USS Benfold kapal perusak (destroyer) yang mengujungi Tiongkok ini termasuk dalam grup kapal penyerang dalam rombangan kapal induk Grup ke-5 ( SSG 5/ US’ Navy Carrier Srtike Group 5). Bulan lalu hanya beberapa ahri sebelum keputusan kasus arbitrase LTS, Kapal Induk USS Ronald Reagan melakukan latihan militer bersama dengan militer Filipina.
AS dengan lantang menyerukan kepada Tiongkok untuk mematuhi keputusan kasus arbitrase, sementara ini mengerahkan dua CSGs (dua grup kapal induk) untuk menunjukkan ototnya di LTS.
Pihak Tiongkok mengambil tindakan pencegahan. Pada 5 dan 19 Juli mengerahkan 100 kapal perang dan puluhan jet tempur ke Laut Timur dan LTS dengan menggelar latihan militer besar-besaran.
Ada analis dan pengamat yang melihat masalah LTS sekarang benar-benar telah menjadi sulit untuk dipecahkan masalahnya, dan konflik langsung antara Tiongkok dan AS disebutkan dengan “dilemma keamanan di LTS” sangat dimungkinkan. Tetapi sejak keputusan kasus LTS telah diumumkan, nadanya justru menurun.
Kesimpulan yang dianggap tidak masuk akal dari tribunal sementara untuk kasus arbitrase LTS ini menyebabkan kegemparan di masyarakat internasional. Kasus arbitrase yang berlangsung 42 bulan bulan, diyakini banyak pihak hanya menjadi sandiwara politik yang berselemutkan hukum.
Komunike bersama yang dikelaurkan dalam Rapat Pertetemuan Para Menlu ASEAN yang diselengagrakan di Vietiane, Laos pada 25 Juli 2016 tidak menyebutkan arbitrase, dan Filipina setuju dengan ini. Pada hari itu, ASEAN dan Tiongkok mengeluarkan pernyataan bersama dengan suara bulat menyetujui untuk kembali ke jalan “Dekalrasi tentang Perilaku Para Pihak di LTS/ Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea” (DOC) untuk menyelesaikan sengketa teritorial dan yurisdiksi antar negara melalui konsultasi ramah dan negosiasi damai.