Banyak yang bertanya-tanya, mengapa sistim anti-rudal yang canggih yang diklaim pemerintah Korsel mampu melindungi Korsel dari ancaman nuklir dan rudal Korut (DPRK/Democratic People’s Republic of Korea) harus membangkitkan gelombang oposisi yang kuat dan demo anti-THAAD di Korsel?
Mengapa pemerintah Korsel tidak mau mendengarkan nasehat negara tetangga dan tetap beriskeras untuk bersepakat dengan AS untuk menempatkan THAAD di Korsel? Penempatan THAAD ini sebenarnya melindungi siapa dan untuk kepentingan siapa?
Ryu Jae-Seung, pejabat resmi Kemenhan Nasional Korsel mengumumkan: “Aliansi Korsel-AS telah memutuskan untuk menempatkan THAAD di Pangkalan Militer AS di Korsel untuk lebih melindungi Korsel dan rakyat Korsel dari ancaman senjata pemusnah massal (WMD) dan rudal balistik Korut.
Baterai THAAD akan ditempatkan di Desa Seongju, Utara Provinsi Gyeongsang. Sebelah timur laut Korsel, untuk memaksimalkan efektivitas militer.”
Penempatan THAAD di Korsel ini sebelumnya telah menjadi permbicaraan yang hangat lebih dari setengah tahun, tapi sekarang dengan tiba-tiba telah diputuskan. Hal ini mendadak membuat gelombang protes yang memanas di Korsel.
Terutama di Desa Seongju, dimana THAAD akan digelar. Rakyat desa ini melakukan protes keras. Sudah dua bulanan sejak Desa Seongju ditunjuk untuk tempat digelarnya THAAD, desa ini menjadi lumpuh dari gelombang protes menentang penempat ini.
Event-event desa yang seharusnya akan digelar semua dibatalkan atau diundurkan. Kompetisi panjat tebing, kegiatan akademik di daerah ini dibatalkan atau diundurkan. Warung-warung di desa juga menjadi sepi pengunjung.
Seorang warga tua menuturkan, Kita harus menghentikan pergelaran THAAD. Meskipun saya lemah dan sudah tua, saya tetap datang menghadiri rapat umum untuk menghentikan pergelaran tersebut. Kita menentang pergelaran THAAD. Kita inigin desa kita damai. Saya sudah hampir 90 tahun saya harus hadir untuk ikut melindungi diri. Mau dimanakan dunia yang akan datang ini?