Dengan terlihat seperti perpecahan telah muncul dalam hubungan Turki dan AS, Rusia telah memanfaatkan sepenuhnya konflik Turki dan AS ini untuk memisahkan hubungan mereka dan berpisah dengan NATO. Itu yang akan menjadi sesuatu bagi Rusia senang melihatnya. Ini merupakan kesempatan penting untuk secara aktif mengambil tindakan untuk melebarkan perpecahan diantara mereka.
Dari status mereka yang sudah siap berperang setengah tahun yang lalu, hingga berjabatan tangan dan berbicara perdamaian saat ini, dibalik rekonsiliasi Rusia dengan Turki, hal ini dikarenakan keduanya masing-masing saling membutuhkan dengan situasi saat ini yang telah berubah.
Bagi Erdogan, membuat keburukan kepada Rusia tidak akan membawa manfaat, karena pintu ke Uni Eropa masih ditutup dan AS telah memberi bantuan kepada pasukan Kurdi yang menjadi rival lama “Ankara.”
Bagi Putin, meskipun sulit untuk menelan kemarahan dia saat jet tempur Rusia ditembak jatuh, tapi dalam keadaan sekarang, dimana Barat sedang menolak Rusia, Turki mungkin satu-satunya yang akan menjadi pintu terobosan “Moskow” ke Barat.
Pada 2 April 2016, wilayah yang disengketakan Azerbaijan dan Armenia : Teritori Republik Nagorno-Karabakh. Pernah mengalami konflik militer yang serius.
Namun Kemenhan Azerbaijan mengatakan bahwa itu adalah artileri militer Armenia yang mulai menembak Azerbaijan, sejak itulah pertempuran mereka mulai, dan “Armenia telah melanggar gencatan senjata sebanyak 130 kali dalam semalam.”
Presiden Azerbaijan -- Ilham Aliyev memperingatkan: “Kita berperang untuk territori kita sendiri. Jika tentara Armenia tidak ingin mati, mereka harus keluar dari teritori Azerbaijan.”
Nagorno-Karabakh terletak di Transkaukasia dan memiliki luas 4.400 kilometer persegi. Selama Uni Soviet, negara ini merupakan negara otonom di Azerbaijan tenggara, tetapi sebagian besar penduduknya orang Armenia.