Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jalur Sutra Maritim Zaman Kuno 2

12 November 2016   11:43 Diperbarui: 12 November 2016   14:57 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penemuan di Perairan Indonesia

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China
Di Belitung yang terletak di bagian timur Sumatera Indonesia, yang terdapat banyak terumbu karang dn banyak di kunjungi wisatawan seluruh dunia. Pada tahun 1988, seorang Jerman—Tilman Walterfang dengan perlengkapan lengkap datang ke perairan dekat Belitung dan mencari harta terpendam di sekitar perairan ini beberapa kali. Dia menemukan petunjuk setelah beberapa kali penyelidikan di dalam laut, disamping batu hitam besar di perairan Belitung sebuah kapal karam yang sarat dengan barang. Batu Hitam ini telah membuat sensasi seluruh dunia.

Orang Jerman ini berhasil mengangkat jumlah yang luar biasa berupa porselen, emas, perak, cermin perunggu dan keping uang dari kapal karam ini, yang kemudian diketahui sebagai kapal Arab karam selanjutnya dinamai kapal karam Batu Hitam. Jumlah total yang berhasil diangkat mencapai 67.000 items. Berdasarkan penelitian dari tekstual incripsi pada porseken, harta ini semua dibuat pada zaman Dinasti Tang, Tiongkok.

Dari berbagai porselen dari Batu Hitam ini, bisa dibagi menjadi dua jenis utama, porselen dari produk Changsaha Kiln (长沙窑), Hunan merupakan yang terbesar jumlahnya yang mencapai 56.500 items yang berupa porselen-porselen untuk penggunaan sipil. Ada juga 200 items porselen Celadon (kehijauan), yang sebagian besar diproduksi oleh Yue Kiln (越窑). 350 items diproduksi oleh Xin Kiln(邢窑) dan 200 item porselen hijau dengan glasir.

Benda-benda ini sangat indah, barang-barang kemungkinan hadiah dari Kaisar Tiongkok yang diberikan kepada raja luar negeri. Diantara harta karun ini bagian yang paling menakjubkan adalah piring biru-putih buatan Tang Dinasti yang dalam keadaan lengkap dan sempurna.

Ketiga piring biru-putih dari Dinasti Tang yang sederhana ini, elegan, dan ringan dalam warna, seolah seperti biru mimpi. Ada pola gambar daun kurma dengan cat cobalt yang diimpor dari Iran ke Tiongkok tampaknya, ada empat lekukan internal dengan warna perak dan emas tepi pinggirannya.

Menurut penilaian para ahli, ini adalah porselen biru-putih paling awal yang paling lengkap ditemukan selama ini, penampilannya ini telah memecahkan pengetahuan tradisional tentang porselen biru-putih dari Dinasti Yuan yang merupakan porselen bitu-putih paling awal di Tiongkok.

Porselen biru-putih berasal dari dinasti Tang dan Song. Porselen biru-putih yang sudah lebih bagus dan matang terdapat di Hutian Kiln (湖田), Jingdezhen (景德镇) pada Dinasti Yuan (元).

Porselen biru-putih pada zaman Dinasti Ming menjadi porselen arus utama, para pengrajin porselen menggambar dengan cat kobalt pada porselen putih dan kemudian diglasir. Setelah dikiln dengan suhu 1300oC, maka warna putih berada dibawah glasir. Sehingga warna putih dan biru terlihat cerah, indah, elegan dengan lukisan lanskap klasik Tiongkok.

Orang-orang Barat kala itu mengapreasiasi keindahan dan teknik yang dibuat orang Tiongkok yang unik ini, sehingga porselen ini menjadi barang yang menyebar ke negara-negara Barat sebagai hadiah negara. Lama kelamaan kaum kelas menengah Eropa juga mulai bersaing untuk membelinya, sehingga permintaan pasar menjadi besar.

Setelah pada periode pertengahan Dinasti Ming yaitu pada abad ke-16, banyak pedagang luar Tiongkok datang untuk membeli dan kulakan porselen yang unik Tiongkok ini untuk diekspor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun