Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apa yang Terjadi Pasca Keputusan Tribunal Sementara Arbitrase Laut Tiongkok Selatan

26 Agustus 2016   19:28 Diperbarui: 27 Agustus 2016   08:02 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada bulan Agustus tahun lalu, AS menerbitkan laporan“Asia-Pacific Maritime Security Strategy 2015”, dalam laporan ini menegaskan militer AS akan mengerahkan 60% kekuatan AL dan AU ke Asia-Pasifik.

Dalam laporan ini menyatakan militer AS akan mengerahkan USS Ronald Resgan, ditambah kapal Serbu Amphibi America-Kelas, tiga kapal perusak DDG-1000, dan dua kapal selam kelas Virginia, serta beberapa jet tempur F-22 dan F-35, pesawat pembom B-2 dan pembom strategis B-52, pesawat angkut Osprey dan angkatan udara lainnya.

alutsista-as-57c03317307a61f8677d9722.png
alutsista-as-57c03317307a61f8677d9722.png
Dalam laporan ini juga dinyatakan bahwa AS berharap untuk memperkuat kerjasama militer dengan Tiongkok, dan berusaha untuk membangun hubungan militer berbasis hubungan baik.

Analis melihat rencana jangka panjang itu, sudah memasuki tahap kedua dari strategi untuk menyimbangkan Asia-Pasifik yang diumumkan tahun lalu. Pada kenyataannya, kita telah melihat tidak hanya adanya peningkatan pasukan yang dikerahkan oleh Armada Pasifik AS, dan masih ada pemecahan garis pemisah antara Armada ketiga dan Armada ketujuh.

 

Kapal perang Armada ketiga sering bertugas di Samudra Pasifik Barat. Adapun kontruksi dasarnya, AS ingin mengepung seluruh pangkalan Tiongkok, dan membangun pangkalan bertebar seperti lembaran. Di masa depan, itu akan membentuk sebuah lingkaran di sekitar Tiongkok dari timur dan selatan.

Fokus terpenting dari strategi AS untuk menyeimbangkan Asia-Pasifik adalah LTS. Diantara jaringan AS Pangkalan rantai ke 1 pulau pertama dan kedua, berpusat di sekitar pangkalan AL dan AU seperti Subic Bay di Filipina, untuk pangkalan cluster Asia Timur dan Pangkalan Udara Changi, Singapura, berdasarkan rencana militrer AS, Pangkalan Udara Changi akan menjadi landasan bagi AL AS untuk memantau situasi LTS dan masuk keluarnya ke Samudra Hindia. Ini menjadi front militer terbaru bagi strategi global AS.

rencana-as-kepung-tiongkok-57c03343c823bda94c50e726.png
rencana-as-kepung-tiongkok-57c03343c823bda94c50e726.png
Pangkalan RAAF Darwin Australia mungkin juga akan menjadi portal di mana AS memasuki LTS dari selatan. Militer AS percaya bahwa lokasi ini bisa menghindari serangan rudal Tiongkok, dan juga meningkatkan penyebaran di seluruh LTS.

Dalam beberapa tahun terakhir, terlihat peningkatan jumlah kapal perang bertenaga nuklir AS yang aktif di perairan sekitar Asutralia.

Pada saat yang sama Pentagon juga telah merencanakan untuk membuat pangkalan pelatihan UAV di Australia untuk berkoordinasi dengan strategi UAV di masa akan datang.

Di Jepang, Pangkalan AL-AS Yokosuka menjadi pintu permanen untuk USS CSGs dan menajdi penompang penting dan dukungan liliter AS di LTS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun