Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Penempatan THAAD di Korsel Memicu Perang Dingin Baru

20 Agustus 2016   15:48 Diperbarui: 20 Agustus 2016   19:19 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang terjadi di Eropa bisa disamakan dengan maksud sebenarnya dari AS untuk mendorong pergelaran THAAD di Korsel, ini bukan benar-benar hanya untuk melindungi Korsel dari ancaman Korut. Tapi ada tujuan lain yang lebih besar untuk AS sendiri yaitu posisi hegemonik, tapi posisi ini menyebabkan Korsel berada dalam resiko korban perang di Asia Timur Laut.

Sejauh ini apa yang AS sebutkan sebagai menyeimbangkan kembali untuk kawasan dan negara justru membuat tidak seimbang dan melanggar kesimbangan untuk mendapatkan keuntungan strategis unilateral AS sendiri. Sebenarnya, di  Asia Timur Laut, dan bahkan di kawasan Asia-Pasifik jelas kita bisa melihat AS sudah memiliki aliansi militer.

Pada tahun 2020, AS akan mengerahkan 60% dari pesawat dan 60% dari kapal perang di Pasifik Barat. Secara bertahap keuntungan ini akan sangat jelas, tetapi merasa masih belum cukup dan terus maju untuk membangun isitem anti-rudal ini. Banyak analis dan pengamat yang mempertanyakan apakah itu semacam tips ketidak-seimbangan ke AS. Jadi yang jelas menyeimbangkan kembali bagi AS adalah untuk hegemonik di dunia.

THAAD tidak bisa melindungi keamanan Korsel, sebaliknya itu hanya untuk melayani kepentingan nasional AS, dan menjadi pemicu dari insiden ini. Pada saat yang sama itu hanya untuk kepentingan nasional AS. Pergelaran THAAD di Korsel tidak hanya menghemat sesuatu alat (perkakas) bagi AS untuk memantau Tiongkok dan Rusia, tapi justru melibatkan Korsel dalam kompetisi antara negara-negara kuat, juga membuatnya kehilangan posisi diplomatik independen serta ruang untuk manuver politik di Timur Laut.

Dengan kata lain, Korsel telah terblunder dalam “permainan tagihan”  untuk strategis AS dengan secara bertahap diberlakukannya rencana THAAD, Korsel jelas sudah mulai “membayar tagihan” untuk waktu yang akan datang.

Perilaku Korsel untuk tetap bertahan dengan pergelaran sistem anti-rudal THAAD akan memicu konflik antara Korsel dan Korut, sehingga menyebabkan situasi bisa terjadi diluar kendalai dan pada akhirnya akan mempengaruhi Korsel sendiri.

United Press International memberi komentar: Pada kenyataanya, THAAD tidak hanya tidak memiliki untuk melawan rudal Korut secara teknis, tapi juga tidak baik untuk perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan membuat situasi benar-benar tegang dan menjadi intens di sana.

Suatu kerja keras untuk penguatan keamanan harus dibangun atas dasar mengorbankan kepentingan keamanan lainnya. Pelajaran ini telah dimainkan berkali-kali di Semenanjung Korea antara dua pihak selama dekade terakhir dan dekade berikutnya. Sejarah telah menunjukkan semakin sengit kedua pihak bermusuhan, maka semakin tidak aman Semenanjung ini.

Sejalan dengan harapan dunia luar, hanya tiga hari setelah AS dan Korsel mengumumkan keputusan mereka untuk menggelar sistem THAAD di Korsel, pada 11 Juli 2016, Korut membuat respon pertama kali.

TV Sentral Korut memberitakan: Kami telah memberi peringatan serius untuk Staf Umum Departemen Tentara Rakyat Korea Bagian Artilery sejak lokasi dan tempat dari sistem THAAD digelar oleh Korsel dari strategi AS untuk mendominasi dunia ditentukan, Korut akan mengadopsi respon secara fisik langkah-langkah untuk menundukkan sepenuhnya.

tv-korut-57b81707167b61380e1ceee7.png
tv-korut-57b81707167b61380e1ceee7.png
Terlepas dari oposisi lisan yang keras dan tajam, Korut terus meluncurkan rudal jarak pendek hingga jarak menengah sebagai respon parktis.  Langkah selanjutnya mungkin bisa meningkat dengan respon militer. Keseimbangan stategis dari awal sudah terlihat rapuh di semenanjung tergantung pada seutas benang tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun