Sejauh yang diketahui, ada lebih dari 40 negara yang secara jelas telah menyatakan dukungannya atas sikap Tiongkok terhadap kasus arbitrase LTS, pendukung ini termasuk negara-negara ASEAN dan negara-negara di luar kawasan.
Lourdes Palacios, Central Komite Anggota Parabundo Marie Front Nasional mengatakan, “Kami percaya bahwa Tiongkok telah memilih jalan yang benar. Kami berharap negara-negara yang telibat dapat terus menggunakan beberapa metode untuk terus memecahkan masalah.”
Selama kunjungan Presiden Rusia, Vladimir Putin ke Tiongkok, pada 25 Juni 2016, Tiongkok dan Rusia menandatangani pernyataan mempromosikan hukum internasional.
Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Tiongkok dan Rusia bertanggung jawab untuk menjaga dan mempromosikan hukum internasional. Dalam pernyataan mereka mengenai mempertahankan hukum internasional, Tiongkok dan Rusia benar-benar menyinggung hal ini, bahwa mereka yang menyalahgunakan representsi hukum internasional.
Penyalahgunaan hukum internasioanl benar-benar tidak menghargai hukum ini. Tiongkok menyatakan sikapnya dengan jelas. Tidak ada negara yang senang atas pemotongan hukum internsional ini, apalagi dikenakan kepada Tiongkok, kemudian menempatkan ini kepada Tiongkok harus menerima hukum ini. Tiongkok menegaskan bahwa ini jelas telah melanggar prinsip-prinsip paling dasar dari hukum internasional.
Maka dari itu Tiongkok menunjukkan sikap menolak terhadap perilaku semacam ini yang dianggapnya mendistrosi semangat hukum dan menyalahgunakan proses hukum. Keberatan tidak hanya kerena penyalahgunaan ini berkaitan dengan kerusakan nyata terhadap kedaulatan Tiongkok, juga karena menyalahgunaan hukum internasioanl ini akan menyebabkan kerusakan tantanan hukum internasional.
Presiden baru Filipina Rodrigo Duterte ketika membahas sengketa LTS antara Tiongkok dan Filipina pada 30 Juni, 2016, mengatakan “Filipina tidak ingin menyatakan perang terhadap siapapun. Saya akan bahagia selama resolusi damai dapat dicapai melalui negosiasi.” Menlu Filipina yang baru—Perfecto Yasay juga mengatakan bahwa Filipna tidak akan menjadi seperti advokat pemerintah negara tertentu lainnya, dan membuat pernyataan militan atau keras tentang keputusan arbitrase.
Tiongkok menyatakan menyelesaikan sengketa melalui resolusi damai adalah sikap dasar Tiongkok yang selalu diserukan. Sehingga mereka menyatakan negosiasi diplomatik akan selalu terbuka. Kita semua mengharapkan sengketa LTS ini bisa diselesai dengan damai, untuk kedamaian dan ketentraman serta kesejahteraan rakyat di kawasan ini.
Solusi harus disesuaikan dengan situasi mereka, kita semua yang cinta damai mengharapkan Tiongkok dan Filipina bisa berkonsultasi ramah dan negosiasi damai seperti pepatah orang Tionghoa yang mengatakan : “Semua masalah akan baik-baik saja ketika keluarga harmonis / all matter are fine when a family is harmonious ((家和万事兴).”
Negara-negara di sekitar LTS juga seperti keluarga, hanya melalui berbaikan sebagai tetangga yang ramah barulah pembangunan nasional sesuai dengan kepentingan dari negara kita sendiri bisa terwujud.