Tidak saja di Syria atau Irak secara efektif “ISIS” telah dihancurkan, tapi tidak angkatan bersenjatanya. Mereka tidak mengalami pukulan yang menghancurkan. Mereka memang kehilangan wilayah, namun mereka masih memiliki angkatan bersenjata. Pasukan mereka masih tetap ada, maka ini yang menjadi masalah sangat penting.
Menurut opini “Lianghe Zaobao” terbitan Singpaura megatakan, seri terbaru dari serangan teroris yang diluncurkan “ISIS” di Irak, Turki dan negara-negara lain semua menujukkan bahwa itu terfokus pada serangan skala besar, namun serangan tersebut tidak untuk merebut kota dan wilayah.
Oleh karena itu orang-orang ini lebih harus diwaspadai tentang plotnya yang direncanakan lebih cermat dalam serangan teroris “ISIS.”
N24TV Jerman merilis sebuah komentar dengan judul “Taktik Jihadis,” dengan mengatakan “ISIS” tidak pernah melakukan serangan cepat dan besar sebelumnya, serial insiden berdarah ini semua itu hanya menunjukkan suatu “babak baru.”
Dalam pikiran jihadis ini hanya ada satu: untuk menciptakan kekacauan dan kematian di seluruh dunia, bukan hanya di Timur Tengah, tetapi juga mencakup wilayah di Afrika hingga ke Asia Timur. “ISIS” sudah menjadi salah unsur baru dari gelombang serangan teroris.
Setiap serangan yang terjadi berturut-turut dan mengejutkan ini, masing-masing memiliki ciri sendiri, menunjukkan dunia keragaman serangan teroris. Ada serangan lone wolf (perorangan), serta plot oleh pasangan yang sudah menikah.
Pengikut “ISIS” diperintahkan untuk melakukan serangan perorangan (lone wolf) di negaranya, dengan menyerukan “jika kalian tidak dapat datang ke medan perang disini, ciptakan medan perang kalian sendiri.”
Saat ini serial “serangan Ramadan” yang komprehensif menunjukkan kemampuan besar “ISIS” untuk merencanakan, membangkitkan dan melaksanakan serangan teroris di beberapa lokasi, dan masing-masing serangan tampaknya menjadi serangan “subkontrak.” Yang berarti nama-nama target dan informasi terkait dilepaskan (diumumkan terbuka) dan kemudian secara terbuka mencuci otak pengikutnya yang setia untuk melaksanakan serangan di tempat manapun, dengan metode apapun, dan menggunakan alat apapun.
TV New Delhi yang menngutip dari anggota tingkat tinggi dari “US House Permanent Select Committee on Intelligence” Adam Schiff mengatakan, “ISIS” melaksanakan serangan teroris global, itu sungguh sangat jahat, tapi itu sangat mudah teradaptasi meskipun telah kehilangan banyak wilayahnya, namun kehadiran secara global terus menerus menguat.
Dengan menggunakan cara serangan teroris tersebut terorisme membuat negara menjadi terteror sangat besar. Sehingga negara bersangkutaan harus mengeluarkan sejumlah besar sumber daya manusia, fisil, dan fiskal untuk menghadapai situasi ini.
Dan memang itulah terorisme. Yang sering membuat beberapa tuntutan politik untuk menarik beberapa ekstrimis dan teroris untuk berpartisipasi dalam kegiatan utama perilaku teroris. Sehingga sangat sulit untuk dikatakan bahwa mereka memfokuskan kegiatan terrrois di suatu daerah atau negara karena mereka menderita beberapa kekalahan di medan perang tradisional.