Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Penempatan THAAD di Korsel Memicu Perang Dingin Baru

20 Agustus 2016   15:48 Diperbarui: 20 Agustus 2016   19:19 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selanjutnya Jeong Se-hyun mengeritik keputusan pemerintah Korsel untuk menggelarkan THAAD di Provinsi Geyongsang Utara, bukanlah tepat untuk melindung SCA dari ancaman rudal dan nuklir Korut, tetapi untuk tindakan langkah-langkah militer dan teknis AS untuk hegemoni di Asia Timur.

Pengerahan THAAD sudah melampaui apa yang dibutuhkan Korsel, tapi untuk kebutuhan dan kepentingan AS dan menyanderaan Korsel. Bagi Korsel sebagai sekutu AS sangat sulit untuk menolak beberapa permintaan AS. Perlindungan yang diberikan AS kepada Korsel bukanlah tanpa syarat, Korsel harus balas budi. Dan Pergelaran THAAD di Korsel merupakan salah satunya. Sehingga pada saat AS meminta suatu permintaan Korsel gagal untuk menolak. (Mudah-mudah hal yang serupa tidak terjadi bagi Indonesia...)

Selain itu, selama bertahun-tahun, Korsel sebenarnya memiliki sedikit otonomi dalam hal keamanan. Tapi hak untuk operasi militer sebagian besar berada ditangan AS. jadi delegasi otonomi AS kepada Korsel tergantung pada kepentingan nasional AS sendiri bukan kepentingan rakyat Korsel.

Maka dari itu, ada analisis awal dalam pergelaran THAAD kali ini di Korsel tidak diragukan lagi ada benang merah untuk kepentingan AS di belakang layar.

Pergelaran THAAD kali ini menunjukkan sifat hubungan Korsel dengan AS dalam beberapa tahun terakhir ini. Terlihat siapa pemain catur di belakang ini semua, tidak lain adalah AS,  sementara Korsel hanya sebagai sebuah bidak di papan catur dari strategi regional Asia-Pasifik bagi AS.

Dahulu ketika mulai terjadi Perang Dingin, Semenanjung Korea menjadi front terdepan dalam konfrontasi antara blok Barat dan Blok Timur. Posisi depan di Eropa adalah Berlin Jerman, sementara di kawasan Asia adalah Demarkasi Militer (MDL/ Military Demarcation Line) dan Zona Demiliterisasi (DMZ/Demilitarized Zone) Korea di Asia Timur Laut.

Dengan DMZ, Korsel adalah dalam konfrontasi dengan Korut. Sejak Perang Dingin atau sejak berdirinya hubungan AS-Korsel, Korsel selalu menjadi bagian dari papan catur dari strategi regional AS.

Beberapa opini publik membenarkan pergelaran THAAD tidak hanya gagal memberi keamanan kepada Korsel, tetapi juga menjadikan Korsel dalam posisi front terdepan.

Adapun kerusakan akibat pergelaran THAAD di dalam negeri Korsel sendiri, opini publik menyamakan penempatan ini seperti Krisis Rudal Balistik Kuba pada setengah abad lalu. Menurut pendapat beberapa ahli, Kuba sebagai negara yag mendapat mendukung penempatan Rudal Balistik Uni Soviet pada waktu itu menjadikan Kuba sebagai papan catur dari pertarungan AS dan Uni Soviet.

Beberapa ahli menyarankan Korsel untuk mau menarik perlajaran dari Kuba, yang kepentingannya dirusak sendiri karena keterlibatannya dalam permainan kekuatan-kekuatan utama.

Persetujuannya atas pergelaran THAAD-AS akan memposisikan Korsel dalam kesulitan. Jika Korsel bertindak bijaksana untuk merumuskan strategi sendiri, seharusnya berpikir semua hal yang berkaitan dengan jelas sebelum mengambil keputusan akhir. Sebab dengan kesepakatan ini, Korsel akan membuat permusuhan dengan Tiongkok, Rusia dan Korut pada saat yang bersamaan, atau akan berkonfrontasi dengan negara-negara ini. Ini akan menjadi langkah yang sangat tidak rasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun