.

Yonghap News Agencyberkomentar, meskipun suara oposisi menyerukan Park Geun Hye untuk mengundurkan diri telah lebih keras, tapi dia tampaknya lebih ingin mempercepat pendekatan untuk mengembalikan situasi jadi “normal.”

Park Geun-hye dengan resmi mengeluarkan lima surat kepercayaan hari itu, dengan menunjuk 11 komisi kepada pejabat senior. Pada saat yang sama, kantor kepresidenan Korsel di Blue House mengumumkan bahwa Park Geun-hye akan menghadiri KTT trilateral Tiongkok-Japang-Korsel pada bulan Desember.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun