Pemilih mengatakan bahwa mereka tidak tahu ada apa sebenarnya. Mereka tidak tahu apakah ada masalah dengan Clinton. Mungkin Clinton telah melakukan sesuatu yang melanggar hukum. Maka mereka menjadi tidak percaya kepada diri Clinton.
Banyak pengamat dan analis yang memperkirakan alasan ini yang menyebabkan Trump menang, karena rakyat kelas bawah AS sangat tidak puas dan mereka ingin suaranya didengar.
Beberapa media telah menggambarkan di tempat pemungutan suara atau bilik suara telah terjadi kondensasi orang Amerika yang terbagi dan cemas yang bersemangat untuk revolusi.
Jika melihat lebih mendalam, Trump menang karena adanya kecemasan dari krisis idenditas dari kaum kulit putih Amerika menghadapi peningkatan jumlah penduduk minoritas, dan memenangkan realitas sosial yang keras dari kesengjangan pendapatan yang berlebihan dan menurunnya pendapatan kelas menengah.
Trump menang juga karena ketidakpuasan umum pemilih akar rumput yang menentang politik uang, dan “kecurangan sistem politik.” Dengan latar belakang ini, “politically incorrect” ucapan Trump menjadi senjata penting untuk menggairahkan kaum kulit ptuih dan pemilih minoritas lainnya untuk berbagi nilai-nilainya (sharing values).
Setelah kampanye yang panjang, Trump akhirnya muncul sebagai pemenang, tapi menyebabkan orang-orang dunia melihat kecemasan yang diresapi rakyat Amerika.
Data menunjukkan bahwa hampir setengah dari orang dewasa Amerika mengatakan mereka tidak cukup dengan 400 USD dalam situasi darurat. Biaya-biaya untuk sekolah dan kuliah anak-anak mereka membuat lebih banyak keluarga Amerika merasa lebih cemas.
Umur rata-rata rakyat AS telah meningkat, tapi rakyat merasa tidak aman tentang bagaimana akan terjamin kehidupan pensiunnya yang akan berlangsung beberapa dekade akan datang. Kecemasan ini memiliki pengaruh besar pada orientasi voting publik Amerika.
Jenis masalah apa yang dihadapi AS?
Banyak orang Amerika yang mengakui bahwa jumlah kelas menengah AS telah menyusut, dan setelah krisis keuangan, kelas menengah AS telah melihat masalah ini tumbuh lebih umum, terutama bagi kelas yang lebih rendah dan kelas mereka tengah mengalami makin kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan dan memperoleh pendapatan yang cukup baik.
Setelah krisis keuangan, lebih banyak dari pekerjaan ini mungkin telah diambil oleh elit yang perpendidikan pergurunan tinggi. Dan tampaknya saluran untuk memasuki kelas menengah telah menjadi semakin sempit dan sulit.